Part 20. Masih Ada Harapan

2.1K 140 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Kediri, 08 Januari 2020

***

Hari berganti hari, Faris kembali membuka lembaran baru dengan suasana yang baru. Faris lebih fokus ke pekerjaannya sebagai guru sekaligus ustadz. Tentang jodoh dia sudah pasrahkan kepada Allah. Jika memang Zahra bukan jodohnya dia yakin bahwa Allah akan mengirimkan jodoh yang terbaik untuk dirinya.

Namun, dirinya juga bukan hanya diam menanti takdir, tak lupa dirinya juga berdoa. Allah akan mengabulkan setiap doa hambanya. Tak ada satupun doa yang tidak di kabulkan oleh Allah. Terkadang tak sedikit orang yang mengira bahwa Allah tidak mengabulkan doanya. Percayalah Allah akan mengabulkan doa setiap manusia selagi doa itu baik. Jika doa itu tidak terkabulkan di kita bisa jadi Allah mengabulkan doa di anak atau cucu kita.

Faris menghela nafas yang panjang, wajahnya tampak bersinar sesudah wudhu. Setelah kejadian kegagalan pernikahannya, Faris semakin dekat dengan Sang Pencipta. Bermunajat kepada-Nya meminta yang terbaik untuk dirinya.

Belum saja Faris menginjakkan serambi masjid, terdengar ada yang memanggil dirinya. Faris menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap seseorang yang memanggilnya.

"Assalamualaikum, Ustadz," ucap salah seorang santri putra.

"Waalaikumsalam. Ada apa?" tanya Faris.

"Ada yang ingin bertemu Ustadz di ndalem," jawab santri putra itu.

Faris mengerutkan keningnya, siapa yang mau bertemu dirinya pagi-pagi sekali? batinnya.

"Siapa?" tanya Faris penasaran.

"Maaf, Ustadz, saya kurang tahu."

"Ya sudah, terima kasih," jawab Faris dan di balas anggukan oleh santri putra itu.

Faris tetap melanjutkan menuju ke masjid melaksanakan salat sunah dhuha.

Seusai salat sunah dhuha, Faris menemui seseorang yang ingin menemuinya. Faris diburu rasa penasaran. Saat setibanya di teras ndalem, tubuh Faris bergetar, jantungnya berdegup tak beraturan. Entah ada apa. Hatinya seakan menarik dirinya untuk segera menemui seorang itu. Dengan mengucap basmalah, Faris memberanikan diri untuk masuk.

Saat dirinya masih diambang pintu, Faris melihat seorang wanita dengan gamis berwarna dusty dan mengenakan jilbab pashmina berwarna silver duduk di sofa membelakanginya. Faris semakin penasaran dibuatnya. Akan tetapi jantungnya juga semakin berdegub kencang dan tidak beraturan. Bibirnya seakan kelu ingin mengucap salam.

Faris menghela nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, menetralkan detak jantungnya. "Assalamualaikum," ucapnya.

"Waalaikumsalam," jawab wanita itu lirih, namun tak sedikitpun wanita itu menengok belakang dan menghadap Faris.

Faris melangkahkan kakinya secara perlahan dan duduk di sofa berhadapan dengan wanita itu yang hanya terhalang oleh meja. Wanita itu terus menunduk seperti tidak ingin menampakkan wajahnya.

"Ning!" panggil Faris lirih.

Wanita itu mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya Faris saat mengetahui siapa yang ingin bertemu dengannya.

[AU1] Alfiyah Untukmu✓ [OPEN PREE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang