Seorang gadis berdiri tegap di depan kantor agensi. Kepalanya menengadah melihat betapa tingginya bangunan itu. Ia pun berjalan bagaikan model yang sedang melakukan catwalk dengan menggandeng tasnya di lengan. Kacamata hitamnya menghiasi penampilannya dan membuat gadis itu diperbincangkan oleh beberapa karyawan yang melihatnya. Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya setelah melihat seorang pria yang sedang berbincang dengan salah satu karyawan. Ia pun mendekati pria itu dan memanggilnya.
"Jaehwan oppa." Pria bernama Jaehwan itu menoleh dan gadis itu melepas kacamatanya. "Sudah lama tidak bertemu."
"Ahn Seolhye?" Gadis itu tersenyum tipis. "Kau kembali?"
Jaehwan dan gadis bernama Ahn Seolhye itu duduk di kantin sembari menikmati makan siang. Keduanya masih terdiam sejak pertemuan mereka di lobby. Sesekali Jaehwan melirik gadis itu.
"Jangan melirikku begitu, Oppa," ucap Seolhye. "Aku akan menceritakan semuanya setelah aku menyelesaikan makan siangku."
"Perlu..."
"Kau tidak perlu meneleponnya, Oppa. Aku sendiri yang akan menemuinya." Jaehwan menatapnya. "Aku akan membicarakan hal yang seharusnya sudah kulupakan sejak lama."
Jaehwan kembali ke ruangannya setelah pertemuan singkatnya dengan Seolhye. Gadis itu. Jaehwan ingat semua. Bagaimana gadis itu berkata lembut dengan wajahnya yang manis sedangkan perilakunya bisa membuat orang sakit hati yang bisa saja akan membekas seumur hidup. Bukan, bukan. Bukan Jaehwan yang mengalaminya. Pria itu hanya menjadi saksi atas kejadian tiga tahun yang lalu bersama Daejung dan Joochan. Ia pun memasuki sebuah ruangan dan duduk tanpa berbicara. Daejung yang sedang fokus dengan laptopnya menyadari kedatangan pria bersurai cokelat.
"Ada apa Jaehwan?" Jaehwan terdiam. "Jika kau ke ruangan ini tanpa Park Joochan, pasti ada yang mau kau bicarakan dan itu adalah hal yang serius." Apa yang dikatakan itu Daejung benar. Pria itu selalu datang ke ruangan ini seorang diri jika ada hal yang serius. "Jadi, ada apa? Apa ada hal yang dibicarakan?"
"Gadis itu kembali, hyung," ucap Jaehwan.
"Gadis itu? Siapa?" tanya Daejung. Ia pun mematikan laptop dan menghampiri Jaehwan.
"Ahn Seol Hye. Dia kembali."
"Apa?!" Seketika Jaehwan menutup telinganya. "Kau serius?!"
"Hyung!" Daejung tersentak dan mengusap kedua telinganya.
"Jangan berisik Na Jaehwan. Tidak ada yang boleh tahu." Jaehwan berdecak kesal. "Kau tahu darimana dia kembali?"
"Gadis itu sendiri yang datang ke sini," jawab Jaehwan. "Ia mengatakan bahwa ia ingin menemuinya secara langsung."
"Hei, Na Jaehwan." Jaehwan menoleh. "Kau tahu di rumah pria itu ada siapa?" Keduanya saling menatap dan langsung keluar ruangan. Baru saja keluar, keduanya tak sengaja menabrak Joochan yang kebetulan ingin ke ruangan itu.
"Hyung! Hati-hati!" Joochan menepuk punggung kedua kakaknya. "Apa-apaan kalian ini? Berjalan santai saja. Ingat umur kalian sudah tidak muda." Pemuda itu berdiri dan membantu Jaehwan dan Daejung berdiri. "Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kalian begitu terburu-buru? Aku baru saja ingin memberi tahu kalian tentang lagu baru." Jaehwan dan Daejung kembali saling menatap lalu mengangguk setuju. Kedua pria itu langsung menyeret Joochan. " Hei! Kalian akan membawaku kemana?!"
Kyungsoon sesekali melirik Eunyoung. Pria itu sedang asyik menonton drama china kesukaannya sambil memangku kucingnya. Sesekali Eunyoung tersenyum tipis.
"Sunbaenim." Eunyoung menoleh. "Kau tidak pergi ke kantor?"
"Aku ingin bersantai hari ini, Kyungsoon," jawab Eunyoung. "Aku memanggilmu karena aku ingin kau menemaniku di sini." Kyungsoon terdiam. "Kemarilah." Pria itu menarik gadis itu sehingga bisa duduk bersampingan lalu menidurkan kepalanya di atas pangkuan Kyungsoon. "Sebentar saja, Kyung. Aku ingin tidur di sini." Kyungsoon masih terdiam. Ia tidak bergerak sedikit pun karena tidak ingin mengganggu pria itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Sudah ketiga kalinya Joochan bertanya, namun salah satu dari kedua kakaknya tidak menjawab. Mereka fokus memandang jalanan terutama Daejung. Ia menancap gas dengan kencang. "Loh? Bukankah ini jalan menuju rumah Eunyoung hyung?"
"Memang."
"Astaga! Apa yang terjadi dengan Eunyoung hyung? Apa...."
"Berhentilah berpikir yang macam-macam, Park Joochan!" ucap Daejung sedikit keras. "Mengapa gadis itu bisa kembali?"
Kyungsoon memperhatikan wajah seniornya. Ah, pria ini tampak manis jika sedang tidur, terlebih jika dilihat sedekat ini. Wajahnya memang putih dan cantik sekali. Berkali-kali Kyungsoon mengatakan iri dalam hatinya. Ia pun memberanikan diri untuk mengusap kepala Eunyoung dengan lembut. Tampaknya pria ini kelelahan setelah bekerja tanpa henti untuk sebuah lagu. Gadis itu juga mematikan televisi agar Eunyoung tidur lebih nyenyak tanpa gangguan. Tiba-tiba ponsel Kyungsoon berbunyi. Tertulis di layarnya 'Jaehwan Sunbaenim'. Ia pun mengangkatnya perlahan.
"Halo, Sunbaenim. Ada apa?"
"Kau sedang ada dimana? Masih di rumah Eunyoung hyung?"
"Iya, aku masih di sini. Maaf aku harus mengecilkan suaraku karena Eunyoung Sunbaenim sedang tidur."
"Tidak apa, Kyung. Biarkan ia tidur. Kyungsoon, dengarkan aku baik-baik. Jika ada yang membunyikan bel rumah Eunyoung, jangan kau buka. Jangan pernah. Mengerti?"
"Tapi, memangnya ada apa?"
"Ikuti saja ucapanku, Kyungsoon. Ini demi Eunyoung hyung. Aku tidak mau ia melihat masa lalunya."
"Aku tidak mengerti, Sunbaenim. Masa lalu? Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Intinya, kau jangan buka pintu jika ada yang menekan bel. Aku akan tiba sebentar lagi." Tut! Tut! Tut! Pembicaraan berakhir karena Jaehwan menutup teleponnya. Kyungsoon masih tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Jaehwan. Masa lalu Eunyoung? Apa maksudnya? Tiba-tiba bel rumah berbunyi menandakan ada seseorang yang ingin bertamu. Kyungsoon sangat penasaran ingin melihat orang itu namun, Jaehwan memintanya untuk tidak membukakannya. Terlebih lagi karena Eunyoung sedang tidur di pangkuannya dan membuatnya harus tetap duduk di sofa. Ting! Orang itu kembali membunyikan bel rumah. Mendengar sebuah suara, Eunyoung terbangun.
"Siapa yang bertamu?" tanya Eunyoung dengan nada yang masih mengantuk. Ia pun bangun dan duduk namun kepalanya ia sandarkan di bahu Kyungsoon. Ting! "Aish! Berisik sekali! Aku sedang tidak ingin menerima tamu!"
"Sunbaenim!" Kyungsoon menahan lengan Eunyoung. "Tidak usah dibuka." Eunyoung mendelik. "Kau bilang kau tidak mau menerima tamu. Sebaiknya kau tidak membukakan pintunya."
"Tapi, Kyung, dia sangat mengganggu. Dia membunyikan bel beberapa kali. Dia harus diperingatkan!" Eunyoung bangkit dan membukakan pintu. "Hei! Kuperingatkan padamu jangan membunyikan bel rumahku la..." Ucapannya terputus setelah ia melihat seseorang yang datang ke rumahnya. "Kau?"
"Oppa, apa kabar?" sapa gadis bernama Ahn Seol Hye.
"Sunbaenim, siapa yang..."
"Siapa dia?" tanya Seolhye. Gadis itu menatap Kyungsoon. Eunyoung terdiam. "Jawab aku, siapa dia?"
"Hyung!" Ketiganya menoleh. Dilihatnya Daejung, Jaehwan, dan Joochan lari menghampiri mereka. Joochan menarik Seolhye dan memojokkannya ke tembok.
"Untuk apa kau kembali, Ahn Seol Hye?! Apa kau ingin membuat hyungku menderita lagi?! Kau mau lihat hyungku frustasi?!"
"Park Joochan! Tenangkan dirimu!" teriak Daejung. Ia melepas tangan Joochan dari pundak gadis itu.
"Aku tidak akan melupakan kejadian itu, Hyung. Tidak akan pernah." Sementara itu, Eunyoung masih terdiam. Tangannya menggenggam erat tangan Kyungsoon seolah tak mau ia lepas.
"Jangan takut, Kyungsoon. Tetaplah di sini."
.
.
.
.
.Hollaaaaa! Akhirnya aku up chapter terbaru dari Narcissus! Yeayyyy! 🎉🎉🎊🎊 Oke! Cukup selebrasinya. Untuk chapter selanjutnya akan khusus membahas kejadian yang dimaksudkan Joochan. Kira-kira ada kejadian apa ya diantara Ahn Seol Hye dengan empat sekawan itu? Nantikan chapter selanjutnya yaaaa....

KAMU SEDANG MEMBACA
Narcissus
FanfictionMemiliki kehidupan sebagai selebritis tak ayal banyak sekali orang yang ingin tahu kehidupannya. Jung Eunyoung adalah artis yang sangat percaya diri. Tampil di berbagai acara televisi membuatnya dikenal banyak orang. Namun, tahukah kamu dibalik kehi...