-17-

3K 287 13
                                    

Ruangan dengan banyak sekali benda-benda antik dan suasana yang suram menghantui keduanya, Athanasia dan Claude muda.

Athi baru saja kembali ke Istana Claude, dan hanya ingin berbicara dengan Claude sendirian. Tanpa siapapun, dan mereka sudah berada di dalam ruangan yang tertutup, dengan gorden yang menutupi jendela.

Athanasia terdiam sejenak, duduk di atas sofa dengan tidak nyaman.

"Apakah kau disihir juga?" tanya gadis itu, dengan mata yang sembab, dia bertanya dengan canggung.

Sedangkan Claude masih menundukkan kepalanya dengan bingung. Claude mengangkat kepala, menatap Athanasia dengan tidak mengerti. Mengapa gadis itu tiba-tiba berbicara tentang sihir.

"Apa maksudmu?" tanya Claude, menatap Athanasia dengan bingung dari seberang sofa lainnya.

Athi melebarkan kedua matanya, terkejut karena ketidaktahuan Claude akan sihir Athanasius yang berarti bahwa Athanasius benar, Claude tidak disihir. Athi mengepalkan kedua tangan, iris biru keristal lembut itu dipenuhi kecurigaan yang tidak terbendung.

Nyatanya Claude tidak disihir oleh Athanasius. Dan dia tidak menyelamatkan kakaknya sendiri dari keadaan sekarat.

Itu tidak masuk akal, pikir Athi dengan sedih.

"Jadi--"

Athi memandang Claude dengan kecewa saat mereka berdua duduk di ruangan penerima tamu istana Claude muda yang hening.

Athi bertanya pada Claude, dengan sedih dan kecewa. "Kau tidak ingin menolong Athastasius?"

Suara Athi penuh kekecewaan, sekali lagi Claude sudah mengecewakannya berulang kali. Bahkan jika mereka bukan orang yang sama, tapi jiwa mereka mungkin satu.

"Dia--"

Claude memalingkan wajah, mengalihkan rasa bersalah di hatinya dengan egois.

"Bisa menyelamatkan dirinya sendiri."

Athanasia De Alger Obelia tidak bisa menahan rasa marahnya lagi, pertama dirinya yang disakiti dan kedua Athanasius yang tidak bersalah sama sekali.

"Kau mengkhianatinya!"

Athnastasia berteriak dengan air mata yang mengalir deras dari iris biru keristal penuh amarah. Claude di hadapannya hanya diam tak bergeming dan memasang raut wajah terkejut setelah melihat wajah Athi kembali.

"Dia kakakmu!"

Athnastasia kembali berteriak dengan amarah. Mungkin dia tahu bahwa Athanasius melakukan hal itu--mendekati adiknya--demi bertahan hidup. Tapi dia melihat iris kasih sayang itu di dalamnya, dia tahu bahwa Athanasius menyayangi Claude sebagai saudara. Dia tahu itu, tapi mengapa Claude juga mengecewakannya?

"Athi--"

Claude berkata dengan khawatir dan iris menyesal sekaligus berkaca-kaca.  Dia dengan tubuh bergetar berusaha untuk menggapai tubuh Athanasia yang terhalangi oleh meja.

"Kau sama saja!" teriak gadis itu.

Iris Athanasia menjadi sembab dan menatap Claude penuh kebencian, sama seperti menatap Claude di masa depan. Athanasia memandangnya seperti sampah yang bahkan tidak layak ada di dunia. Sama seperti semua orang.

"Aku membencimu!"

Tangan kanan Claude ditepis oleh Athanasia dengan kasar sambil menangis keras. Claude terdiam, dia juga ikut berkaca-kaca karena menyesal membuat kedua orang yang ia sayangi menjadi begitu membencinya.

"Papa!"

Tunggu.

Claude menatap Athanasia terkejut dam bingung saat gadis muda yang ia cintai itu malah menyebut kata 'papa' di banding namanya seperti biasa. Claude membuka mulut untuk bertanya dengan iris biru keristal penuh air mata.

Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang