Part 10. Pertemuan (2)

2.2K 143 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertemuan terjadi bukan sekedar untuk saling mengerti tapi untuk saling melengkapi.

Kediri, 25 September 2019
-Alfiyah Untukmu-

***

Pagi yang sangat cerah. Sang fajar terlihat dari ufuk timur, namun dinginnya Bogor masih terasa sekali. Apalagi habis diguyur hujan semalam. Dinginnya terasa sampai ke tulang.

Kayla dan Dona mengemasi barang-barang mereka. Rencananya mereka akan meninggalkan Villa di Bogor dan kembali ke Jakarta tak lupa menjemput Maya di pesantren. Kayla berpenampilan sangat cantik tak kalah seperti hari-hari biasanya. Tak terasa hampir 2 bulan mereka tinggal di villa itu.

Pagi ini Kayla memakai dress navy berlengan pendek dan sepanjang lutut. Tak lupa, dia juga memakai blazer navy-nya untuk menghindari udara dingin Bogor. Dengan rambut diikat satu dan memakai sepatu hitam, hari ini Kayla sudah siap untuk pulang. Kayla sangat berharap semoga tak bertemu lagi dengan mantan pacarnya itu.

Dengan menjinjing koper, Kayla menuruni satu persatu anak tangga dengan begitu anggunnya. Lalu memasukkan barang-barangnya di dalam bagasi mobil.

"Don, siap belum?" teriak Kayla dari lantai bawah. "Iyaa" sahut Dona dari lantai dua.

Tak lama, Dona turun dari tangga membawa 2 koper di tangannya. Banyak barang yang di bawanya, sebab sehabis dari Jepang dirinya langsung menuju villa dan membawa semua barang yang ia bawa saat berada di Jepang. Dona pula tak kalah cantiknya dengan Kayla. Dengan mengenakan kemeja berwarna biru muda dan celana jeans hitam dengan rambut terurai, Dona terlihat sangat cantik.

"Bantuin napa!" sindir Dona. Kayla langsung menyambar koper yang berada di tangan kanan Dona dan langsung memasukkannya kedalam bagasi mobil. Setelah semua siap tak Kayla mengunci kembali pintu villa dan menyerahkan kunci itu kepada penjaga villa yang sudah hampir 5 tahun berkerja untuk menjaga villa itu.

Mesin mobil dihidupkan, lalu Kayla menginjak gasnya perlahan dan meninggalkan Villa megah itu.

***

"Kay, sampai dimana kamu?" tanya Maya lewat telpon.

"Bentar, ini masih di perjalanan tunggu aja dulu." protes Kayla lalu tiba-tiba telpon mereka di putus oleh Kayla.

'Ye ni anak kebiasaan deh, Orang belum selesai bicara malah di matiin." gerutu Maya setelah Kayla memutus sambungan telponnya.

"Siapa May?" suara bariton itu tiba-tiba Terdengar di telinga Maya. Maya dengan segera membalik badan melihat siapa yang bertanya padanya. Maya sangat terkejut saat yang bertanya adalah Ustadz Faris.

"Ini ustadz, teman saya, katanya tadi mau jemput saya tapi belum datang. Saya hubungi malah dimatikan," jelas Maya.

"Rumahnya mana memang?"

"Rumahnya Jakarta sih Ustadz, tapi selama 2 bulan ini kita tinggal di Bogor dan rencananya hari ini pulang sekalian jemput saya," jelas Maya lagi.

Ustadz Faris hanya mengangguk. Mereka berbincang berdua.

***

Hampir 15 menit Kayla dan Dona menunggu Maya di depan pesantren. Namun, Maya tak terlihat sama sekali. Kayla sudah mulai bosan menunggu Maya. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari Maya di dalam pesantren.

Kayla keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam pesantren. Banyak santri yang melihatnya sinis dan tak sedikit juga yang mencibir karena penampilan Kayla. Namun, Kayla tak menghiraukannya. Matanya menelisik setiap sudut pesantren. Namun, Maya juga tak terlihat. Pandangannya tertuju pada sesosok wanita yang sedang berbincang dengan seorang lelaki. Dengan segera Kayla menghampiri mereka.

"May, gimana sih lo, gue tunggu dari tadi lo gak keliatan. Udah setengah jam gue nunggu lo, gue juga capek nyetir di tungguin malah asik ngobrol disini!" cerocos Kayla tanpa berhenti.

Kayla terpaku, saat melihat lelaki yang sedang berbincang dengan Maya membalikkan badannya. Ya, dia Faris, lelaki yang Kayla temui di bandara tempo hari. Seketika jantungnya berdebar keras, bibirnya seakan berat untuk berbicara.

"Lo, kan, yang nabrak gue di bandara?" tebak Kayla.

"Iya."

Faris sangat terkejut dengan seorang wanita yang sedang berdiri di depannya. Tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat tak mengerti apa yang terjadi.

"Kalian udah kenal?" sahut Maya.

"Belum sih, dia yang nabrak gue pake troli saat di bandara," jawab Kayla sedikit menyindir Faris.

"Afwan .. soal kejadian tempo hari," ucap Faris. Pandangan Faris selalu tertunduk tak berani melawan tatapan Kayla yang tajam. Jika semakin dia menatap Kayla, semakin tak karuan juga apa yang dirasakannya.

Kayla hanya mengangkat sebelah alisnya saja. "Kenalin Kay, ini Ustadz Faris," ucap Maya memperkenalkan Faris.

Kayla terkejut bukan main. Sebab nama itu yang dia perdebatkan dua hari lalu dengan Maya. Oh My God! Gue salah anggep lagi! gerutu Kayla dahlan hati.

"Bengong aja kamu!" sindir Maya sambil mencubit lengan Kayla.

"Kenalin nama gue Kayla." Kayla mengulurkan tangannya kepada Faris. Namun, Faris hanya membalas dengan lengkupan tangan di dada. Kayla menarik kembali tangannya dengan kasar. Dasar jual mahal! Cibir Kayla dalam hati.

"Udah ah, May, sumpek gue di sini capek! Dona juga udah nunggu di mobil," kata Kayla kesal.

"Ya-iya. Ustadz saya pamit dulu. Assalamualaikum."

Kayla segera menarik tangan Maya sebelum Ustadz Faris menjawab salam.

"Waalaikumsalam," jawab Faris sambil menggelengkan kepala.

Kayla menarik kasar pergelangan tangan Maya lalu dilepaskannya saat berada di depan mobil. Maya memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit.

"Sakit tau Kay!" Rintih Maya.

"Bodoamat! Masuk sono"

Kayla memutar mobilnya dan berbalik arah meninggalkan area pesantren.
###

Mohon maaf sahabatku,, telat update. Sampai lupa saking sibuknya. Lagi ujian pondok nih.. Doain yaa semoga diberi kelancaran dan mendapat hasil yang memuaskan. Aamiin..

Jangan lupa vote ya❤
.
.
.
.
.
Syukron🍁

[AU1] Alfiyah Untukmu✓ [OPEN PREE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang