-15-

3.3K 295 22
                                    


Dari awal hingga akhir, Raja tidak memperhatikan Claude De Alger Obelia sama sekali. Setelah melihat Athanasius memejamkan mata dan tidak bergerak dengan darah menggenang, Sang Raja memberi perintah untuk membawa Athanasius ke istana untuk di sembuhkan. Tanpa melihat Athanasia dan Claude, atau para pelayan istana Pangeran kedua.

Athanasia masih berdiri diam di dekat pohon, matahari telah terbenam. Tapi gadis itu tidak beranjak sekalipun, sudah beberapa saat setelah Athanasius dibawa pergi. Hanya meninggalkan genangan darah diatas rumput, Athanasia menatap seluruh tubuhnya dengan gemetar.

Rantai itu hilang, setelah Athanasius dibawa pergi beberapa saat yang lalu rantai itu telah hilang. Tapi tidak ada cara lain, Athanasius telah mengorbankan dirinya dan Athanasia hanya bisa menerimanya tanpa membantu apa-apa.

"Athi..." bisik Claude muda, masih ada ketakutan di matanya. Tapi dia masih berusaha memegang tangan kanan Athanasia dengan erat, membuat gadis itu tersentak dan menoleh ke arah Claude.

Tanpa sadar memberi pandangan sebal padanya, sesuatu yang selalu diberikan oleh orang lain ketika menatap Claude. Rasa muak dan kesal pada benda tidak berguna.

Claude menatapnya dengan gemetar, iris biru keristalnya membulat tidak percaya. Hatinya dipenuhi ketakutan seperti badai yang datang tiba-tiba, sesuatu berbisik di dalam hatinya bahwa Athi akan menganggapnya tidak berguna.

Athanasia menghempaskan tangan Claude ke udara, menatap Claude dengan rasa kesal dan muak.

Athanasia tidak terbiasa dengan ini, Claude yang lemah tanpa kekuasaan. Claude yang tidak bisa melindungi orang yang dia sayangi, Claude yang tidak memiliki keberanian.

Iris biru keristal Athanasia dipenuhi oleh air mata, Athanasia melangkah ke belakang untuk menjauh dari Claude muda dengan sedikit isakan.

"Kau sama saja!"

Air mata Athanasia jatuh, Claude menatapnya dengan panik dan ketakutan. Claude muda takut ditinggalkan, dia hanya memiliki Athanasia di hidupnya. Claude tidak bisa lagi membayangkan dunia tanpanya.

Claude muda berusaha menggapai tangan Athanasia, membuat gadis itu melangkah mundur sekali lagi sambil menggeleng.

"Sejak awal--kamu bukan Claude yang aku kenal."

Setelah mengatakan itu, Athanasia berlari meninggalkan Claude tanpa meliriknya sekalipun. Meninggalkan Claude yang berdiri mematung, hatinya kembali hancur. Claude muda memang monster, dia berbisik lagi di hati terdalam miliknya.

• • •

Suasana salah satu ruangan di Istana Zamrud itu lenggang. Lucas menatap wajah terbaring Athanasia dengan sendu lewat iris ruby merahnya dan kerinduan hanya karena dia hanya bisa menjaga gadis itu dari jauh sejak dulu, sebelum dia mengkhianati Athanasia De Alger Obelia.

Lucas memakai setelan seperti pengawal istana, Felix Rovein yang berdiri di samping Claude De Alger Obelia yang memasang raut wajah dingin dan khawatir, di belakang Lucas

Lucas menaruh tangannya di atas dahi Athanadia yang terbaring di ranjang dengan dirinya yang berposisi berlutut ke lantai. Penyihir itu memeriksa suhu tubuh dan aliran energi sihir milik Sang Putri. Wajah Lucas memucat, ini lebih parah dari saat Athi pingsan saat muda.
Mananya benar-benar kacau, lebih kacau dari yang dulu.

"Ini--"
Lucas meneguk ludahnya sendiri, berusaha menampar diri dari fakta yang akan ia katakan terkait Sang Putri. Lucas berkata dengan nada gemetaran kemudian."Aku.."

"Tidak bisa." lanjutnya lagi, Lucas memejamkan mata. Mengutuk dirinya sendiri karena keadaan Athanasia yang terlalu parah.

Claude menatap cemas dan hampir marah ketika mengetahui bahwa penyihir menara itu tidak bisa menyembuhkan anaknya yang telah pingsan sekian lamanya. Felix rovein yang menatapnya dengan berkaca-kaca dan Lilian yang menangis terisak di sampingnya, Lucas menatap dengan tatapan yang sama.

Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang