- 24 {Season 2} -

432 34 5
                                    

CHAPTER 24 [SEASON 2]



-Tianne, pelanggan, dan anaknya(1)-

Izekiel Alphaeus berjalan pelan dan masuk ke kediamannya dengan perasaan aneh. Penyihir menyebalkan yang melukai para pengawalnya tanpa belas kasih membuat Izekiel mengakui apa yang tidak dia ingin akui oleh dirinya sendiri, suatu kebenaran tentang sang penyihir menara.

Lucas adalah seorang penyihir hebat, mungkin yang terhebat di benua tempat dia tinggal. Izekiel mengigit bibir, kelemahan Lucas sudah jelas di depan matanya. Itu adalah Athanasia, tapi Izekiel tidak bisa melukai gadis itu sedikitpun.

Izekiel harus menyingkirkan Lucas dengan cara lain, secara diam-diam tanpa menarik perhatian siapapun. Tapi itu bukanlah hal yang mudah. Dia membutuhkan orang yang lebih kuat dari Lucas, dan orang itu harus ada disisinya dan setia padanya. Izekiel menghela nafas dengan kasar, menatap para pelayan yang menunduk dan tidak berani mengatakan apapun padanya. Mereka semua tidak berguna, pikirnya.

“Jangan ada yang masuk ke ruang kerja saya hari ini kecuali dia dipanggil.”

Dengan perintah itu, Izekiel dengan cepat meninggalkan para pelayan dan menaiki tangga tanpa menoleh ke belakang. Menyebabkan para pelayan menghela nafas lega karena tidak menjadi sasaran kemarahan tuan mereka.

🥀

Izekiel mendorong pintu ruang kerjanya dengan keras, menimbulkan suara nyaring yang menggema di lorong. Remaja laki-laki itu menutup pintu dan mulai berjalan ke kursinya sambil melepas jas putih dengan nuansa emas yang dipakainya dengan ekspresi datar. Izekiel duduk di atas kursinya dengan beberapa tumpukan kertas di depannya dan jas putih yang telah lepas yang juga ditaruh di atas meja besar.

Izekiel baru saja akan mengumpat. "Menyebal—“

Tubuh Izekiel membeku secara tiba-tiba, dia tidak bisa bergerak sama sekali. Jantung Duke Alphaeus muda berdebar-debar, bertanya-tanya apakah Lucas memutuskan untuk membunuhnya kali ini. Izekiel mengutuk dirinya sendiri karena menjadi lemah. Dia ingin bersama Athanasia, dia tidak bisa meninggal hari ini tanpa perlawanan apapun untuk mendapatkan gadisnya.

“Saya tidak akan menyebabkan anda meninggal hari ini Duke Alphaeus. Saya datang kesini untuk membantu anda.”

Seorang wanita dengan rambut hitam tiba-tiba muncul dan berdiri di depan meja kerja Izekiel, kedua tangannya terlipat di dadanya. Mata merahnya menatap Izekiel dengan penuh perhitungan. Jubah hitam wanita itu berkibar karena angin dari jendela yang terbuka. Izekiel selama sesaat, mengira bahwa dia telah melihat seorang iblis yang mempesona namun mematikan di saat yang sama.

“Jawablah.” Kata wanita itu.

Izekiel mencoba berbicara, dan dengan lega menemukan bahwa dia kini bisa mengendalikan seluruh tubuhnya. Izekiel bangkit dari kursinya, meninggalkan suara kursi yang jatuh dan mulai menatap wanita itu dengan waspada. Datang untuk membantunya? Tidak ada yang gratis di dunia ini, Izekiel percaya hal itu. Apa yang diinginkan wanita asing ini? Kenapa dia bisa berada disini?

“Siapa kau? Kenapa kau tiba-tiba muncul disini? Apa yang kau inginkan? Membantuku secara gratis? Jangan bercanda.” Kata Izekiel dengan dingin, berusaha untuk menghilangkan ketakutannya pada mata merah yang menatapnya dengan penuh perhitungan dan seakan-akan ingin mencabik-cabik jiwanya. Wanita itu benar-benar iblis, pikir Izekiel.

Wanita berambut hitam membentuk senyum mengejek.“Saya sudah ada disini sejak awal, tapi saya membuat anda tidak bisa melihat kehadiran saya. Dan bisakah anda tidak kasar? Seorang wanita muda pelayan memanggil saya tapi saya memutuskan untuk bertemu dengan anda. Nah, bukankah anda harusnya bersyukur?”

Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang