MINE

1.9K 302 33
                                    

Adalah Han Seungwoo, seorang mahasiswa yang luar biasa. Menghadapi amarah dosen yang sering dicap 'killer' oleh anak didik-nya saja terhitung mudah (cukup dengan melengkungkan senyum hangat miliknya maka dengan ajaib semua dosen lupa jika sedang marah), apalagi mengantri panjang di kantin fakultas (yang ramai karena ini jam makan siang dan ia ada di sana dan gadis-gadis lupa diri dan menambah durasi antrian hanya untuk menjadi budak cinta seorang Han Seungwoo) untuk membeli sekotak susu cokelat dan sepotong roti pizza.

Bukan untuknya. Seungwoo bahkan sudah punya dua kotak bekal yang dibawakan ibunya. Iya, dua. Satu untuk Seungwoo dan satu lagi untuk--

"Kalian semua! Berhenti menatap Seungwoo Hyung atau kucongkel mata kalian!"

--Cho Seungyoun yang berteriak keras karena seisi kantin memusatkan perhatian pada Seungwoo.

"Seungyounnie!?"

Dan telunjuk pemuda bersurai kelam itu menunjuk tepat ke hidung Seungwoo.

"Aku meminta Hyung menemaniku mengerjakan laporan praktikum, bukannya tebar pesona pada gadis-gadis di kantin."

Adalah Han Seungwoo, mahasiswa idola dengan kesabaran luar biasa. Sangat luar biasa untuk menerima sifat kekanakan dan posesif milik Cho Seungyoun, kekasihnya. Karena baginya, Seungyoun yang sedang marah dan cemburu, terlihat seperti kucing manis yang merajuk pada pemiliknya.

.

.

.

"Youn-ah. Makan!"

Perintah itu diabaikan oleh pemuda yang tengah fokus pada layar notebook-nya. Jari-jari itu bergerak lincah di atas keyboard, menghasilkan kalimat-kalimat yang Seungwoo tidak paham. Tentu saja tidak. Mereka berbeda fakultas. Seungwoo adalah calon advokat, sedangkan Seungyoun calon ahli patologi tanaman.

"Seungyounnie?"

"Hyung makan sendiri saja!"

Seungwoo hanya bisa menghelas nafas jengah. Seungyoun mode serius adalah favoritnya untuk sisi visual, tapi tidak untuk sikap tidak peduli-nya pada Seungwoo--dan makanan dan kesehatannya. Tentu saja ia tidak ingin kekasihnya sakit hanya karena melewatkan jadwal makan siang.

"Aku datang ke sini dan bahkan menambah menu roti pizza, Youn-ah."

Seungwoo mengalihkan pandangan lelah pada dua kotak bekal yang sudah terbuka, sepotong roti pizza, dua botol air mineral dan sekotak susu cokelat. Membujuk pemuda di seberang meja tidak pernah mudah. Butuh taktik lain.

"Seungyounnie?"

Masih tidak ada jawaban.

"Youn-ah?"

"Hyung aku sedang mengerjakan jadi tolong--"

"Han Seungyoun!"

Dan jari-jari Seungyoun membeku di atas papan ketik. Ia segera menghentikan kegiatannya dan mengalihkan pandangan pada Seungwoo yang menatapnya sendu namun juga penuh ketegasan. Jika marganya sudah diganti dengan milik pemuda yang lebih tua, itu tandanya Seungyoun tidak bisa lagi mengabaikan Seungwoo.

"Aku Cho, Hyung. Ayahku bisa melarangmu mendatangi kamarku jika tahu kau mengganti marga anaknya--"

"Makan, Seungyoun!"

"Tapi laporanku, Seungwoo Hyung?"

Seungyoun merengek. Dikejar deadline membuatnya harus memohon-mohon pada sang kekasih agar dibiarkan bekerja. Meskipun pada beberapa kesempatan, ia tanpa sadar juga sering merajuk pada pemuda yang lebih besar.

"Kau bisa mengerjakan dan aku akan menyuapimu. Selesai. Tidak ada hal tentang melewatkan makan siang maupun tidak mengerjakan laporan, oke?"

Baiklah. Seungyoun menyerah. Lagipula, kapan lagi ia bisa menebar kemesraan dengan Han Seungwoo, pria yang paling ingin diajak kencan dan dijadikan kekasih seantero universitas, di depan khalayak ramai? Oh, tentu Seungyoun memgerjakan laporannya di kantin fakultasnya setelah mengumpat pada semua orang di sana karena banyak mata-mata genit yang menatap kekasihnya.

Ah, lovebirds, budak cinta, apalagi?

.

.

.

W/N:

This is...confusing 😅 but i feel like i need to post this, so--yeah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE MOST ONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang