SHARE

1.1K 198 13
                                    

.

Ya, sendiri itu terkadang perlu. Baginya, jauh dari orang-orang untuk sesaat membuat perasaannya lebih nyaman. Setidaknya, bisa jauh dari segala prasangka dan ekspektasi yang selalu membuat sosoknya tertekan. Seorang Han Seungwoo saat ini membutuhkannya--sendiri. Hanya dirinya tanpa orang lain. Wandering around as Han Seungwoo, bukannya leader X1 ataupun member Victon.

Memakai masker dan topi, outer juga sling bag favoritnya, Seungwoo memutuskan pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Meskipun begitu, Seungwoo bukan ingin tinggi hati tapi orang-orang tentu masih akan tetap memgenalinya. Hanya saja, untuk hari ini, ia benar-benar perlu mendapatkan 'me time' yang sudah didamba sejak jauh-jauh hari. Alhasil, rengekan ala bayi yang membuat sang manager ingin menendang perutnya berakhir sukses.

Setelah beberapa saat mengunjungi beberapa tenant, Seungwoo berpikir jika membeli beberapa potong pakaian baru tidaklah buruk. Mungkin menambah beberapa aksesoris seperti piercing atau kalung atau sepatu juga termasuk ide bagus. Kalau sudah begitu, ia harus segera menyeret Seungyoun memasuki toko.

Tunggu sebentar.

Seungwoo bahkan tidak ingat jika ia tengah sendiri. Tidak ada manager, apalagi Cho Seungyoun. Pemuda itu tadi bilang jika ia akan kembali ke penata rambutnya untuk mengubah rambut. Benar. Yang kemarin bukan warna final dari penampilan baru Seungyoun.

Lalu mengapa Seungwoo tiba-tiba mengingat Seungyoun yang bahkan tidak ada bersamanya sekarang? Mungkin terlalu sering berbicara fashion dan berbelanja pakaian bersama Seungyoun beberapa kali membuat Seungwoo sedikit terbiasa. Karena baginya Seungyoun adalah pemberi saran terbaik mengenai penampilan. Masih saja menjadi all rounder sekalipun dalam hal fashion style.

Seungwoo jadi berpikir, sebegitu bergantungnya ia pada Seungyoun. Bahkan untuk sekedar membeli sepatu atau memakai piercing di telinga yang cocok untuknya sebelum tampil. Jadilah pada saat-saat tertentu, Seungwoo lebih memilih berbagi barang dengan Seungyoun. Kebetulan saja ukuran sepatunya hampir sama, atau bentuk piercing kesukaan mereka juga tidak berbeda.

Ditengah pikirannya yang penuh dengan Cho Seungyoun, ponselnya berdering.

Panjang umur sekali.

Deretan huruf yang dibaca 'Seungyounie' muncul di layar virtualnya.

"Ada apa Youn-ah?"

Terdengar suara kikikan pelan di sana. Suara tawa Seungyoun tidak pernah gagal membuat Seungwoo tersenyum. Sekalipun pemuda di seberang sana tak bisa melihatnya. Tentu saja, itu bukan panggilan video.

"Aku hanya merasa hyung merindukanku karena aku tidak bisa menemanimu berbelanja."

Sudahkah Seungwoo bertanya apakah Seungyoun seorang peramal atau pembaca pikiran jarak jauh?

"Percaya diri sekali. Tapi aku tidak akan menyangkal jika aku memang sedang memikirkanmu."

Seungwoo lagi-lagi mendengar suara tawa seorang Cho Seungyoun.

"Hyung, aku mau pizza. Tolong belikan, ya? Nanti kuganti uangnya di dorm."

Dengusan geli keluar dari bibir Seungwoo. Seungyoun ini benar-benar tidak bisa jauh dari pizza. Sekalipun ia tidak bisa menemukan makanan itu sendiri, maka apapun caranya akan dilakukan. Termasuk meminta Seungwoo mendapatkan roti penuh topping daging itu untuknya.

Tapi Seungwoo tidak pernah keberatan, apalagi menolak.

"Aku akan belikan setelah selesai memilih beberapa pakaian, ok?"

"Tidak masalah. Ah, hyung, aku sudah akan selesai dengan rambut baruku. Kuharap kau orang pertama yang akan memujinya."

Kalimat kecil Seungyoun barusan membuat Seungwoo mengulum senyum. Pada akhirnya sama. Seungwoo dan Seungyoun percaya satu sama lain soal penampilan masing-masing.

"Tentu, Seungyounie."

"Hyung, aku tutup teleponnya, ok? Oh ya, jangan beli pakaian hitam lagi. Aku pikir beige atau khaki akan membuatmu lebih tampan. Bye, Seungwoo hyung. Aku akan memikirkanmu sepanjang perjalanan pulang."

Belum sempat menyela, panggilan itu terputus. Seungwoo hanya bisa mendengus. Lengkungan bibirnya semakin dalam dan ia mendongak, mengalihkan pandangan orang-orang karena ia yakin ekspresinya akan terlihat creepy. Bagaimana tidak? Senyum-senyum sendirian si tengah keramaian seperti orang gila? Hah, memang! Seungwoo memang tengah dibuat gila oleh rekan satu timnya.

"Kurasa couple-tee dan dua loyang pizza terlihat sangat sempurna untuk buah tangan.

.

.

.

W/N: Hanya ingin mendinginkan kepala karena sepertinya banyak hawa panas menyeruak ke permukaan karena kapal aku yang syakep ini. Apalagi gegara our almost-perfect leader, Tuan Han Seungwoo. Hahaha.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE MOST ONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang