pengantin baru

4K 201 3
                                    

Aku gugup. Antara mau keluar atau tidak. Jika keluar, aku akan habis-habisan di goda oleh Rendra. Tapi jika aku tak keluar, masa tidur di kamar mandi?

Akhirnya, setelah lama memutuskan, aku keluar juga. Jantungku sudah berdisko sejak di dalam kamar mandi, dan sekarang alunan diskonya bertambah cepat. Membuat aku mau tak mau memegang dadaku.

Rendra tengah membaca koran di sofa. Kamarku memang cukup lebar, sehingga muat untuk sofa dan kulkas. Setelah sholat, aku memilih duduk di pinggir kasur. Bingung harus ngapain.

"Hemm.. Rika."

"I-iya, Ren. Eh, Mas." Jawabku gugup dan sukses membuat Rendra terkekeh.

"Haruskah aku mulai memanggilmu dengan panggilan Dek?"

"Ih, apaan sih? Biasa aja."

"Sini mendekat."

Aku membalikkan badanku, dan ternyata sedari tadi Rendra sudah duduk di ujung kasur bagian lainnya. Aku berjalan perlahan sambil menahan jantung yang sepertinya akan keluar sebentar lagi.

"Kenapa?"

"Kamu gugup?"

"Hemm.."

Rendra segera memelukku. Dapat kudengar suara detak jantungnya yang hampir sama denganku. Dia gugup juga?

"Rika,"

"Iya, Ren"

"Setelah ini kita harus ngapain?"

"Eh?" Aku menarik diri dari pelukannya.

"Habis ini kita mau apa?"

"Habis ini ya? Habis ini kita sarapan, terus jogging, terus ngapain ya?"

Rendra tersenyum mendengar suaraku yang gemetar, khas orang gugup. Akhirnya aku mengalah.

"Udah lah, jangan goda terus."

"Iya deh iya, maaf."

"Ya sudah aku mau siapin sarapan dulu buat kamu, ya?"

"Tunggu."

"Kenapa, Ren?"

"Bagaimana kalau kita nyicil dulu."

"Nyicil? Memangnya kita punya utang?"

"Anu.. nyicil punya adek."

Aku terbatuk. Aku tidak sedang makan, tapi rasanya seperti tersedak. Allah, inikah rasanya?

Perlahan wajah Rendra mendekat, terasa hangat hembusan nafasnya kian terasa. Jarak wajah kami sudah beberapa senti lagi. Namun tiba-tiba..

"Rendra, Rika!"

Kami terkejut.

"Hemm.. I-iya Mah?"

"Ayo sarapan."

"Oke."

"A-ayo kita sarapan." Ajakku ke Rendra.

"Iya."

Kami berjalan bersama menuju lantai bawah. Dimana Riska dan Mamah tengah menunggu kami di meja makan.

"Lho, kalian kenapa? Kok mukanya merah gitu?"

"Anu.. Mah. Mungkin kami demam. Seluruh badan kami terasa panas, apalagi bagian wajah. Apa aku dan Rendra kena virus ya Mah?" Jawabku ngawur.

"Ih, ada-ada aja. Cepat duduk, lalu sarapan."

Kami makan dalam diam. Apalagi aku, rasanya sudah ingin cepat-cepat pergi ke kamar saja.

"Jadi, kalian sudah mulai proses ngasih Mamah cucu belum?" Tanya Mamah tiba-tiba..

BOSS GANJEN (Season 1 Dan 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang