pernikahan

4K 209 5
                                    


Martha gila! Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu padaku. Astaghfirullah.

Aku segera membuka hanphone, mencari nomor seseorang, lalu aku salin nomornya di selembar kertas.

"Nih."

Dahi Martha berkerut.
"Apa ini?"

"Nomor telphone Rumah sakit jiwa. Salah satu temanku bekerja di sana. Siapa tau kamu butuh konsultasi. Oke, bye!"

Aku segera masuk ke dalam rumah dan memeluk Mamah. Takut rasanya. Entahlah, jika aku berlama-lama diluar bersama Martha, mungkin aku yang akan di kuliti habis-habis olehnya. Hih, ngeri!

"Kamu kenapa, Sayang?"

"Gak papa, Mah. Cuma kangen Mamah aja."

"Uh, anak Mamah. Mandi sana, bau nih!"

"Mamah!"

Mamah tertawa. Ah Mamah, rasanya berat meninggalkannya jika nanti aku sudah menikah dengan Rendra.

Selesai mandi, aku langsung membuka gawai. Mencari nama Rendra dan segera menelphonnya.

"Ya, Sayang."

"Assalamu'alaikum!"

"Eh iya, Assalamu'alaikum, Sayang. Hehehe, maaf lupa. Abisnya terlalu seneng dapet telphone dari kamu."

"Wa'alaikum salam. Aku mau nanya boleh, Ren?"

"Boleh, ada apa?"

"Kamu sama Martha, sekarang masih berhubungan gak?"

"Gak kok. Terakhir sudah 4bulan yang lalu. Kenapa?"

"Ah, enggak."

"Apa dia mengganggumu? Tapi dia kan ga tau kontak dan alamat kamu."

"Kemungkinan dia mengikuti kita tadi."

"Hah? Kamu beneran habis bertemu dia?"

"Iya, dia ngancam aku kalau gak cepat-cepat ninggalin kamu, kamu bakal di bunuh sama dia."

"Dia kumat lagi rupanya.." gumam Rendra.

"Kumat?"

"Iya. Jadi dia pernah kehilangan kesadaran beberapa bulan lalu. Lebih tepatnya setelah putus denganku. Overdosis obat, dan mengakibatkan akal sehatnya berkurang alias tidak waras. Sempat di masukkan ke rumah sakit jiwa."

"Sungguh?"

"Iya"

"Astaghfirullah, gak heran sikapnya seperti itu. Lalu sekarang bagaimana?"

"Nanti aku telphone Om nya. Kebetulan Beliau salah satu relasi Papah."

"Oke."
***

Sementara itu di lain tempat..

"Tidak! Aku tidak gila. Bagaimana mungkin orang itu menyuruhku ke Neraka itu lagi?" Teriak Martha di kamarnya.

"Sayang! Sayang! Kamu kenapa?" Panggil Orang tua Martha.

"Pergi kalian! Aku tidak mau masuk ke Neraka itu lagi. Aku waras! Aku tidak gila! Aku hanya ingin membelah tubuh Rendra, kenapa orang itu menganggap aku gila? Hahaha" Jawab Martha marah dan di akhiri dengan tawa bercampur isak tangir.

Suara sirine berbunyi semakin dekat, membuat Martha langsung panik.

"Tidak! Itu mobil menuju Neraka! Aku tidak mau naik itu. Aku ingin naik delman ke Surga!"

Kemudian martha mengacak-acak isi laci meja riasnya, dan menemukan benda yang ia cari.

"Ini dia tiket ke Surga." Kata Martha sambil tersenyum.

BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang