My Boss: 21

2.2K 185 9
                                    

My Boss

Chapter 21: Kelemahan Nam Jaehyun

.
.
.

Jaehyun tidak langsung pulang ke rumah setelah bertemu Nara, dia malah pergi ke tempat penyekapan Jieun untuk melampiaskan segala emosinya. Jaehyun selalu berpikir emosi yang dia rasakan akan hilang jika dilampiaskan dengan menyakiti orang lain, makanya setiap kali dikhianati, dia selalu menghabisi orang itu karena telah mempermainkan emosinya.

Mobil yang dikendarai Jaehyun melaju kencang di jalan menanjak. Lelaki itu tak mengurangi kecepatan mobil sedikitpun. Jaehyun ingin cepat sampai di tujuan, makanya dia menyetir seperti orang gila.

Sesampainya di tempat penyekapan Jieun, Jaehyun tak menunggu lama, langsung saja dia masuk ke dalam rumah kecil yang terletak di atas pegunungan itu.

Membuka pintu ruangan dimana Jieun berada secara kasar. Jaehyun berjalan mendekat, menyuruh Jieun agar bangun dari tidur.

"Jaehyun." Jieun tersentak kaget dengan kedatangan Jaehyun yang tiba-tiba.

Jaehyun menarik rambut Jieun ke belakang, meluapkan kekesalan dan emosi yang tak terbendung lagi. Tidak peduli Jieun sudah merintih kesakitan meminta dilepas, Jaehyun tetap tidak mendengarnya.

Bugh.

"Akh!" Jieun jatuh berlutut ketika Jaehyun menendang kakinya. "Jaehyun, kumohon jangan sakiti aku." Jieun menangkup kedua tangan di depan wajah, memohon ampun ke Jaehyun.

Jaehyun tak mendengarnya, dia sudah kalap. Permohonan ampun pun tak akan Jaehyun dengar kalau sudah begini. "Aku akan membunuhmu." Jaehyun membuka salah satu laci di dalam ruangan, mengeluarkan pisau berukuran sedang.

"Jangan Jaehyun, kumohon jangan." Jieun berteriak, meminta Jaehyun berhenti. Namun Jaehyun tidak akan pernah berhenti, dia mendekati Jieun yang menyeret tubuh di atas lantai demi menghindari Jaehyun.

Jaehyun menampakan senyum lebar. Bukan senyum manis, melainkan senyum mengerikan ala psikopat.

"Tidak! Jangan Jae!" Jieun bersiap berdiri saat Jaehyun menarik kakinya, membuat Jieun jatuh ke lantai. "Akh!"

"Hahaha." Tawa Jaehyun terdengar mengisi seluruh rumah kecil itu. Mengangkat pisau tinggi-tinggi, Jaehyun bersiap menghabisi nyawa Jieun kalau saja tidak ada suara Nara yang tiba-tiba terdengar samar di telinganya.

"Aku tidak bisa mencintai seorang pembunuh."

"Aku tidak bisa mencintai seorang pembunuh."

"Aku tidak bisa ..."

"ARGGHH!!" Jaehyun berteriak kencang, menjambak rambutnya sendiri untuk menghilangkan suara-suara Nara yang dia dengar.

"Pergi dari kepalaku sialan!" Jaehyun menjatuhkan pisau ke lantai, lantas menarik rambut lebih kencang ketika suara Nara tidak hilang dari dalam kepalanya.

"ARGHHH!" Jaehyun terus berteriak, dia bahkan tidak mempedulikan keberadaan Jieun lagi.

Jieun yang merasa ada kesempatan untuk melarikan diri langsung saja pergi meninggalkan rumah kecil tempat dia dikurung.

Sementara Jaehyun masih berusaha menghilangkan suara Nara dari dalam kepalanya. Jaehyun menyadari Jieun kabur beberapa menit kemudian, tapi dia hanya mengumpat dan membiarkan Jieun pergi, toh Jaehyun bisa menculiknya lagi nanti.

Mengatur napas perlahan, Jaehyun bangkit berdiri. Kepalanya terasa pening sekali. Ini pertama kali Jaehyun gagal membunuh dan itu semua terjadi karena Nara. Jaehyun tidak menyalahkan Nara atas kegagalannya ini, karena toh percuma Jaehyun menyalahkan Nara ketika gadis itu tidak benar-benar menghalanginya.

My Boss | JJH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang