My Boss
Chapter 23: Mencoba Menerima
.
.
.
Jaehyun bangun setelah pingsan kurang lebih sekitar satu jam. Ketika membuka mata dia tidak mendapati siapapun di sampingnya.
"Sshh." Jaehyun memegang kepala yang terasa pusing, pandangannya sedikit buram. Perlahan dia duduk di sofa tempatnya pingsan.
Jaehyun menghela napas, menyadari ruangannya kosong. "Kenapa mereka tidak peduli padaku sih." Jaehyun menapakan kaki ke lantai, matanya lalu menangkap secangkir teh di atas meja.
Jaehyun mengernyit, baru sadar ada teh di sana. "Siapa yang bikin nih?" Tangan Jaehyun terulur, memegang gelas teh. Tidak ada rasa panas atau hangat di telapak tangannya, itu berarti teh ini sudah dingin. Entah kapan teh ini dibuat.
Jaehyun mengambil teh itu, meminumnya untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering. Selesai minum, dia menaruh cangkir ke meja, tangannya meraih ponsel, membuka aplikasi yang bisa menghubungkannya dengan Lyly, AI di perusahaan Jaehyun.
"Lyly, tolong panggilkan sekretarisku." Jaehyun berbicara ke sistem AI yang terhubung di ponsel.
Sosok anak kecil yang menjadi visual AI di perusahaan Jaehyun menuruti perintah pemiliknya. "Perintah disetujui."
Jaehyun menaruh ponselnya kembali ke meja, menunggu kedatangan Nara yang entah akan datang atau tidak. Jaehyun sih berpikir Nara tidak akan datang, hanya saja tidak ada salahnya kan berharap pada sesuatu. Siapa tahu harapan itu terwujud.
Cklek.
Pintu ruangan Jaehyun terbuka. Di dalam hati Jaehyun sudah berpikir pesimis, menurutnya yang datang itu bukan Nara. Bisa saja Taeyong berada di depan ruangannya dan mendengar Lyly meminta Nara masuk ke ruang Jaehyun, jadi Taeyong menggantikan Nara bertemu Jaehyun.
Jaehyun masih tidak ingin melihat siapa yang datang itu, dia terlalu takut pada kenyataan bahwa Nara masih tidak mau menemuinya.
"Pak Jaehyun."
Mata Jaehyun melebar, dia hapal betul suara yang baru saja memanggilnya. Bukan suara Taeyong, apalagi Jiho, tapi suara Nara.
Tiba-tiba saja rasa gugup datang menghampiri Jaehyun, Jaehyun bingung harus melakukan apa, sampai akhirnya dia memilih mengambil teh dan meminumnya lagi.
"Uhuk uhuk." Jaehyun tersedak teh yang diminum karena ida meminumnya terburu-buru.
Bisa Jaehyun dengar langkah kaki terburu-buru menghampirinya, berikutnya dia merasa ada tangan menepuk punggungnya pelan. "Pak Jaehyun nggak apa-apa?" Nada khawatir terdengar jelas dari kalimat Nara.
Jaehyun mencoba tidak batuk lagi agar bisa berbicara. Berdehem beberapa kali, Jaehyun memperbaiki posisi duduk supaya bisa melihat Nara.
"Nara," panggil Jaehyun.
Nara menarik tangannya dari punggung Jaehyun. "Bapak ada perlu apa memanggil saya?"
Jaehyun menggeleng, menggapai tangan Nara, lantas menarik Nara duduk di sampingnya. Entah kenapa Nara hanya menurut, Nara tidak banyak menolak permintaan Jaehyun dan itu cukup aneh.
"Nara, bisa temani saya di sini sebentar?"
Tidak ada jawaban dari Nara, tapi gadis itu tetap duduk diam di samping Jaehyun.
Jaehyun menganggap hal itu sebagai jawaban iya, jadi Jaehyun menyamankan posisi duduknya, menyenderkan punggung ke sofa. Mata Jaehyun terpejam sedangkan tangannya menggenggam tangan Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss | JJH ✔
Fanfikce[Sebagian part dihapus untuk kepentingan terbit] Jeon Nara hanyalah seorang anak yatim yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di panti asuhan. Bersyukur ia cukup pintar hingga bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah sarjana dan bisa lulus...