Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]

- 23 {Season 2} -

Penyihir. Lucas membenci sebutan itu, apalagi bila yang menyebutnya adalah manusia tak tahu malu seperti Izekiel yang menyembunyikan kebusukan yang tak terhingga di dalam dirinya, berpura-pura sebagai orang suci yang tidak pernah berbuat buruk dalam hidupnya. Padahal dia tidak lebih buruk dari keluarga dan manusia yang mengucilkannya ketika Lucas masih muda.

Langit biru dengan awan yang bergerak pelan menuju utara diikuti oleh ratusan burung terlihat seperti pemandangan alam yang sangat indah yang bisa menarik orang-orang. Tetapi sayangnya keindahan seperti itu tidak bisa menyembunyikan permusuhan antara sang penyihir dan sang bangsawan yang mulia, Izekiel Alphaeus.

Lucas mengangkat sudut kanan bibirnya, membuat senyum mengejek pada sang bangsawan."Kau adalah manusia tersombong yang pernah kulihat."

Izekiel tertawa pelan, dia tidak akan berusaha menampik fakta itu. Iris emas yang membuat para gadis tertarik itu menatap Lucas, dengan penuh kesombongan dan tanpa belas kasih. Seperti menatap hewan peliharaan yang tidak dia sukai.

"Kalau begitu, coba bunuh aku."

Lucas mengepalkan kedua tangannya. Tidak ada yang tahu melebihi dirinya betapa dia menginginkan Izekiel bernasib sama dengan Jennette, putri bodoh yang menerima hukuman mati di tengah-tengah lapangan kerajaan Obelia. Namun Lucas tahu bahwa Membunuh Izekiel akan membuatnya berada di tepi jurang, bukannya Lucas tidak bisa mengalahkan Izekiel. Tapi kecerdikan Duke muda Alphaeus itu yang membuatnya waspada.

Jika dia membunuh Izekiel. Lucas tahu bahwa Duke Alphaeus muda itu tidak akan membuatnya tenang bahkan setelah kematiannya. Lucas telah mengenal pemikiran sang Duke Alphaeus muda yang akan selalu membuat rencana lain dan Lucas memiliki firasat bahwa rencana kedua yang akan berjalan setelah dia membunuh Izekiel adalah sebuah rencana licik yang akan membongkarkan kelakuannya di masa lalu sebagai orang yang mengkhianati Athanasia De Alger Obelia. Lucas tahu bahwa jika Izekiel meninggal, dia akan membawanya ke kematian bersamanya, tidak akan pernah membiarkannya tenang. Mungkin Izekiel menyiapkan sesuatu yang akan terjadi jika dia tewas atau mungkin menggunakan teknik sihir dimana Athanasia akan mengembalikan ingatannya jika Duke muda Alphaeus itu tewas di tangannya.

Lucas tahu bahwa sihir seperti itu tidak mungkin ada, dan dia adalah penyihir terkuat di benua. Tapi orang seperti Izekiel, dengan segala kerumitan dan kegelapan yang ada di dalam hatinya selalu berhasil memiliki jalan keluar. Lucas percaya pada insting penyihirnya, bahwa membunuh Izekiel akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Dia tidak bisa membunuhnya, sama seperti dia tidak bisa membunuh Raja Obelia yang bodoh. Mereka bertiga terikat dalam simpul rumit yang tak bisa dipatahkan.

Dia ingin membuat Izekiel menghilang dari pandangan sang putri, tapi sayangnya untuk yang kesekian kalinya Lucas tidak berhasil menahan sang Duke Alphaeus muda. Membuat Izekiel menghilang secara tiba-tiba akan membuat sang putri kebingungan, apalagi setelah penyihir bermata merah itu membunuh salah satu pelayan sang putri, Lillian.

"Kau membuat pengawalku terluka hanya untuk pembicaraan bodoh ini?" Izekiel menatap Lucas dengan penuh kebencian, "Jika hanya untuk ini, datanglah ke tempat tinggalku penyihir, manusia sepertiku untungnya masih memiliki tata krama untuk mengajakmu berbicara dengan damai."

Jubah hitam Lucas berkibar tertiup angin, iris kemerahan layaknya darah menatap Izekiel dengan penuh intimidasi dan kemarahan.

"Izekiel."

Menahan kemarahan yang ada di hatinya, Lucas mengigit bibir bawahnya hingga meneteskan darah. Dia benci tidak bisa membunuh sang bangsawan muda yang tak tahu malu ini.

"Akan kupastikan, setelah masalah ini selesai...Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri."

Angin lembut mengelilingi sang penyihir berambut hitam, jubah hitamnya kembali berkibar dan dengan cepat menghilang dari pandangan Izekiel, meninggalkan sang bangsawan dalam kengerian yang nyata.