My Boss: 22

2.3K 188 6
                                    

My Boss

Chapter 22: Memaksakan Diri

.
.
.


Keadaan Jaehyun kacau sekali sehabis mabuk semalam. Taeyong yang melihatnya saja bergidik ngeri.

Mata Jaehyun merah, rambut acak-acakan, kemeja yang tak dilepas sejak semalam terlihat kusut. Pokoknya Jaehyun benar-benar tidak dalam kondisi baik.

"Mandi sana Jae, penampilanmu keliatan buruk." Taeyong mengomentari Jaehyun dari ruang tengah. Dia sedang menonton televisi sekarang, duduk santai sambil menikmati kopi hangat di pagi hari.

"Aku memang mau mandi." Jaehyun masuk kembali ke dalam kamar, memutuskan mandi di toilet yang ada di sana.

Taeyong menggelengkan kepala, lantas mulai sibuk menonton televisi. Acara berita yang tayang di pagi hari menunjukan laporan saham perusahaan Jaehyun dan beberapa perusahaan besar lainnya.

Untuk kali ini, saham perusahaan Jaehyun meningkat sangat pesat dan berada di posisi paling tinggi dibanding perusahaan lain. Taeyong menyunggingkan senyum bangga atas prestasi bagus Jaehyun.

Selama Jaehyun memimpin perusahaan, tidak pernah sekalipun perusahaan berada di titik terendah atau turun peringkat. Jaehyun selalu bisa membawa perusahaan berada di tingkat tertinggi. Ajaib memang, Taeyong saja sampai terkagum-kagum pada Jaehyun karena itu.

"Dia itu sebenarnya pintar, cuma sikapnya perlu diperbaiki." Taeyong berbicara sendiri sambil sesekali menyeruput kopi.

Taeyong jadi ingat waktu dimana Jaehyun masih menjadi orang baik. Jaehyun sangat penyayang, baik hati, selalu membantu orang, ramah, dan tidak pernah menampakan wajah dingin. Namun semua sikap itu menghilang sejak kematian orang tuanya. Jaehyun jadi sosok dingin dan tak tersentuh, tidak ada lagi sosok hangat Jaehyun, bahkan kini Jaehyun terjebak dalam pribadi seorang pembunuh.

"JEON TAEYONG!" Suara teriakan Jaehyun menggema di apartemennya.

Taeyong sempat berjengit kaget sebelum menetralisir detak jantungnya dan menjawab Jaehyun. "ADA APA?" balas Taeyong berteriak.

"CEPAT TELEPON JOHNNY SEKARANG, SURUH DIA DATANG KE SINI."

Taeyong menghela napas, mengambil ponsel dari atas meja, lalu menelepon Johnny. "Halo, John," sapa Taeyong saat Johnny mengangkat teleponnya.

"Ya, kenapa? Tumben nelpon."

"Jaehyun memintamu datang ke apartemennya."

"Haish. Ada apa lagi sih? Apa yang dia mau sekarang?"

"Entah. Datang saja ke sini, nanti juga dia memberitahu."

"Malas Jeon, masalah Jaehyun paling tidak jauh dari Nara."

"Ya, memang. Aku juga tidak tahu kenapa dia sampai sejauh ini untuk mendapatkan adikku. Padahal aku belum tentu setuju adikku dengannya."

"Memang kamu tidak setuju? Jangan bercanda Jeon, dia bisa menyakitimu."

"I don't know, Yo. Aku tidak rela saja adikku bersama dia. Walaupun aku kenal Jaehyun sudah lama, tetap saja sikap dia saat ini sangat buruk."

"Hahh baiklah, semua itu terserahmu, aku tidak bisa memaksa. Bilang pada Jaehyun aku akan datang, tapi dimana alamat apartemen Jaehyun?"

"Aku kirim lokasinya lewat pesan."

"Oke."

Sesudah berbicara dengan Johnny di telepon dan mengirim alamat apartemen Jaehyun lewat pesan, Taeyong lanjut menonton televisi sambil menunggu Jaehyun selesai mandi.

My Boss | JJH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang