"Selamat pagi, Sayangku.." sapa Rendra.
Aku membuka mata sebentar lalu tersenyum. Menghapus jarak antara aku dengan Rendra dengan pelukan.
"Bangun dong. Apa liburan kali ini kita habisin di kamar aja?"
"Aku mandi dulu." Aku langsung terduduk lalu ngacir ke kamar mandi. Rendra terbahak.
"Sayang, gimana kalau bareng?"
"Ogah!"
"Emangnya apa?" Aku menggeser pintu kamar mandi sedikit, menunggu jawabannya.
Rendra tersenyum nakal. Aku memutar bola mata, jengah.
"Ren."
"Ya?"
"Kita kemana habis ini?" Tanyaku sambil mandi.
"Kemana aja maumu, Sayangku."
Aku tersenyum. Dia memang suami terbaik, terganteng, dan tergesrek. Hanya saja tingkat kepercayaan dirinya yang sudah melewati batas itu, kadang membuatku ingin selalu menjitaknya. Hihi, maafkan aku, Ren.
Selesai mandi, aku membuat secangkir kopi dan menyusul Rendra di balkon. Dari belakang, tampak Rendra sedang memainkan handphonenya. Dengan siapa? Ingatanku kembali ke kejadian kemarin. Apa dengan Citra? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Ren,"
"Eh, iya Sayang."
Aku meletakkan secangkir kopi low sugar di depannya. Dia tersenyum.
"Terimakasih, Sayang.."
Aku mengangguk, "Kamu tidak lagi menyembunyikan sesuatu dariku kan?" Aku memastikan. Takut kalau-kalau kecurigaanku terbukti.
"Tidak kok. Kenapa?" Aku melihat ke matanya. Tidak ada kilat kebohongan, tapi aku tidak puas dengan jawabannya.
"Rika?"
"Gak papa kok." Aku tersenyum lalu mengenggam tangannya.
"Rika, sewaktu aku memilih kamu menjadi istriku, aku sudah berjanji untuk tidak pernah menyakitimu. Apalagi mengkhianatimu. Aku terlalu cinta sama kamu, sampai aku takut untuk menyakitimu."
Aku terdiam. Lalu apa maksud Citra kemarin?
"Kamu percaya sama aku, kan?"
"Iya, Ren."
***
Sore ini kami berencana untuk menghabiskan waktu di pantai, menikmati sunset dengan segelas ice coffe. Rendra terlihat senang, pun dengan diriku."Anak-anak lagi apa ya? Aku telpon Mama dulu ya?"
Aku membuka tas dan hendak mengambil handphone, namun di cegah oleh Rendra.
"Biarlah, mereka pasti sedang jalan-jalan dengan Mama-Papa."
Aku cemberut, Rendra menghela napas.
"Paling nih, nanti Aldo bilang "Mi, tadi waktu di jalan ada tante-tante nowel pipi aku. Ih, kan aku ga suka. Emangnya aku cowok apaan" ya 'kan?"
Aku terbahak mendengar Rendra meniru ucapan Aldo. Memang benar, jika aku ngobrol dengan dia, pasti pembahasannya tidak jauh-jauh dari itu.
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Kataku sambil melirik Rendra.
"Maksudnya, kamu?"
Aku menjitak kepalanya keras.
"Aduh, sakit tau!"
"Lagian! Aku kan kalem, kamu tuh jelalatan."
"Jelalatan liatin kamu 'kan?"
"Alah, bulshit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)
RomanceRika, 25 tahun, diawal bekerja sudah mengalami kesialan harus bertabrakan dengan seorang Pria asing selama 3x. Dan siapa sangka, ternyata Pria itu adalah Boss nya! yuk baca lebih lanjut 😂 #1 Lovestory 20.10.2019