Setelah bertemu dengan Orang tua Rendra kini saatnya untuk bertemu dengan Orang tua ku. Kata Riska, dia sudah memperkenalkan Reno ke Mamah. Tanpa sepengetahuanku. Hem, baiklah.
"Ngomong-ngomong, kapan Bang Reno di kenalin ke Mamah?"
"Waktu kamu lagi ke rumah Omah di Riau. Aku mengajaknya. Aku emang sengaja ngenalin pas kamu ga ada"
"Ett, jahat amat!"
"Daripada nanti ketuker, kan berabe. Hahaha"
"Cih!"
"Nanti kita kasih tau Mamah kalo Reno dan Rendra akan datang"
"Oke"
Itu percakapanku dengan Riska sewaktu pulang dari rumah pacar kami. Kami, hihihi. Rasanya lucu membayangkan aku dan kakakku akan menikah dengan mereka yang ternyata juga kakak adik.
Sehabis pulang kerja, aku langsung menuju dapur. Rasanya haus sekali setelah menangis tadi. Membayangkan kembali pernyataan cinta Rendra. Rasanya hati ini berbunga-bunga bahkan mungkin berkupu-kupu. Inikah indahnya Cinta?
Malam ini Mamah sengaja memasak agak banyak. Karena akan kedatangan tamu special. Aku sudah memilih terusan berwarna biru muda dengan anting berwarna senada. Aku berjalan ke kamar Riska.
"Kok kamu belum siap-siap sih? Bentar lagi mereka datang 'kan?"
"Bentar ah, aku mau selesai'in kerjaan dulu bentar."
Aku duduk di sofa sambil melihat Riska bekerja. Aku tatap dia dengan tatapan maut. Biar tahu rasa dia!
"Iya,iya. Oke, aku ganti baju. Berhenti liatinnya."
"Sayang, Reno dan Rendra datang nih! Cepetan turun."
"Iya, Mah"
"Kamu turun aja dulu ya Ris, aku mau ambil handphone dulu"
"Oke sip."
Aku segera menuju ke kamar dan keluar lagi. Tapi apa ini? Aku melihat Rendra memeluk Riska. Aku beralih ke Reno. Dia biasa saja. Apa dia mengira kalau Riska adalah aku? Dari tangga, aku terus melihatnya, tak kudapati Mamah disana.
"Rendra!"
"Eh? Kamu Rika? Kalau kamu Rika, berarti ini.." Rendra segera melepaskan pelukannya.
"Aku udah bilang lepasin dari tadi, tapi kamu malah makin kenceng meluknya. Lagian kamu Reno! Aku udah melotot dari tadi, kamu malah balik melotot!"
"Lah, aku ga tau kalau kamu ini Riska. Susah bedain kalian tau!"
"Ada apa ini?"
Kulihat Mamah berjalan dari arah dapur dengan tatapan bingung.
"Tau ah!"
"Eh? Sayang..Sayang. Duh, makin panjang masalah. Mah, Rendra izin ke atas ya?"
"Iya".
"Sayang, jangan marah dong. Kamu cuma salah paham. Siapapun yang baru kenal pasti bakal tertukar. Salah siapa kembar!"
"Eh, sembarangan aja kalau ngomong. Kamu tuh, salah siapa jatuh cinta sama aku yang punya kembaran"
"Tapi aku ada ide."
"Apa?"
Kulihat Rendra tersenyum manis, kelewat manis malah. Perasaanku jadi tak enak.
"Bagaimana kalau untuk membedakannya, aku bikin kamu hamil? Kan jadi keliatan tuh, kalau Rika yanh perutnya gede. Dan Riska yang perutnya kecil"
"Dasar sinting!"
Kami tertawa bersama. Aku tau itu bukan sungguhan. Ini hanya cara Rendra membuatku tertawa. Duh, lelakiku!
***
Suasana kantor terasa berbeda. Apa karena aku bekerja dengan calon tunanganku? Jadi rasanya terlalu menyemangatkan untuk berangkat pagi.
Setiba di kantor, suasana masih sepi. Hanya beberapa OB yang sedang merapihkan ruangan.
"Pagi, Bu Rika"
"Pagi semua."
Aku selalu tersenyum ketika melewati orang. Tentu saja mereka tidak tau kalau aku dan Rendra sudah mau tunangan. Aku hanya tidak ingin mereka menganggap aku aji mumpung, mentang-mentang pacar bos.
Dari kejauhan dapat kulihat Rendra dan seorang wanita berjalan menuju ke arahku. Siapa wanita itu? Kok sepertinya tidak asing ya?
Rendra terlihat ceria, beberapa kali dia tersenyum ketika si wanita itu bercerita. Siapa dia? Kenapa mereka begitu akrab?
"Pagi, Pak."
"Ehm, pagi Rika. Ayo masuk!" Ajak Rendra kepada wanita itu tanpa tersenyum ataupun mengedipkan mata seperti biasanya padaku. Tunggu! Apa aku sekarang sedang berharap? Sial!
"Rika!" Terdengar suara Rendra dari dalam.
"Iya, Pak"
"Tolong belikan cappuccino ice dan espresso ya. Di cafe depan aja! Ini uangnya."
"Baik Pak"
Ku tatap tajam wajah Rendra. Setajam mungkin sampai aku ingin menyobek bibirnya yang tengah tersenyum sambil memandang wanita itu.
'Baiklah, Rendra! Ingin bermain? Mari kita lakukan bersama' Ucapku dalam hati.
"Lho, belum pergi, Mbak?" Kata wanita itu.
"Sebentar lagi, Bu. Nunggu Pria yang bu-asa sa-ya tung-gu lewat. Biar sekalian!"
Rendra langsung menatap ke arahku. Aku tau dia marah. Tapi masa bodo amat. Siapa salah ngajakin main. Rasain!
Aku menjulurkan lidah tepat ketika akan menutup pintu dan itu sukses membuat Rendra melongo. Duh, seperti de javu ya? Hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)
RomanceRika, 25 tahun, diawal bekerja sudah mengalami kesialan harus bertabrakan dengan seorang Pria asing selama 3x. Dan siapa sangka, ternyata Pria itu adalah Boss nya! yuk baca lebih lanjut 😂 #1 Lovestory 20.10.2019