BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)

kebahagiaan ini

Satu bulan sudah sejak kepulangan kami dari Bali. Sekarang kami sudah kembali lagi ke rutinitas kantor. Dimana kami harus bergulat dengan angka dan laporan laporan lainnya. Dan aku pun masih menjadi pacar sandiwara Rendra. Entah sampai kapan harus seperti ini..

Malam ini aku dan Rendra mempunyai janji untuk bertemu Orang tuanya. Masih dengan setengah gugup, Riska menghampiriku.

"Duileh, cakep bener. Mau kemana?"

"Mau pergi bentar sama Rendra"

"Kamu ada hubungan apa dengan Bosmu? Kok kayaknya sering keluar bareng? Pacaran?"

"Engga kok. Cuma teman aja"

"Alah, masa?"

"Serius. Lagian ngapain juga aku pacaran sama orang tengil plus ganjen kaya dia"

Kami tertawa bersama. Menyadari bahwa itu tidak mungkin terjadi.

"Aku juga hari ini ada janji mau ketemu sama Reno. Mau di ajak ke rumahnya"

"Reno? Pacar baru?"

"Hehe, iya. Baru dua bulan"

"Kok gak cerita? Jahat." Aku berpura-pura ngambek.

"Gak usah ngambek. Ini bukan dirimu"

"Ah, ketauan ya?"

"Yaudah, aku mau siap-siap. Kamu hati-hati di jalan ya."

"Sip. Neodo*"

****

Aku berjalan menuju keluar rumah di temani mama.

"Malam tante, izin culik anak cantiknya dulu ya."

"Oh, iya gak papa. Pulangin besok juga gak papa."

"Mamah!"

Mamah dan Rendra tertawa.

"Bercanda, Sayang. Hati-hati ya Ganteng, jaga anak tante."

"Iya, tante. Makasih ya"

"Tunggu sebentar!"

"Kenapa, Mah?"

"Kayaknya kalau Rendra manggil Tante kurang enak deh di dengernya. Coba panggil Mamah"

"Mamah?"

"Nah, ini baru enak. Ya udah panggil Mamah aja ya"

"Dih, emak-emak modus"

Mamah mengedipkan mata. Mungkin dia sudah menganggap Rendra ini anaknya dan aku anak mantunya. Huh, sebel!

***

"Aku gugup."

"Gak papa, tenang aja."

"Uh jebal. Na ottokhae jigeum*?

"Udah, gak perlu segitunya. Mereka ga bakal makan kamu kok."

"Kok kayaknya kamu menikmati sandiwara ini sih? Jangan-jangan kamu beneran suka sama aku lagi."

"Eh, emm sembarangan. Jangan asal menyimpulkan. Jangan karena aku sering gombalin kamu jadi kamu berpikiran seperti itu"

"Ya,ya,ya. Terserah lah."

Mobil memasuki halaman rumah Rendra. Rasa gugup kian mendera. Ini pertemuan kedua kalinya. Semoga mereka masih baik dan tidak menginterogasiku lebih dalam lagi. Bisa gawat kalau mereka terlalu kepo tentang hubunganku dan Rendra.

"Sayang, akhirnya sampai juga"

"Assalamu'alaikum Tante, Om."

"Apa kabar, Rika?"