salah minum obat

4.1K 219 10
                                    

Jantungku berdegup kencang melihat wanita cantik itu berjalan menghampiri kami. Dengan senyum manisnya, dia terus menatap Rendra. Tak heran jika dulu Rendra tergila-gila padanya sampao rela mengeluarkan uang untuk semua yang diinginkan oleh Martha.

"Rendra? Apa kabar?"

"Oh, baik. Kamu apa kabar?"

Aku hendak undur diri, membiarkan Rendra bersapa dengan masa lalunya. Tetapi sebuah tangan mencekal kepergianku. Tatapan memohon itu seperti menghipnotisku, lantas aku bisa apa jika sudah begini?

"Martha, perkenalkan ini Rika, Calon istriku."

"He? Calon istri?"

"Iya"

"Hallo, aku Martha. Selamat ya!"

Ucapan itu tulus. Tak ada dendam apalagi iri di sepasang mata wanita cantik itu.

"Terima kasih"

Martha hanya tersenyum, lalu menatap Rendra yang sedari tadi menatapku.

"Ya sudah Martha, saya duluan ya.."

"Oh, oke. Hati-hati di jalan. Rika, tolong jaga Rendra untuk saya."

'jaga Rendra untukmu? Lebih baik jaga Rendra buat diriku sendiri. Siapa lu?' gerutuku dalam  hati.

Rendra masih menggandeng tanganku. Berusaha memilih gaun yang cocok untukku. Aku harus tampil cantik untuk pangeranku. 'Tidak boleh ada yang menyaingiku' kataku dalam hati.

"Ya aku tahu kok"

Aku segera menoleh ke Rendra, apa maksudnya?

"Apaan?"

"Kamu lagi liat-liat gaun, sambil bengong. Kalau di drama gitu kan pasti lagi nyusun rencana dan biar tidak ada yang menyaingimu ketika kita menikah"

"Jiaaah, kamu kira kita lagi di dunia drama?"

"Halah, biasanya juga kamu demen tuh, apalagi liatin dramanya Do Kyungsoo EXO. Mata udah mau keluar saking melototnya. Heran, apa seganteng itu?"

"Hehehe" aku hanya bisa nyengir yang tidak mirip kuda.

"Apa aku harus operasi plastik biar mirip sama Kyungsoo?"

"Kamu mau operasi seribu kalipun ga bakal bisa mirip dia"

"Kok kamu belain dia?"

"Fakta sih."

"Bilang aja, kalau kegantenganku ini sudah tidak terlampaui"

"Tiba-tiba perutku mulas." Kataku.

"Kenapa? Pengen pup?"

"Bukan"

"Lalu?"

"Denger omongan bulshit kamu jadi bikin perutku mules"

"Ck!"

Kenapa dia? Seriusan cemburu? Sama artis? Astaga!

***

Di dalam mobil, Rendra masih terdiam. Tidak ada yang kami obrolkan selama perjalanan ini. Aneh, biasanya mulutnya udah nyerocos gak berhenti. Apa karena ucapanku tadi? Apa aku terlalu keras kepadanya?

"Maaf." Kataku.

"Gak papa. Lagian aku faham kok kalau aku ini ganjen, tukang drama, terlalu baik, terlalu pintar, dan terlalu ganteng. Jadi tidak ada yang bisa di bandingkan denganku. Aku faham perasaan kamu sehingga kamu ngomong seperti itu tadi."

Ya Allah, kapan manusia ini agak waras dikit? Gesrek mulu perasaan.

"Iya aku juga sedih."

"Kenapa?"

"Sedih kenapa aku harus jatuh cinta sama lelaki yang kadar kepercayaan dirinya jauh di atas rata-rata." Kataku sambil menghela nafas.

"Pfft." Terdengar seperti orang yang menahan ketawa.

"Kenapa lagi kamu? Obatnya ga di bawa?"

"Sembarangan" Jawab Rendra sambil mengetuk kepalaku pelan.

"Kamu jatuh cinta padaku. Entah kenapa, meskipun sudah resmi menjadi sepasang kekasih, aku begitu bahagia mendengarmu yang mencintaiku. Terima kasih, Sayang."

Allah, dia sebahagia ini?

"Nado, neomu kamsahae." (Aku juga, terima kasih banyak).

Tanpa terasa mobil sudah berada di depan rumah. Rasanya berat berpisah dengannya malam ini..

"Masuk lah. Aku tahu kamu masih ingin disini bersamaku. Tapi aku pun harus pulang dan beristirahat supaya ketampananku tak akan lekang oleh waktu."

"Astaga. Kamu ga salah makan 'kan hari ini?"

"Heheheh"

"Ya sudah, hati-hati di jalan ya."

"Oke, sip. Salam buat Mamah dan Riska."

"Okay."

Aku berjalan menuju pintu ketika mobil Rendra sudah hilang di pertigaan. Namun, langkah kaki ini terhenti..

"Kamu pikir, saya bakal lepasin Rendra?"

"Martha?"

"Jangan mimpi, bangun lah Nona!"

"Apa maumu?"

"Tinggalkan Rendra!"

"No way!"

"Atau.."

"Apa? Apa?"

"Atau aku bunuh saja Rendra dan kita bagi rata. Kamu setengah dan aku setengah. Bagaimana?"

Aku terkesiap. Gila!

BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang