Chapter 17

69 7 0
                                    

Gyuri menatap Heechul tanpa disadari air matanya jatuh begitu saja. Ingin sekali ia memeluk erat pria yang tertidur di sampingnya.

"Mengapa aku begitu emosional malam ini?" isaknya. Heechul membuka matanya perlahan dan melihat Gyuri menangis.

"Gyuri..." Heechul tersenyum tipis. "Aku mencari wanita yang benar-benar tulus. Aku tidak berharap bisa memiliki wanita seperti Sohee atau semacamnya. Selama wanita itu baik untukku, mengapa tidak? Jangan menangis lagi. Aku tidak mau melihatmu sedih." Heechul mendekatkan wajahnya lalu mencium kening gadis itu dan menariknya ke dalam dekapannya. "Sekarang tidur ya. Aku tidak mau kau sakit karena kurang tidur. Mau kunyanyikan satu lagu?" Gyuri mengangguk pelan. "Baiklah, sekarang pejamkan matamu dan aku akan menyanyikan lagu untukmu."

"Heechul-ssi, kamu sudah dijadwalkan untuk pulang dan menjalani rawat inap esok hari. Silahkan diurus administrasinya dan hari ini adalah hari terakhir anda dirawat." Heechul tersenyum lega.  Akhirnya ia bisa merasakan udara bebas lagi setelah hampir empat hari terkurung di rumah sakit.

"Hmm, boleh tunggu manajer saya dulu? Dia yang akan mengurus administrasinya," ucap Heechul. Perawat itu mengangguk. "Terima kasih."

"Siapa yang datang?" tanya Gyuri. Gadis itu baru saja menyelesaikan ritual mandinya dengan rambut yang masih dibalut oleh sehelai handuk.

"Ah, itu. Perawat datang ke sini. Dia bilang aku sudah bisa pulang besok.  Hari ini adalah hari terakhir aku dirawat. Tadi ia juga melepas infusku," ujar Heechul. Ia memperlihatkan tangan mulusnya yang tidak tertancap jarum infus lagi.  "Ah, iya. Gyuri, bisakah kau mengurus administrasi untukku? Perawat itu bilang harus diurus sekarang."

"Baiklah, aku akan mengurusnya," ucap Gyuri. Ia langsung melepas handuk yang menutupi rambutnya dan bergegas keluar.

"Gyuri." Gyuri menoleh. "Keringkan dulu rambutmu." Heechul mengeluarkan sebuah pengering rambut dari laci. Dengan tangan yang tidak diinfus lagi, ia menjadi leluasa bergerak. Heechul menarik gadis itu hingga saling berhadapan dan mulai mengeringkan rambut Gyuri. "Seorang gadis itu harus rapi meskipun keluar hanya untuk mengurus administrasi." Tak lupa, Heechul juga menyisir rambut Gyuri dan memberi hiasan sedikit dengan jepit rambut. "Sora tidak sengaja meninggalkan jepit rambutnya. Jadi, kupakaikan saja di rambutmu dan kau semakin cantik." Blush! Gyuri yakin saat ini wajahnya pasti memerah karena malu. "Aigoo, ada yang malu-malu rupanya." Tak menaggapinya lagi, Gyuri segera keluar kamar menuju meja administrasi. Heechul menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gyuri. "Gadis yang imut."

"Terima kasih." Perawat itu memberi tanda bukti bahwa Gyuri sudah melakukan biaya administrasi. Gyuri segera menyimpannya di saku celananya dan mendapati Donghae yang kebetulan sedang berjalan ke ruang rawat Heechul. "Sunbaenim!" Donghae menoleh dan melihat Gyuri lari menghampirinya. "Kau datang?"

"Bukankah sudah kukatakan kalau aku akan datang kembali ke sini," ucap Donghae. "Kau sedang apa tadi?"

"Ah, tadi aku baru saja menyelesaikan biaya administrasi. Heechul Sunbaenim sudah diperbolehkan pulang esok hari," jawab Gyuri.

"Begitukah?" Gyuri mengangguk. "Kalau begitu aku akan menjemputmu dan Heechul Hyung besok. Oh ya, ini. Aku bawakan bekal untukmu dan Heechul Hyung." Donghae menyerahkan sebuah rantang makanan pada Gyuri. "Ayo."

"Donghae Oppa!" Donghae menoleh ke belakang dan membulatkan matanya saat melihat orang yang memanggilnya. "Hai, oppa. Dan kau?" Gadis itu memperhatikan Gyuri. "Bukankah kau manajer Heechul Oppa? Sedang apa kau di sini?"

"A... Aku..."

"Gyuri sedang kurang sehat, Seolhye. Jadi, aku menemaninya ke rumah sakit dan baru saja menyelesaikan urusan administrasi," potong Donghae. Gyuri menatap Donghae. "Kau sendiri sedang apa?"

NarcissusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang