Season 2. part 1

3.6K 198 11
                                    


Sekarang aku berumur 31tahun. Anakku, Aldo dan Alda sudah 6 tahun dan akan memasukkannya ke SD. Tapi kata Mamah, sebaiknya tahun depan saja. Ya sudah, kalau Ndoro sudah bertitah, aku bisa apa?

Hari ini aku mengajak si kembar ke kantor Papanya. Dan tentu saja, Rendra tidak tahu akan hal ini.

"Sayang, duduk yang benar ya! Inget pesan Mami! Kalau sampai kalian nakal, Mami ga mau ajak kalian lagi."

"Siap, Bos!"

Aku tersenyum melihat kekompakan mereka.

"Let's go!"

Anak-anak mengacungkan kepalan tangan ke atas, mereka sangat ceria mengetahui akan mengunjungi kantor Papinya.

"Mi, nanti kita makan siang bareng Papi ya?" Alda meminta.

"Oke, sayang."

"Tapi Mi, aku ga mau makan di kantin kantor, yah!" Pinta Aldo.

"Aku ingin makan di Kantin aja, Kak!"

Duh, mulai lagi!

"Kakak gak mau, Dek. Soalnya di sana banyak tante-tante suka pada nowel pipi Kakak. Kan kakak gak mau. Nanti kalau mereka suka sama Kakak gimana?"

"Ealaah, ini anak malah ketularan Papinya!" Aku menepuk jidat.

Aldo hanya tertawa.

"Gak, Mi. Aldo bercanda. Dimana saja, asal sama Papi Mami, Aldo ikut!"

"Okay, Sayang"

***

Kami sampai di bangunan berlantai 6 itu.

"Biar Alda yang pencet tombolnya, Mi." Alda menjijit berusaha menggapai.

Klik! Alda keduluan Aldo. Sudah bisa di pastikan sekarang Alda pasti cemberut.

Aku melihat ke wajahnya. Nah, benar kan?  Bentar lagi..

"Makanya Mi, kenapa Alda ga di kasih tinggi yang sama kayak Kakak sih? Mami ga adil!" Mulai deh dia drama.

"Sayang, sabar ya. Kalau kata orang lain, yang pendek itu imut, dan Insya Allah awet muda. Hehehe."

"Mami lagi ngomongin diri sendiri ya?" Aldo menimpali.

"Ealah, ini bocah. Untung di lift cuma ada kita doang. Kalo gak, malu lah kita."

Kami tertawa bersama.

Ting!
Pintu terbuka.

Aldo dan Alda segera berlari ke ruangan Papinya. Namun kembali lagi dengan muka cemberut. Kenapa?

"Kenapa, Sayang?"

"Di dalam ada Tante Citra."

"Lalu?"

"Aldo gak mau, nanti pasti pipi Aldo di cubit lagi saking gemesnya"

Aku menepuk jidat, lagi.

"Udah gak usah drama. Ayok, masuk."

Mereka menurut, walau wajah di tekuk. Hadeh, ada-ada saja.

"Papiiii"

"Lho, kok gak ngabarin dulu?"

"Hehehe, kejutaaan!"

"Rika.." sapa Bu Citra.

"Halo, Bu."

"Oh, aku seharusnya memanggil kamu Bu Rika. Maaf ya, Bu."

"Ah, enggak papa Bu. Santai saja."

Aneh, tadi sewaktu aku belum masuk terlihat di kaca muka bu Citra senang, tapi kenapa  begitu aku masuk jadi seperti murung gitu? Aku jadi teringat waktu bertemu di Supermarket setelah aku menikah. Waktu itu, kami ngobrol biasa, tapi waktu Rendra dstang dia langsung pergi. Apa hanya perasaanku saja?

"Ya sudah, Rika. Saya permisi ya."

Aku mengangguk.

"Ren, makan di luar yuk.."

"Aku lagi ada kerjaan, Rika.."

"Ayo, Pi.."

Aku memasang muka cemberut, berusaha membuat dia terancam.

"Oke oke, baiklah. Ayo kita berangkat." Kali ini wajah Anak-anak langsung berubah ceria.

Rendra menggandeng tanganku. Lalu mendekatkan bibirnya di telingaku.

"Syaratnya, nanti malam nyicil ya.." bisiknya.

"Apa sih? Nyicil mulu yang di pikirin"

Rendra tertawa.

"Dasar mesum!" Aku berusah melepaskan tanganku. Tapi genggamannya kian erat. Aku melihat ke Rendra, ada kerlingan nakal di sana. Sial!.

***

Setelah makan siang, aku langsung pulang bersama anak-anak.

"Nanti malam mau makan apa, Sayang? Biar aku bawakan langsung." Tanya Rendra sambil mengelus rambutku.

"Kalau misal makanan hanya untuk modus, gak usah. Karena aku lagi halangan."

"Yaaah.." Rendra kecewa, aku tertawa.

"Mi, Pi, ngetawain apa sih? Kok gak ngajak-ngajak? Ayo dong Mi, cepat pulang. Nanti banyak orang yang gemes sama aku gimana?" Protes Aldo.

"Ealaah, anakmu tuh!"

Rendra tertawa. Kami pun pulang..

Bersambung..

***

BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang