- 18 { Season 2} -

3.1K 266 25
                                    

Athanasia benar-benar tidak tahu tentang pria itu. Pria muda dengan pakaian longgar yang memperlihatkan dada, raut lega kebahagiaan yang tidak terpendung dan kesedihan serta penyesalan di kedua iris yang sama seperti dirinya. Siapa dia?

Mengapa Athanasia merasa sangat bersalah saat dia bertanya pada pria muda itu tentang siapa dirinya?

Athanasia memutar otak. Pria muda, kesatria berambut merah dan seorang anak lelaki dengan rambut hitam legam, semua itu benar-benar tidak ada di kenangannya.

Athanasia pikir bahwa mereka mengira dirinya adalah orang lain, namun Lilian yang adalah seorang yang sangat Athi kenali ada disana, dan yang berarti bahwa ini adalah dirinya.

Athanasia memejamkan mata di atas tempat tidur dan ruangan yang kosong seraya mengangkat kedua tangannya dan menatapnya dengan bingung.

Hatinya berbisik, siapa mereka Tepatnya--siapa pria muda dengan pakaian longgar itu? Juga kesatria berambut merah dan seorang anak muda sesusianya yang berambut hitam?

• • • • •

"Siapa--"

Suara Claude tertelan oleh tenggorokannya sendiri saat jantungnya berdetak kencang ketakutan. Claude mempererat ikatan yang seakan-akan bisa mengembalikan ingatan Athanasia , Claude bertanya dengan lirih saat wajah rapuh dan sakit itu terpatri di wajahnya sendiri.

"Athi---tidak mengenali Papa?"

Suaranya tertelan seakan ada yang menahan di setiap katanya, jantungnya berdetak kencang tepat di kata terakhir yang lebih seperti bisikan, Athanasia muda yang terbaring tidak bisa mendengarnya.

"Maaf?"

Athanasia memiringkan kepalanya di atas bantal empuk dengan kaku, menatap sang Raja Obelia yang membulatkan matanya tak percaya. Felix Rovein dan Lucas mengeluarkan suara terkesiap.

"Tidak." Kata Claude, dia kembali menangis dan memejamkan mata seraya mengeratkan genggaman.

Putrinya melupakannya.

Claude menangis. Seperti anak kecil dan pecundang jika orang lain tidak tahu bahwa dia seorang Raja Kejam dari kerajaan Obelia. Claude menangis keras, dia tidak berani menatap Athanasia lagi.

Dia tidak berani menatap pembalasan dosa atas dirinya pada Athanasia dan banyak orang yang ia bunuh. Banyak wanita yang ia bunuh, tak peduli orangtuanya atau seorang anak, banyak pria yang ia bunuh tanpa peduli istri dan anaknya yang menunggu kembalinya hidup pria itu.

Inikah balasannya?

Karena sejak awal tangan Claude penuh darah dan dia tidak pantas untuk memiliki putrinya sendiri.

Tidak. Ini yang Athanasia rasakan.

Hati Claude sakit. Dia merasakan sebuah tangan ditaruh di pundak kanannya dan menyadari bahwa itu adalah pengawalnya, Felix Rovein yang juga entah sejak kapan penuh dengan air mata di wajahnya.

"Jangan menangis Yang Mulia. " kata Athanasia, seakan-akan bibirnya berkata sendiri. Semua orang terkejut dan juga Athanasia sendiri tidak percaya bahwa dia mengatakan itu padanya, pria muda yang ia bahkan tidak ia ingat dan temui.

Athanasia masih tidak percaya bahwa perkataan itu keluar dari mulutnya tanpa sengaja. Matanya yang bingung menatap Claude, dengan canggung.

Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang