Perjanjian..

5.1K 281 2
                                    

Aku berlari keluar rumah. Ada Pria asing yang Aku taksir umurnya sekitar tiga putuh dua tahun Tersenyum kepadaku sambil membuka pintu mobil.

"Dengan Mbak Rika? Saya di perintahkan Pak Rendra untuk menjemput Anda. Silahkan masuk!"

"Rendra? Rendra..Rendra..Ren.. maksudnya Pak Direktur?"

"Iya, Mbak. Bapak Rendra Samudra Wijaya."

"Sebentar, Pak. Saya ganti baju dulu."

"Oh, baik. Saya tunggu."

Sepuluh menit kemudian Aku sudah siap dengan atasan warna coral dan celana hitam. Ketika mematut diri di depan cermin, aku baru sadar.

"Tunggu, ini ngapain Aku pake acara dandan maksimal kaya gini? Kalo dia tau, bisa-bisa tingkat kepedeannya meningkat."

Segera kuhapus lipstik yang tadinya terlihat mencolok dan menggantinya dengan warna yang lebih kalem.

"Yup. Udah."

Aku berjalan ke kamar Mamah.
"Mah, Rika pergi sebentar ya! Ada urusan."

"Oke, Sayang."

*****

Sekarang Aku sudah di dalam Mobil. Entah kemana tujuannya.

"Pak, kita tuh sebenernya mau kemana?"

"Pak Rendra mau melakukan perjalanan bisnis ke Amerika minggu depan. Jadi saya di suruh jemput Mbak Rika karena katanya ada hal yang harus Mbak Rika urus."

Aku terdiam setelah mendengar penjelasannya. Mobil terus melaju membelah keramain kota. Aku menatap sekeliling. Sepertinya aku pernah ketempat ini. Tapi kapan ya? Apakah ini hanya sekedar de javu?

Kami telah tiba di halaman rumah yang menurutku biasa saja. Pintu rumah terbuka dan keluarlah wanita paruh baya.

"Rika ya? Aduh, kami sudah menunggu lama lho. Akhirnya kamu datang juga."

Aku yang bingung dengan suasana ini pun hanya tersenyum canggung. Kami memasuki rumah itu bersama. Begitu sampai di dalam, nampak Rendra dan lelaki paruh baya yang kutebak adalah ayahnya.

"Silahkan duduk!"

"Baik."

Aku menatap tajam ke arah Renda. Tatapan tajam yang bahkan mungkin tidak akan dia lupakan seumur hidupnya. Dia hanya tersenyum kaku dengan tatapan mata yang memelas. Tunggu! Ada apa ini? Tidak biasanya Renda seperti itu.

"Jadi kamu, yang namanya Rika? Sudah berapa lama kalian pacaran?"

"Eh?" Aku terkejut. Pacaran? Siapa? Aku? Dan..Rendra? Heol*

"3 tahun, Pah."

"Papah bukan nanya ke kamu, Rendra!"

Aku menghela nafas lalu menatap Rendra kembali. Meminta penjelasan. Dan dia hanya mengedipkan matanya. Aku tau dan Aku faham! Dia sedang meminta bantuanku. Tapi kenapa tidak ada perjanjian dan tiba-tiba dia melakukan ini? Daebak!*

"Sudah 3 tahun 5 bulan 2 hari, Om."

"Wah, sudah cukup lama ya. Jadi kamu sekarang bekerja jadi asisten Rendra?"

"Pah, kan tadi janjinya cuma ketemu. Bukan nanya-nanya kaya gini."

"Kan Papah cuma pengen tau aja. Ya sudah, kali ini Papah mengalah. Kamu boleh menikmati hidupmu sendiri."

Aku berpamitan untuk pulang. Dan tentu saja, Rendra mengantarku sambil memegang tanganku. Dasar modus!

"Silahkan, Sayang!"

Aku melirik ke arah pintu rumah, terlihat orangtua Rendra masih disana. Aku tersenyum dan langsung di balas senyuman oleh mereka.

"Terimakasih, Sa-yang." Sengaja ku tekankan kata-kata terakhir.

Mobil melaju meninggalkan rumah bercat biru itu..

"Sekarang, jelaskan!"

"Hehe, maaf Rika. Bukan bermaksud menyulitkanmu, tapi Aku sudah benar-bentar tidak tau apa yang harus Aku lakukan "

"Kenapa?"

"Aku akan di jodohkan."

"Hah?"

"Iya, Aku akan di jodohkan minggu depan. Maka dari itu, Aku bilang sama Papah kalau sudah mempunyai tunangan. Dan yanh terbesit di pikiran hanya Kamu."

"Tapi kita baru kenal kemarin. Masa Bapak sudah mengorbankan saya sih?"

"Mengorbankan? Pfft.."

"Jangan tertawa. Tidak ada yang lucu."

"Oke baiklah.. maaf. Aku akan bertunangan minggu depan kecuali jika Aku punya pacar."

"Lantas mengapa Orangtua Bapak tidak curiga ketika Saya menyebutkan tiga tahun? Harusnya Beliau curiga karena sudah selama itu tapi Bapak tidak pernah mengajaknya untuk berkenalan dengan mereka."

"Sudah lah. Untuk apa Kamu memusingkan yang bukan urusanmu?"

"Betul juga. Kenapa ya? Ada yang salah sama otakku nih."

"Gak ada yang salah kok."

"Maksud Bapak?"

"Ya itu wajar di lakukan ketika kita sedang jatuh cinta."

"Hah? Hahahah. Ga usah bercanda, Pak. Ga lucu!"

"Hehehe. Jadi gimana? Kamu setuju membantu saya?"

"Sebentar, Saya pikirkan dulu."

"Yaelah, pake acara di pikirin lagi."

"Ya udah, Saya mau. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Syaratnya..."

Bersambung..

***
Wah, kira-kira apa nih syarat yang Rika kasih? Coba tebak! Hehhe.

*Heol = Astaga (Dalam bahasa Korea)
*Daebak = Ekspresi yang mengisyaratkan kekaguman/hebat/wow/keren (Dalam bahasa Korea)

BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang