My Boss
Chapter 04: Sikap yang Berubah-ubah
.
.
.
Malam hari, Nara sudah berada di kamarnya. Sebuah kamar kecil ukuran 2×4 meter. Nara seringkali menghabiskan waktu di kamar sebelum bekerja, dia jarang keluar panti kalau bukan untuk mencari kerja dan membantu Imo. Tapi mulai hari ini, Nara akan sangat merindukan suasana tenang di kamar karena dia sudah harus bekerja dari pagi sampai sore.
Nara menuliskan beberapa kalimat di dalam buku catatan miliknya, mencatat apa saja tugasnya di kantor, apa yang harus dia kerjakan setiap hari, dan lain-lain. Nara itu orangnya pelupa, jadi dia harus mencatat semua hal yang akan dia lakukan kalau tidak ingin melupakannya.
Sedang asik menulis, tiba-tiba pintu kamar Nara terbuka. Imo masuk ke dalam kamar Nara dengan sebuah nampan berisi sup ayam dan teh hangat. Imo menyiapkan makanan khusus untuk Nara yang baru pertama kali masuk kerja.
"Nara, sedang apa?" Imo menaruh nampan di atas meja, sedikit melirik ke dalam buku catatan Nara.
"Menulis tugas. Aku takut lupa apa saja yang aku kerjakan di kantor, jadi aku menulisnya."
"Kamu ini Na, selalu saja begitu."
Nara tertawa kecil. "Ya makanya aku buat daftar ini."
Imo menggelengkan kepala akan tingkah Nara. "Makan dulu supnya, Imo udah buatin susah-susah loh."
Nara mengangguk. "Makasih Imo."
"Sama-sama." Imo mendudukan tubuhnya di tepi kasur Nara, memperhatikan Nara yang menyantap sup buatan tangannya hingga tandas.
"Sup buatan Imo selalu enak. Hehe." Nara meminum teh setelah menghabiskan semangkuk sup.
Imo hanya tersenyum menanggapi, dia lalu menghampiri Nara, membereskan bekas makan Nara untuk dibawa ke dapur dan dibersihkan, tapi sebelum Imo pergi, dia berhenti di depan pintu Nara. "Na, Dongyoung nggak ngasih kabar ke kamu? Udah dua hari dia nggak pulang ke panti."
Nara menoleh ke belakang, melihat Imo di ambang pintu kamarnya. "Mungkin Dongyoung oppa sibuk. Oppa pernah bilang kalau dia lagi nyelidikin kasus orang hilang. Kayaknya kasus itu lumayan penting, jadi oppa harus menginap di kantor."
"Tapi Dongyoung itu kan hanya detektif bawahan, kenapa dia bekerja keras begitu? Apa atasannya tidak kasian dengan Doyoung?"
Nara tersenyum. "Sudah Imo, jangan terlalu dipikirin. Nanti juga Dongyoung oppa pulang kok kalau udah waktunya."
"Haish, yasudah, Imo ke belakang ya. Kamu istirahat langsung aja, pasti capek."
"Oke." Nara mengangkat ibu jarinya tanda menyetujui ucapan Imo. Nara harus mengumpulkan banyak tenaga untuk hari esok.
Nara tidak mau dianggap makan gaji buta oleh si bos dingin yang sombong itu. Untung saja dia bos, coba kalau bukan, sudah Nara hajar mukanya sampai bonyok.
"Aishh! Nyebelin banget sih bos sombong itu. Dikira aku kerja buat main-main kali sampe dibilang nggak berkompeten dan makan gaji buta." Nara menendang kaki meja. "Huft! Kesel! Kesel! Kesel!"
Nara mendengus, menyandarkan punggung ke kursi. "Awas aja Presdir sombong itu, kalau dia cari gara-gara lagi, jangan harap hidupnya bakal tenang."
Nara memasang wajah serius disertai seringai jahat. Di otaknya bahkan sudah ada berbagai macam ide untuk mengerjai Presdir Nam sebagai balasan sudah membuat Nara canggung setengah mati ketika makan siang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss | JJH ✔
Fanfiction[Sebagian part dihapus untuk kepentingan terbit] Jeon Nara hanyalah seorang anak yatim yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di panti asuhan. Bersyukur ia cukup pintar hingga bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah sarjana dan bisa lulus...