.
"Halloween itu pamer topeng seram, Seungyounie, bukan perut!"
Seungyoun menoleh ke pintu dan melihat Seungwoo bersandar pada kusen yang mulai kusam. Ponselnya dimasukkan ke saku dan segera menyambut sang leader dengan cengiran lebar. Seungwoo sudah menggunakan piyama tidur favoritnya, dengan gambar love love di seluruh permukaannya dan itu berwarna ungu.
"Hyung sudah ingin tidur?"
Seungwoo berjalan mendekati Seungyoun, lalu meraih jaket denim yang dikenakannya. Tangannya mulai bergerak pada kancing-kancing yang terpisah dari lubangnya. Dasar tukang pamer—pikirnya.
"Kita hampir berada di akhir musim gugur dan kau berani-beraninya mengekspos begtu banyak kulit, hm, Cho Seungyoun?"
Yang ditanya hanya meringis saja, menikmati ujung-ujung jari Seungwoo yang menggelitik kulit tubuhnya—yang masih berusaha membenarkan kancing-kancing jaket denim miliknya yang tadi terbuka seluruhnya.
"Aku pikir hyung sudah tidur."
"Tadinya memang aku sudah akan berbaring di ranjangku yang hangat sebelum Yohan berteriak heboh karena melihat postingan seseorang di sebuah media sosial dan memamerkan perut yang belum genap seminggu terbentuk seperti batang cokelat."
"Hyung kemari hanya karena hal itu?"
Seungwoo mengangguk saja dan membuat Seungyoun terkekeh. Dilihatnya Seungwoo mendengus usai menyelesaikan pekerjaannya—membenarkan jaket yang dipakai Seungyoun.
"Begini lebih baik. Sekalipun cuma sedikit, angin musim gugur yang mengenai perut dan tubuhmu cukup dingin untuk membuatmu terserang flu."
Ugh, Seungwoo dan perhatiannya. Seungyoun sangat menyukainya. Seungwoo memang lebih banyak terlihat diam, tapi jika sudah dihadapkan pada urusan kesehatan anggota grup-nya, ia akan lebih cerewet dibandingkan nenek Seungyoun yang minta dibelikan selimut baru. Sekalipun leader tampan itu lebih sering lupa akan kesehatannya sendiri—dan Seungyoun membenci hal itu. Pernah ia menangisi keadaan Seungwoo yang kakinya cedera—tapi bukannya sadar, Seungwoo malah menertawakan Seungyoun sambil menenangkannya dengan sebuah pelukan dan beberapa tepukan di punggungnya.
"Hyung juga. Pedulikan kesehatanmu dulu sebelum mengingatkan orang lain."
Senyum itu muncul lagi, senyuman favorit Seungyoun, juga bonus sebuah usapan hangat di pipi kanannya.
"Hm. Tentu. Terima kasih, Seungyounie."
.
"Seungwoo hyung, lihat! Namaku menjadi topik yang sedang tren di beberapa Negara."
Seungyoun memekik sambil membanting pintu kamar Seungwoo. Pemuda itu berlari mendekati sang vokalis utama yang baru saja menata tempat tidurnya. Tidak perlu waktu lama untuk membuat selimutnya terlihat berantakan kembali saat Seungyoun menduduki ranjang dan mengacaukan benda-benda di atasnya dan menarik Seungwoo agar menempati ruang di sisi sang all-rounder. Ponsel berwarna hijau tua itu ditunjuk-tunjukkan pada Seungwoo agar yang lebih tua bisa melihat laman sebuah sosial media yang dibukanya.
Seungwoo melirik Seungyoun sebentar lalu tertawa geli sambil mengusap rambut Seungyoun yang kini sebagian berwarna sedikit terang.
"Tentu saja. Siapa yang tidak heboh melihat perut seseorang mengintip dari jaket yang sengaja tidak dikancingkan muncul di beranda mereka, hm?"
"Tapi aku tidak berpikir akan seheboh ini, hyung."
"But everything related to Cho Seungyoun will rock the world."
Seungyoun hanya tertawa kecil. Lalu ia memberanikan diri menjawil hidung leader-nya yang dibalas dengan tindakan yang sama, hanya saja ditambah sebuah cubitan kecil yang membuat bibir Seungyoun mengerucut lucu. Seungyoun dan ekspresi kesalnya adalah pemandangan bagus pengantar tidur.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan kembali ke kamarku untuk tidur. Selamat malam, Seungwoo hyung."
Seungyoun turun dari ranjangnya dan berlari keluar dari kamar setelah menutup pintunya. Seungwoo melirik ponselnya yang berwarna merah menyala—itu salah satu hadiah dari fansnya, lalu membuka akun laman kafe penggemar miliknya. Sebuah ide muncul, dan tanpa menunggu lama, ia mengubah posisinya menjadi berbaring dengan bantal di belakang kepalanya. Setelah itu, Seungwoo mengambil beberapa gambar dirinya sendiri sebelum mengetikkan beberapa kalimat dan mengunggahnya ke internet.
Lalu tidak lama kemudian seseorang mengejutkannya dengan sebuah senyuman lebar di pintu kamar yang kembali terbuka.
Siapa lagi kalau bukan si kelebihan energi, Cho Seungyoun-nya.
"Seungwoo hyung, aku boleh tidur di sini?"
Tidak perlu waktu lama untuk Seungwoo mengiyakan dengan sebuah anggukan dan tepukan pelan pada sisi kosong di sampingnya. Itu tempat Seungyoun, khusus untuknya. Seolah tempat itu sudah diklaim Seungyoun secara tidak langsung untuk dijadikan miliknya. Dan tentu saja Seungwoo tidak keberatan berbagi tempat tidur dengannya.
"Hyung?"
"Ya, Seungyounie?"
"Besok aku juga ingin punya piyama love love berwarna ungu seperti milikmu dan kita pakai bersama, ok?"
Seungwoo tertawa sambil menarik Seungyoun agar ikut berbaring di sampingnya. Satu lengannya digunakan sebagai bantalan kepala yang lebih muda. Kepala mereka saling bertumpu. Sesekali Seungwoo menggesekkan hidungnya di sana, mencium wangi segar rambut Seungyoun.
"Boleh. Tapi besok pakai dulu kostum monyet yang sudah disiapkan untukmu, setelah itu kita akan beli piyama tidur yang kau inginkan."
"Hm, ya ya ya pangeran katak."
.
.
.
W/N: The king of animal kingdom goes to ::
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST ONE ✔
Short StorySHORT STORIES FROM THE LEADER AND HIS BELOVED ALL-ROUNDER. X1'S HAN SEUNGWOO - X1'S CHO SEUNGYOUN. RYEONSEUNG. WOO AND YOUN.