Hari ini kami masih cuti. Kebiasaan burukku sewaktu masih gadis pun belum berubah. Bangun hanya untuk sholat lalu tidur lagi. Apalagi kali ini ada 'selimut hidup' yang siap menyelimuti kala kedinginan. Hihi.
"Sayang, bangun!"
Aku mengerjapkan mata. Niat hati ingin mengeliat, namun pas nengok ke samping, sepasang mata tengah menatap lekat sambil tersenyum. Darahku berdesir. Segera aku memalingkan muka dan bersiap menuju kamar mandi sebelum akhirnya di goda olehnya.
"Sayang, mau kemana?"
"Ke kamar mandi."
Tanpa menunggu pertanyaan lainnya, aku segera ngacir ke kamar mandi.
Awalnya hanya ingin cuci muka, karena sudah terlanjur disini maka aku mandi sekalian. Ketika mengambil handuk di lemari kecil dekat westafel, aku teringat bahwa aku tidak membawa baju.
"Ah iya, gak bawa baju lagi. Gimana ya? Minta tolong Rendra? Tidak mungkin. Malu rasanya." Batinku dalam hati.
Setelah berpikir bagaimana cara baiknya, akhirnya aku membuka pintu sedikit.
"Ren"
Hening.
"Rendra?"
Masih hening.
Aku melongokkan kepala ke luar, tidak ada siapapun. Akhirnya aku keluar hanya menggunakan handuk. Tapi begitu akan sampai ke lemari pakaian, pintu terbuka dan masuklah Rendra.
Aku gugup. Jantungku disko kembali.
"Jangan liat sini!" Teriakku pada Rendra. Rendra tampak terkejut. Wajahnya masih menatap pintu.
"Kenapa?"
"Aku belum pakai baju."
"Yaelah, kan udah jadi suami istri."
"Pokoknya jangan!"
"Oke oke."
****
Sekarang aku sedang duduk di teras sambil menemani Rendra yang sedang sibuk menyemir sepatunya. Aku sudah mencoba menawarkan bantuan, tetapi Rendra menolak. Katanya tugas istri bukan menyemir sepatu tetapi taat dan patuh pada suami. Benar juga sih. Aku manggut-manggut mendengar omongannya.
"Ren, kamu sejak kapan suka sama aku?"
"Udah mulai tertarik nih?"
"Ren!"
"Waktu aku tak sengaja menabrakmu di kampus."
"Kampus?"
"Iya."
"Bukannya kita pertama kali bertemu sewaktu di parkiran kantor?"
"Bukan."
"Masa sih? Kok kayaknya aku gak pernah ketemu kamu sebelum adegan tabrakan itu ya?"
"Aku dulu senior di kampus. Dulu aku hanya bisa memperhatikanmu dari jauh. Lalu tidak sengaja menabrakmu di koridor waktu kelas pagi. Tapi kamu tidak menoleh sedikitpun waktu itu. Aku selalu mengikutimu. Bahkan aku tau jadwal kamu kalau habis kuliah. Aku tau cafe tempat kamu nongkrong, tau salon mana yang kamu datangi, bahkan tempat dokter kecantikan kamu pun aku tau."
"Hah? Se-detail itu?"
"Iya"
"Lalu aku menyerah. Karena sedikitpun kamu tidak pernah menatapku, menggubrisku. Lalu kita bertemu kembali di parkiran itu suatu kebetulan. Aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu lagi."
Aku terdiam. Secinta itukah dia sama aku?
"Kenapa diam? Kamu pikir aku radio?"
"Iya, Radio hidupku."
Rendra tersenyum nakal. Aku langsung salah tingkah.
"Jangan ge-er! Kamu emang radio hidupku. Lumayan hemat listrik."
"Apaan sih, garing banget." Rendra tertawa.
"Katanya garing, tapi tertawa."
"Leluconmu emang garing, tapi wajahmu sekarang membuatku ingin tertawa."
Sial!
Aku masuk ke dalam rumah. Merajuk pada Rendra. Awas aja kalau deketin.
***
Keesokannya, kami jalan-jalan ke Taman Kota. Tempat ini ramai seperti biasanya. Rendra terus menggenggam tanganku.
"Aku selalu cemburu."
"Hah?"
'Dia cemburu sama siapa? Kenapa tiba-tiba ngomong seperti itu?'
"Aku selalu cemburu kalau ada cowok yang deketin kamu. Bahkan ketika Boy menembakmu di Aula pun, rasanya ingin ku bakar saja aula itu."
"Ah, jadi kamu beneran Sasaeng* aku ya?" (Sasaeng = fans yang mengikuti kemana saja)
"Emangnya kamu artis"
"Gak usah jadi artis aja kamu udah ngikutin mulu, apalagi jadi artis."
Rendra terkekeh.
"Kamu, sekarang udah ada rasa aku belum?"
"Udah"
"Serius?"
"Iya, rasa pengin jitak!" Aku menjitak kepalanya dan kemudian berlari.
"Sial! Awas kamu ya! Aku tangkap kamu."
Aku tertawa sambil terus berlari. Tuhan, sepertinya aku benar-benar menyayanginya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)
RomanceRika, 25 tahun, diawal bekerja sudah mengalami kesialan harus bertabrakan dengan seorang Pria asing selama 3x. Dan siapa sangka, ternyata Pria itu adalah Boss nya! yuk baca lebih lanjut 😂 #1 Lovestory 20.10.2019