HANDS ON MINE

1.1K 184 10
                                    

.

Bibir Seungyoun mengerucut hingga menimbulkan kerutan di dagu miliknya ketika melihat Seungwoo berjalan santai di sampingnya dalam balutan sweater tipis. Itu tidak sesuai dengan rencana yang akan mereka lakukan. Di luar memang tidak ada salju turun, tapi tetap saja ini musim dingin dan suhu berada dibawah nol derajat celsius tidak akan segan-segan membuat tubuh mereka kaku dan ngilu.

Tapi lamunan kesal Seungyoun buyar dalam sekejap ketika sebuah benda lembut bersentuhan dengan bibirnya.

Milik Seungwoo, siapa lagi?

"Kau bilang ingin ramen buatan kedai langgananmu? Mengapa malah diam dan mencebik? Aku jadi tidak bisa tidak menciumnya, Youn."

"Han Seungwoo dan mulut manisnya, huh?"

Seungyoun bisa melihat Seungwoo terkekeh geli.

"Ya, ya ,ya. Tentu saja hanya Seungyounie yang tahu rasanya."

"Apa hyung bila--"

Satu kecupan lagi dari Seungwoo membungkam protes Seungyoun. Bisa bibirnya rasakan, sebuah usapan halys ketika kedua bibirnya berjarak. Seungwoo tengah berusaha memghapus sisa-sisa jejak ciuman mereka.

"Ayo! Cuaca akan lebih dingin lagi jika kita hanya diam dan berciuman di sini."

Dilihatnya uluran tangan Seungwoo kembali diberikan untuknya. Seungyoun tidak bisa membiarkan tangan besar itu menganggur lebih lama hanya untuk kehilangan kehangatan dari sana. Digenggamnya telapak tangan Seungwoo dan menyelipkan jemarinya sendiri di sela-sela jari yang lebih tua. Seungwoo dan tangannya yang hangat adalah favoritnya. Namun tidak untuk saat ini.

"Tangan hyung dingin!"

Pekikannya membuat Seungwoo terkejut, lalu pemuda itu meringis seolah meminta maaf dari tatapan mata.

"Maaf karena tidak bisa memberimu kehangatan seperti biasa, Seungyounie."

Namun bukannya marah, pemuda bermata rubah itu tersenyum lebar sambil meraih satu tangan Seungwoo untuk diusap dengan dua telapak tangannya yang kecil.

"Kalau begitu, aku saja yang menghangatkan tangan hyung."

Tapi baru beberapa usapan, Seungyoun mendengus kesal. Hal itu membuat pemuda di depannya tertawa gemas melihat dagu itu kembali berkerut dengan bibir mencebik. Namun tidak bertahan lama, tangannya dibawa masuk ke dalam salah satu saku coat berwarna abu milik Seungyoun.

"Karena tanganku kecil, mungkin hyung tidak akan merasa hangat sekalipun aku mengusapnya berulang-ulang. Jadi, aku terbantu dengan saku mantelku yang cukup besar untuk menghangatkan tangan kita berdua."

Senyum lebar dengan cepat muncul dari lengkungan bibir Seungyoun hingga menampakkan dua gigi serinya. Bagi Seungwoo itu sangat lucu, dan menggemaskan. Terlalu manis, sampai-sampai membuatnya maju satu langkah untuk menarik Seungyoun ke dalam pelukan yang cukup erat.

"Sebenarnya aku lebih suka memelukmu seperti ini daripada berbagi saku tapi mungkin sebelum makan ramen yang kau inginkan, kita bisa mampir ke toko untuk membeli sarung tangan, hm?"

Seungyoun mengangguk semangat dalan dekapan Seungwoo.

"Nanti beli sepasang saja lalu dibagi dua ya, hyung? Tangan Seungwoo hyung dan tanganku yang tidak dapat sarung masuk lagi ke saku mantelku, ok?"

"Seperti drama-drama, maksudmu?"

Ketika Seungyoun mendongak sambil mengangguk dan tersenyum, Seungwoo tahu ia tidak mungkin bisa menolak.

"Tentu saja, Youn. Tentu saja."

Dua ujung hidung itu bersentuhan sebelum mereka kembali berjalan menjemput kehangatan dari semangkuk ramen dan sepasang sarung tangan.

.

Fin.

Fin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE MOST ONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang