My Boss
Chapter 3: Suatu Keanehan di Kantor Baru
.
.
.Jeon Taeyong, asisten pribadi dari Presdir Nam sesekali tersenyum menanggapi setiap pertanyaan Nara. Perempuan muda itu ingin sekali tahu banyak tentang perusahaan tempat dia akan bekerja nanti, karena Imo selalu bilang pada Nara. Kenali tempat dimana pun kamu berada, maka kamu akan bisa beradaptasi dengan baik.
Dan yah, Nara sedikit percaya perkataan Imo. Bagi Nara, beradaptasi bukan hanya soal menyamankan atau membiasakan diri dengan lingkungan baru, tapi juga tentang mengenali bagaimana lingkungan baru itu bekerja. Seperti suasana di tempat baru yang diisi oleh beberapa orang, pasti dari beberapa orang itu ada saja yang memiliki sifat sensitif, mudah marah, emosian, dan segala macamnya. Nah, hal itu lah yang membuat Nara ingin mengenal lebih dulu lingkungan baru dimana dia akan bekerja.
"Oh! Aku lupa memberitahumu sesuatu." Taeyong menghentikan langkahnya, menjetikan kedua jari di depan wajah.
"Memberitahu apa?"
Taeyong mencoba melihat Nara tepat di kedua mata sebelum melanjutkan kalimatnya, lantas memutus pandangan mereka lima detik berikutnya. "Emm, begini. Aku hanya ingin bilang kalau kamu adalah sekretaris Presdir Nam yang pertama. Sebelumnya dia tidak pernah punya sekretaris karena baginya peranku saja sudah cukup, jadi aku agak sedikit kaget pas lihat kamu di dalam ruang Presdir tadi."
Nara mengernyit, sedikit bingung dengan maksud yang ingin Taeyong sampaikan. Menurut Nara, perkenalan seisi perusahaan ini tidak ada hubungannya dengan berita Nara adalah sekretaris pertama, tapi kalau Taeyong pikir hal itu memang penting dan harus disampaikan ke Nara sih, ya Nara merasa sah-sah saja.
"Maaf membuatmu kaget saat di ruang Presdir tadi. Aku sempat memelototimu kan?" Taeyong tertawa canggung setelah mengeluarkan pertanyaan yang sangat tidak berhubungan dengan pengenalan kantor.
"Ahh, tidak apa sunbae. Aku juga sedikit kaget tadi pas sunbae masuk." Nara tersenyum kikuk, sedikit tidak nyaman dengan obrolan yang menciptakan suasana canggung luar biasa ini.
"O-oke." Taeyong mengangguk, berniat melanjutkan jalan lagi sampai dia teringat sesuatu. "Emm.. kamu tidak usah memanggilku sunbae, panggil saja Asisten Jeon atau Taeyong-ssi. Aku merasa agak canggung kalau dipanggil begitu."
"Oh! Joeseonghamnida." Nara membungkukan kepala sedikit, dia berpikir sudah melakukan hal salah dengan memanggil Taeyong dengan sebutan sunbae.
"Tidak apa Nara, tidak perlu meminta maaf. Aku hanya menyampaikan pendapatku. Dan juga, tolong jangan terlalu formal padaku. Anggap saja aku ini temanmu." Taeyong berusaha tersenyum lebar di tengah suasana canggung yang ada.
Nara mengangguk pelan, menyetujui ucapan Taeyong dengan cepat karena tidak ingin berlama-lama berada di posisi tak mengenakan.
"Nah, sekarang kita lanjut perkenalan ke semua divisi di kantor." Taeyong menekan tombol lift, tidak terasa mereka tadi sudah melewati koridor lantai bawah setelah memperkenalkan bagian dasar kantor, yaitu lobi.
Kini Taeyong membawa Nara memasuki lift menuju lantai 10, entah apa yang ada di lantai itu, Nara hanya akan tahu saat pintu lift nanti terbuka dan menampakan pemandangan koridor panjang dengan dinding kaca sampai ujung.
Ting.
Lift berdenting ketika sampai di lantai yang Nara dan Taeyong tuju. Pintu lift terbuka, menampakkan koridor panjang dengan dinding kaca sepanjang seratus meter. Di balik dinding kaca terdapat beberapa ruang yang dibagi lagi dengan sekat kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss | JJH ✔
Fanfiction[Sebagian part dihapus untuk kepentingan terbit] Jeon Nara hanyalah seorang anak yatim yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di panti asuhan. Bersyukur ia cukup pintar hingga bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah sarjana dan bisa lulus...