WED

1K 189 7
                                    

.

Tangan Seungwoo yang tengah memegang bunga hydrangea itu mengeratkan pegangan, gugup sekaligus bahagia. Sepasang kakinya berjalan di aisle dengan perlahan mengikuti aluan musik romantis yang berasal dari tuts piano hasil perbuatan jari-jari lentik Dohyeon, adik bungsu kesayangannya. Sedangkan di ujung sana, berdiri di bangku paling depan adalah keluarganya yang lain, semua member X1 termasuk Wooseok dan Jinhyuk—yang berlinang air mata menyambut kedatangannya. Juga ada anak-anak kesayangannya di Victon. Byungchan yang bertepuk tangan dengan semangat dan meneriakkan namanya berulang-ulang, sampai-sampai Heochan harus mengingatkannya agar berhenti membuat keributan. Ada juga Subin dan Sejun yang sudah menangis tersedu-sedu sejak Seungwoo melangkahkan kaki memasuki tempat ini.

Matanya berbinar cerah walaupun berkaca-kaca menahan rasa haru. Langkah kakinya terus mendekati akhir—sebuah panggung kecil di depan sana. Tempat di mana ia akan mengakhiri segala perjuangan dan masa lajangnya di sana bersama dengan seorang lelaki lain yang selalu terlihat menawan dan mempesona di matanya. Bisa dilihat Seungwoo pria di ujung sana memakai tuxedo yang sama dengannya, menantinya dengan senyuman manis yang bahkan tidak bisa dibandingkan dengan madu ataupun gula. Senyumnya adalah yang terbaik di seluruh dunia.

Tinggal beberapa langkah lagi Seungwoo akan benar-benar mengambil alih seorang Seungyoun untuk menyandang nama depannya. Sebentar lagi, pemuda serba bisa itu akan menjadi pasangan sehidup sematinya. Seungwoo tidak bisa lebih bersyukur dengan apa yang sedang terjadi sekarang. Nantinya, ia akan melihat Seungyoun di pagi dan malam hari, sebelum dan sesudah tidur nyenyak, mendekap tubuh Seungyoun saat dingin maupun cuaca sedang panas, memasak berdua, bahkan mandi berdua juga akan bisa mereka lakukan. Semuanya akan penuh dengan Seungyoun dan dirinya bersama-sama.

Membayangkan itu semua, membuat Seungwoo semakin bersemangat.

Rasanya saja ia ingin berlari ke depan, cepat-cepat meminang sang pujaan dan menciumnya di depan semua orang sambil berkata jika Seungyoun sudah sah menjadi miliknya.

Kembali menatap calon pendampingnya, Seungwoo bisa melihat gigi-gigi Seungyoun mengintip dari senyumannya yang semakin lebar ketika jarak keduanya semakin hilang. Pada langkah terakhir, Seungwoo menaiki beberapa anak tangga dengan mantap hingga ia bisa berdiri berhadapan dengan Seungyoun-nya, miliknya sebentar lagi. Benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika mata keduanya beradu pandang, hampir saja menangis di sana karena terlalu bahagia.

Dan detik itu juga, Seungwoo mengingat kembali bagaimana perjuangan keduanya hingga mereka bisa di sini dan segera berikrar untuk bersama sehidup semati.

Seungwoo begitu ingat masa-masa sulit ketika ingin mengambil Seungyoun menjadi pendampinghidupnya. Tentang norma yang selalu dianggap bertentangan dengan keadaan mereka, tentang keputusan yang tak kunjung diambil karena status sosial mereka di mata masyarakat, juga tentang keluarga yang sekalipun sekarang sudah memberikan dukungan, pernah berada pada sisi yang berlawanan dengan mereka.

Seungwoo lagi-lagi bersyukur. Meskipun perlu waktu yang lebih banyak, dan membuat Seungyoun menunggu sekian lama, pada akhirnya di sinilah mereka. Berdiri dengan wajah bahagia dan tepukan serta seruan untuk selalu bersama dan saling mencintai juga menguatkan dari orang-orang terdekat mereka.

Tangannya mengambil milik Seungyoun dan meletakkan bunga hydrangea berwarna ungu itu untuk digenggam sang pemilik buket yang sebenarnya—sekaligus pemilik hatinya. Satu lagi tangan yang lain masuk ke dalam kantung celananya, mengambil sebuah kotak beludru berwarna putih—senada dengan tuxedo yang dikenakan keduanya. Dibukanya benda itu dan Seungwoo mengambil sepasang cincin untuk dibaginya bersama Seungyoun.

Seungwoo mengambil nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

Inilah momen yang selalu ditunggu olehnya.

"Cho Seungyoun, maukah kau menjadi milikku? Menemaniku dalam suka duka hingga maut memisahkan kita? Dan memakai nama Han untuk berada di depan namamu?"

Meskipun mencoba berucap dengan mantap, Seungwoo merasakan suaranya bergetar ketika meminta Seungyoun menjadi pendamping hidupnya. Seungyoun di depannya tengah menahan tangis haru, namun detik berikutnya sang belahan jiwa mengangguk mantap.

"Tentu saja, ya. Dan Han Seungwoo, maukah kau menjadi pendamping hidupku. Di saat sehat maupun sakit, sampai kita menua dan merawat anak cucu kita bersama?"

Seungwoo mendongak sebentar, mencegah buliran-buliran air mata menuruni wajahnya, sebelum tersenyum lebar dan kembali menatap Seungyoun-nya.

"Ya, pasti. Tentu, Han Seungyoun."

Riuh tepukan dari tamu mengiringi kebahagiaan besar yang baru saja mereka mulai. Seungwoo memasangkan cincin berwarna perak itu di jari kelingking Seungyoun, begitu pula sebaliknya. Keduanya saling mengikis jarak diantaar mereka hingga sebuah ciuman manis semakin menambah rasa haru di sana, beberapa tamu yang hadir di sana bahkan berteriak sambil menangis.

Mungkin akan ada pertentangan yang nanti tercipta saat mereka hidup bersama, mungkin akan ada masalah yang menimpa di tengah-tengah kehidupan keduanya, namun Seungwoo tahu, sumber kehidupan dan kekuatannya ada pada Seungyoun, Han Seungyoun-nya. Maka dari itulah, mulai hari ini, Seungwoo berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan meyakiti Seungyoun, juga selalu menyayangi dan mencintai serta menjaga Seungyoun sepenuh hati.

.

W/N: akhirnya bisa juga bikin ryeonseung nikah berdua beneran setelah kemarin nikain orang mulu hahaha

THE MOST ONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang