7 bulan kemudian..
Pagi ini tiba-tiba rasanya pusing. Jangankan untuk beraktifitas, untuk bangun dari tempat tidur saja rasanya pusing sekali. Aku meminta tolong ke Riska untuk membelikan obat.
"Sayang, sarapan dulu yuk." Teriak mamah dari bawah.
Aku berusaha sekuat mungkin untuk berjalan. Perlahan-lahan supaya tidak jatuh. Namun gagal. Aku terjatuh dan kemudian semuanya gelap.
***
"Rika, bangun Sayang!" Terdengar suara mamah memanggil, tapi kenapa mata ini susah sekali untuk di buka?
"Gimana keadaan Rika, Mah?" Kali ini suara lelaki. Rendra.
"Mamah tadi ke kamar kalian karena Rika tidak kunjung turun ke bawah untuk sarapan. Begitu Mamah masuk, Rika sudah ada di lantai. Pingsan."
"Sudah telfon dokter, Mah?"
"Sudah, Ren. Dokter Anita sedang menuju kemari."
Aku mulai mengerjapkan mata. Berusaha untuk membuka mata dengan sempurna. Dapat kulihat Rendra di sebelah kiri dan mamah di sebelah kanan. Mereka sama-sama menggenggam tanganku.
"Rika, kamu sudah bangun, Nak?"
"Iya, Mah. Aku kenapa?"
"Kamu tadi pingsan, Sayang. Mamah khawatir. Apalagi Rendra sudah berangkat dari shubuh dan Riska belum kembali dari Apotek,"
"Riska dimana, Mah?"
"Sudah berangkat ke Kantor. Ada meeting katanya."
"Kamu kenapa disini, Ren?"
Tak! Rendra menjitak kepalaku. Aku melotot, yang di pelototin malah tertawa.
"Aku disini karena Mamah tadi nelfon sambil nangis-nangis. Katanya kamu pingsan. Yaudah aku langsung pulang."
"Rika,"
"Iya, Mah?"
Dokter Anita sudah sampai dan langsung memeriksaku sambil senyum-senyum. Kenapa nih dokter? Abis menang lotre?
"Gimana, Nit?" Dokter Anita adalah teman Mamah sewaktu kuliah. Maka dari itu, dokter Anita juga di tunjuk sebagai dokter keluarga kami.
"Gak papa, Ratih. Rika, baik-baik saja kok. Hanya saja aku tidak menyangka kalau tendangan bola waktu malam pertama langsung kebobolan." Kali ini dokter Anita semakin melebarkan senyumnya. Bukan. Ini senyuman nakal.
"Maksud kamu, Rika hamil?"
"Iya. Selamat ya Ratih, kamu bentar lagi jadi Nenek."
"Alhamdulillah, Ya Allah." Kami bersamaan menyucapkan syukur kepada Allah. Penantian selama 7bulan ini akhirnya terkabul juga.
***
Kami membuat acara syukuran bersama.Riska dan keluarga besar mama mertua juga datang. Setelah menikah, Riska memang tinggal di rumah mama mertua. Hanya sekali dalam sebulan mereka menginap disini.
Kami mengundang Pak Ustadz juga untuk mengisi kajian hari ini. Sungguh, kebahagiaan kali ini tidak ada yang bisa menggantikannya. Aku merasa beruntung mempunyai suami sebaik Rendra, kakak seperti Reno dan Riska, mertua pengertian, dan ibu yang siap siaga menjagaku.
"Kamu nginep disini 'kan?" Tanyaku pada Riska.
"Gak, besok kita mau ke Lombok. Liburan."
"Pengin."
"Gak boleh!" Rendra menimpali.
"Tapi Ren,"
Aku sudah memasang muka sok imut supaya rencanaku berhasil kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)
RomanceRika, 25 tahun, diawal bekerja sudah mengalami kesialan harus bertabrakan dengan seorang Pria asing selama 3x. Dan siapa sangka, ternyata Pria itu adalah Boss nya! yuk baca lebih lanjut 😂 #1 Lovestory 20.10.2019