WORK OUT

2.8K 340 42
                                    

"Ah, Hyung!?"

Seungwoo berhenti mengusap wajahnya yang baru saja ia bersihkan saat mendengar pekikan penuh semangat dari pemuda yang kini bersandar di kepala ranjangnya. Kacamata masih bertengger di hidungnya dengan bed-hair lucu menghiasi kepalanya. Wajah pemuda itu masih terlihat polos, khas manusia yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Aku yakin kau pasti belum mencuci muka, Seungyounnie."

Seruan itu hanya dibalas senyuman lebar dari sang pemuda yang kini sudah berlari pelan mendekatinya di depan pintu kamar mandi.

"Cium dulu lalu aku akan masuk ke kamar mandi!"

"Tidak! Nafasmu pasti bau, Cho-ssi!"

Dan detik berikutnya, sebuah handuk menyapa Seungyoun yang menutupi hampir seluruh wajahnya, dengan dorongan pelan hingga ia benar-benar masuk ke dalam kamar mandi. Seungwoo menutup pintunya segera sebelum Seungyoun meronta ingin melepaskan diri. Tentu itu akan menggagalkan acara minggu pagi mereka jika Seungyoun masih berlama-lama bergelung dengan selimut di atas ranjang.

.

.

.

Seungwoo menoleh ke arah pintu kamar mandi yang baru terbuka, tepat saat ia selesai menata matras di lantai. Ia mendudukinya dengan santai, dengan kedua kaki bersila. Seungwoo menepuk ruang kosong di sampingnya, meminta Seungyoun duduk di sana. Pemuda itu mengangguk semangat lalu berlari menghampiri Seungwoo.

Namun bukannya duduk di atas matras, Seungyoun lebih memilih duduk di pangkuan Seungwoo dengan kaki melingkari pinggang pria yang lebih besar.

"Sudah gosok gigi?"

"Apa kau ibuku, Hyung?"

"Kau bisa menganggapnya begitu karena memang aku yang selalu mengingatkanmu masalah kebersihan badanmu sendiri, Cho Seungyoun."

Merasa tersinggung, Seungyoun mengerucutkan bibirnya. Kemudia kedua tangannya mengalungkan handuk yang ada di pundaknya ke leher Seungwoo.

"Mengapa handuknya tidak kau tinggal di kamar mandi saja?"

"Tidak. Aku memang ingin kau memakainya, Hyung."

Seungwoo agak tidak paham dengan makhluk sejenis yang ada di pangkuannya ini. Handuk itu sedikit basah, dan membuat Seungwoo tidak nyaman karena lehernya jadi terasa lembab. Sebenarnya ia ingin menyingkirkannya, tapi ia yakin si pemuda Cho ini akan mengamuk.

"Jadi?"

"Apa?"

"Bagaimana bisa aku berolah raga jika kau duduk di pangkuanku, Youn-ah?"

"Ah, benar! Tapi Hyung, aku sedang tidak ingin berolah raga jadi bagaimana jika kita membuat sarapan lalu bergelung di dalam selimut sambil menonton film animasi karena ini minggu pagi?"

Seungwoo sudah menduganya. Ini minggu ketiganya bersama Seungyoun yang mulai malas berolahraga di hari minggu pagi. Padahal, menurutnya, tidak ada waktu yang pas selain minggu pagi untuk menggerakkan tubuh mereka. Tentu saja karena keduanya disibukkan dengan aktivitas masing-masing.

"Cho Seungyoun-"

"Please, Seungwoo Hyung? Aku hanya terlalu lelah karena kemarin teralu banyak kegiatan jadi-aduh!"

Seungwoo membuat Seungyoun bungkam karena tiba-tiba ia mendorong tubuh pemuda Cho itu hingga tidak lagi berada di pangkuan. Ia baru saja menjatuhkan Seungyoun dan membuatnya terlentang di atas matras, dengan posisi Seungyoun berada diantara lantai dan dirinya. Mata Seungyoun yang terhalangi kacamatanya melebar. Dan hal itu tentu saja membuat Seungwoo tersenyum tipis.

"Tapi bukan berarti kau bisa membuatku tidak melakukan apapaun, Seungyounnie. Jadilah anak baik di sana dan-"

Satu tangan Seungwoo bergerak ke wajah Seungyoun, lalu mengambil kacamata yang sudah bertengger tidak rapi dihidungnya.

"-aku akan memberimu hadiah."

Setelah meletakkan kacamata Seungyoun di samping matras, Seungwoo mulai bergerak naik turun. Melakukan gerakan push-up di atas tubuh Seungyoun. Ketika tubuhnya merendah, hidung mereka akan bertabrakan. Seungwoo yang melakukannya berulang kali hanya tersenyum kalem. Tapi tidak untuk Seungyoun di bawahnya karena pemuda itu sudah berulang kali menahan nafas.

Seungyoun mengumpat dalam hati pada laki-laki yang sedang memanfaatkan situasi mereka sekarang. Terlalu kurang ajar karena berani membuatnya diam tak bergerak dengan wajah semerah tomat matang. Tapi kemudian sebuah ide balas dendam yang cukup menantang melintas di pikirannya.

"Seungwoo Hyung, berhenti!"

Pekikan itu membuat Seungwoo menghentikan gerakannya saat kedua wajah mereka berjarak.

"Aku sudah gosok gigi. Jadi-"

"Aku tau, Youn-"

Dan satu tarikan kedua tangan Seungyoun pada ujung handuk yang melingkar di leher Seungwoo dari tadi membuat keseimbangannya goyah hingga kini tubuhnya menindih pemuda di bawahnya. Seungwoo yang tadinya berusaha menahan diri agar wajahnya tidak menabrak milik Seungyoun akhirnya menyerah ketika ia melihat seringai kecil muncul dari bibir tipis itu dengan sebuah bisikan tepat di depan bibirnya.

"-biarkan aku mencium Hyung!"

.

.

.

W/N:

So, in the end we know that towel can be something more interesting than just a thing to wipe our sweat, huh? But that kind of push-up is not recommended to be done at home, tehee.

So, in the end we know that towel can be something more interesting than just a thing to wipe our sweat, huh? But that kind of push-up is not recommended to be done at home, tehee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam olahraga, ya Youn!!! Hahaha...

THE MOST ONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang