My Boss: 27

2.2K 168 12
                                    

My Boss

Chapter 27: Namsan Tower

.
.
.

Nara merapikan berkas di atas meja. Jam 6 tinggal beberapa menit lagi, dan Nara sudah ada janji dengan Dongyoung. Jadi dia harus segera pulang di jam 6 nanti.

Memikirkan dirinya akan refreshing bersama Dongyoung membuat Nara sedikit bernapas lega. Setidaknya dia harus menjernihkan pikiran agar perhatiannya tidak selalu tertuju pada Jaehyun.

Nara terus memandangi jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Kali ini jam yang Nara pakai bukanlah jam mati pemberian Dongyoung, tapi jam tangan keluaran terbaru yang diberikan Jaehyun untuknya. Yah, selama menjalin hubungan baik dengan Jaehyun, Nara sudah banyak sekali mendapat hadiah berupa barang mahal dari bosnya yang satu itu. Entah harus bersyukur atau tidak, yang pasti Nara merasa bahagia akan sikap baik Jaehyun padanya.

"Akhirnya." Senyum mengembang di wajah Nara. Gadis itu bangkit berdiri, bersiap untuk pergi dengan Dongyong.

Cklek.

"Hei, Jeon."

Langkah Nara terhenti kala suara Jaehyun memanggilnya dari belakang. Nara sedikit berpikir untuk berbalik atau terus berjalan meninggalkan Jaehyun.

Jujur saja, Nara masih kesal akan Jaehyun yang menolak ajakan darinya untuk menjalani terapi. Padahal terapi itu bisa saja membantu Jaehyun menghilangkan sifat psikonya.

"Tidak mau melihat calon ayah dari anakmu, hm?"

Ahh. Lagi dan lagi. Nam Jaehyun dengan mulut sialannya.

Nara mau tak mau berbalik menghadap Jaehyun. Wajahnya menampakan kekesalan. "Apa?" sahut Nara sedikit ketus.

Jaehyun menyunggingkan senyum di bibir. "Mau langsung pulang?"

Nara berdecih. "Mau minggat," jawab Nara. Nada bicaranya masih ketus.

Jaehyun mengangkat sebelah alis. Dia sadar kalau Nara sedikit memendam kesal padanya akibat percakapan mengenai terapi psikis tadi siang. "Kamu marah?"

Nara melirik Jaehyun lewat ekor mata. "Nggak."

Jaehyun memiringkan kepala. Kalau Nara tidak marah, lalu kenapa gadis itu bersikap ketus padanya. "Terus kenapa kamu kayak menghindar gitu."

Nara menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Menghindar? Nggak tuh."

"Nggak usah bohong. Aku tahu kamu kesal gara-gara aku nolak terapi."

Nara memanyunkan bibir. "Kalo udah tahu kenapa nanya, heh?"

Jaehyun tersenyum lebar, berjalan mendekati Nara. "Mau mastiin aja." Satu tangan Jaehyun menarik pinggang Nara, menempelkan tubuhnya ke tubuh Nara.

Nara melotot kaget saat Jaehyun dengan sengaja mencuri ciuman di pipinya. "Yak! Masih di kantor." Nara memandang ke luar kaca pembatas koridor dengan ruangannya.

"Kenapa emang kalo di kantor?" tanya Jaehyun. Lelaki itu semakin gencar mencuri kecupan dari Nara. Kadang di pipi, kadang di pelipis, kadang di hidung.

"Banyak yang lihat, Jae-mmppp."

Jaehyun mendorong tubuh Nara ke pintu coklat yang tertutup rapat. Satu tangannya memeluk pinggang Nara sementara tangan yang lain menahan tengkuk Nara. Bibir Jaehyun menginvansi bibir milik Nara. Jaehyun seperti tidak ingin melepas ciuman itu untuk beberapa menit ke depan.

Nara pusing sendiri. Dia ingin mendorong tubuh Jaehyun menjauh, tapi apa daya, tenaganya tidak sekuat itu. Pada akhirnya, Nara membiarkan Jaehyun sibuk dengan kegiatannya sendiri. Baru setelah beberapa menit, Nara mendorong tubuh Jaehyun menjauh. Dia kehabisan napas.

My Boss | JJH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang