Part 08

4.3K 57 0
                                    

Jam makan siang, lagi-lagi Alnord menatap kursi Vallery yang sudah tidak akan ditempati lagi oleh empunya. Terlebih lagi surat pengunduran diri sahabatnya yang baru diterimanya, sudah sangat jelas menggambarkan bagaimana sahabatnya itu tidak akan kembali bekerja bersamanya.

Di tengah otaknya berpikir tentang masalah yang terjadi di antara ia dan sahabatnya, suara ketukan pintu seperti biasa tepatnya pada saat jam makan siang, kini terdengar. Membuat Alnord mau tak mau harus tersadar, lalu mendongak ke arah pintu dan menyahuti suara itu agar seseorang yang berada di sana langsung masuk saja ke ruangannya.

"Permisi, Pak." Wanita kemarin kembali menyapanya hangat, dengan membawa dua kotak makanan seperti biasa. Alnord ingat wanita itu, kalau tidak salah namanya Alexa, pegawai baru di tempat katering langganannya.

"Iya." Alnord menjadi tenang tanpa mau menyunggingkan senyumnya.

"Ini pesenan Bapak. Silakan dinikmati, dan semoga suka dengan menu baru kami." Alexa berujar sopan dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Iya. Terima kasih." Alnord menjawab seadanya dengan sesekali melirik ke arah kotak makanannya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu," pamit Alexa sopan yang seketika ditatap dingin oleh Alnord.

"Tunggu!" cegahnya yang berhasil membuat Alexa terdiam lalu menatap ke arahnya dengan sorot mata bertanya.

"Iya, Pak. Apa ada yang bisa saya bantu?" Alexa bertanya sopan setelah kembali berjalan mendekat ke arah meja Alnord.

"Kamu sudah makan?" Seperti kemarin, Alnord juga menanyakan hal itu. Membuat Alexa merasa tidak enak hati, bila harus kembali memakan pesanan milik Alnord, yang jelas-jelas dibayar perbulannya.

"Sudah kok, Pak. Ada apa ya?" Alexa menjawab bohong dengan sedikit mengangguk pelan.

"Kamu bohong." Alnord menjawab santai yang seketika ditanggapi tatapan bingung oleh Alexa.

"Kamu pasti belum makan siang kan? Sekarang, ambil satu kotak makanan itu lalu makanlah." Alnord kembali melanjutkan ucapannya yang justru ditanggapi kediaman oleh Alexa yang merasa tidak enak hati bila harus kembali makanan yang Alnord tawarkan.

"Maaf, Pak. Saya tidak bisa melakukannya. Kemarin, saya ditegur bos saya, karena sudah menerima pesanan yang seharusnya untuk pelanggan. Apalagi, keluarga Bapak adalah pelanggan lama kami." Alexa menunduk sopan, merasa tidak perlu menerima makanan itu.

"Kalau begitu, makanlah di sini. Temani saya makan!" Tanpa mau menunggu persetujuan Alexa, Alnord langsung mengambil kotak makanannya lalu menggeser milik Alexa ke arah empunya. Namun yang Alexa lakukan justru terdiam, merasa bingung harus bersikap bagaimana sekarang.

"Tunggu apa lagi? Makanlah!" Alnord berujar tegas yang seketika diangguki oleh Alexa.

"I-iya, Pak." Dengan cepat, Alexa mendudukkan tubuhnya di kursi depan meja kerjanya Alnord. Meski pada akhirnya, Alexa justru kembali terdiam di sana, merasa sungkan bila harus makan bersama bos besar semacam Alnord.

"Kamu tidak perlu merasa sungkan, kamu bisa langsung memakannya. Orang yang saya pesankan itu tidak akan pernah mau memakannya lagi, jadi kamu tidak perlu khawatir meskipun saya menyuruhmu makan pesanan saya setiap hari." Alnord berujar tenang seolah sudah mengerti dengan apa yang saat ini sedang Alexa pikirkan.

"Ta-tapi kenapa, Pak?" tanya Alexa kaku, tepatnya merasa takut dengan sorot mata Alnord yang begitu mengintimidasi, yang seolah mampu membuatnya tak berkutik terlebih lagi menolak perintahnya.

"Sahabat saya sudah mengundurkan diri sebagai asisten saya. Jadi, dia tidak akan memakan makanan katering yang saya pesan." Alnord menatap sendu ke arah kotak makanannya, seolah berhasil terlempar ke sebuah kenangan di mana Vallery begitu lahap makan bersamanya di meja yang sama.

Sleeping With My Friend 21+ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang