My Boss
Chapter 07: Sisi Lain Presdir Jung
.
.
.Pagi hari yang cukup cerah di awal musim gugur, Nara sedang berjalan menuju pasar swalayan, Imo menyuruh Nara membeli beberapa kebutuhan panti yang sudah habis.
Kebetulan juga Nara sedang libur bekerja karena hari ini adalah akhir pekan. Waktu dimana semua pekerja kantoran, anak sekolah, dan orang yang memiliki kesibukan lain menghabiskan waktu dengan berlibur.
Nara sesekali berhenti di depan penjual sayuran, dia membeli beberapa sayuran untuk bahan makanan di panti. Nara juga sempat menawar harga bahan makanan yang akan dia beli agar uang pemberian Imo bisa digunakan untuk membeli kebutuhan lain.
"Bu saya mau yang ini, tapi satu kilo lima ribu won. Bisa ya?" Nara mencoba menawar bahan makanan untuk dibeli.
Ibu penjual menggeleng. "Maaf, Nak. Belum bisa kalo segitu."
"Yah Ibu, kan langganan. Masa nggak bisa?"
"Nggak bisa, Nak. Maaf ya."
Nara memanyunkan bibir. Gagal sudah membeli bahan makanan dengan harga murah. Tapi walau begitu, yang namanya Nara tidak mudah menyerah setelah ditolak satu pedagang.
Nara terus mendatangi pedagang lain yang sekiranya mau memberikan harga murah untuk Nara. Tapi setelah datang ke banyak pedagang, Nara tetap tidak bisa mendapat harga murah yang dia mau.
Seluruh tenaga Nara terkuras habis hanya untuk menawar para pedagang di pasar demi harga murah. Nara sudah lelah, keringat mengucur di dahi, padahal udara Seoul sedang dingin, tapi Nara malah mengeluarkan keringat.
"Ugh, kemana lagi ya? Masih ada pedagang lain nggak ya?" Nara melangkahkan kakinya yang sudah terasa berat. Dia mulai mencari pedagang lain.
Nara terus menjelajahi pasar, menawar ke sana sini sampai dia berhasil membawa pulang banyak bahan makanan dengan uang pas-pasan.
"Akhirnya." Nara mendudukan diri di trotoar pinggir jalan, kelelahan setelah berbelanja. "Kayanya makan es krim enak nih." Nara merogoh saku, mencari uang di sana. Siapa tahu masih ada sisa. Namun Nara tidak menemukan uang lagi di dalam saku. Semua uang sudah habis dibelanjakan, membuat Nara menghela napas panjang.
Nara bahkan lupa dengan ongkos pulang, dia terlalu asik berbelanja sampai tidak meninggalkan uang sepeser pun untuk pulang ke panti.
"Ahh, Nara bodoh." Nara memukul kepalanya, merasa sangat bodoh karena sudah berbelanja dan menghabiskan uang tanpa pikir panjang. "Gimana pulangnya ya?" Nara berpikir sejenak, mencari cara untuk pulang ke panti.
Tin. Tin.
Nara mendongak ketika melihat sebuah motor berhenti tepat di depannya. Ada Dongyoung sedang tersenyum di sana.
"Ayo pulang, Imo udah nunggu di panti."
Nara bergegas bangkit, dia langsung naik ke motor dan membiarkan Dongyoung membawanya pulang ke panti.
___My Boss___
"Kita ikuti motor itu, Pak?" Suara supir pribadi Jaehyun memecah kesunyian di dalam mobil.
Jaehyun menggeleng. "Biarkan saja mereka pergi. Aku harus ke suatu tempat sekarang."
Supir pribadi Jaehyun menginjak gas perlahan, meninggalkan kawasan pasar yang sangat ramai dikunjungi orang.
Jaehyun menyenderkan punggung ke jok mobil, memejamkan mata barang sejenak. Pikiran Jaehyun sunggu dipenuhi banyak sekali hal-hal tak penting yang seharusnya tidak Jaehyun pedulikan sedikit pun. Namun entah kenapa otak Jaehyun seakan menolak berhenti berpikir, jadilah dia berdecak kesal akan kelakuan otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss | JJH ✔
Fanfiction[Sebagian part dihapus untuk kepentingan terbit] Jeon Nara hanyalah seorang anak yatim yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di panti asuhan. Bersyukur ia cukup pintar hingga bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah sarjana dan bisa lulus...