Di dalam kamar mandi, Alnord mengguyur tubuhnya dengan air shower yang berada di apartemennya. Sudah sejak tadi pagi, Alnord membereskan apartemennya, setelah cukup lama tak pernah berkunjung sekitar setahun yang lalu. Membuat apartemen yang selalu dikunjunginya saat lelah itu berdebu dan kotor, yang mau tak mau harus Alnord bersihkan sendiri.
Tubuh kekarnya yang putih bersih itu begitu nyaman mendapatkan kesegaran yang cukup menenangkan pikirannya. Begitupun dengan kepala dan rambutnya yang basah oleh guyuran air shower, seolah mampu mendinginkan otaknya yang sempat kacau entah karena apa. Sampai saat Alnord mengingat ucapan kakak kembarnya, akan perasaanya dengan Vallery.
"Kamu mencintainya, hanya saja kamu tidak menyadarinya."
Ucapan Albert itu begitu terngiang-ngiang di otaknya, membuat Alnord frustrasi hanya dengan mengingatnya. Di dalam hati, Alnord merasa apa yang Albert katakan itu salah, tapi anehnya membayangkan Vallery bersama dengan Vincent membuat Alnord geram dan marah, meski tak banyak yang bisa lelaki itu lakukan selain diam.
Pasrah, setidaknya hanya itu yang bisa Alnord lakukan sekarang. Mencoba menjalani hidup baru, tanpa ada Vallery di sisi. Sebagai seorang sahabat, Alnord pikir perasaannya ke Vallery itu terlalu aneh, dan untuk pertama kalinya juga Alnord tidak bisa berbuat banyak selain dengan menjauh tanpa mau bertemu, terlebih lagi melihat Vallery bersama dengan kekasihnya.
***
Di sisi lainnya, Vallery berjalan begitu terburu-buru ke arah pintu rumah Alnord. Setelah sampai di depannya, Vallery segera mengetuk pintu itu tanpa jeda. Hingga saat mamanya Alnord membukanya dengan ekspresi bingungnya, melihat ke arah Vallery yang sedikit kacau.
"Sayang. Kamu kenapa? Habis nangis ya?" Wanita itu merengkuh tangan Vallery penuh kelembutan, baginya Vallery sudah dianggap putrinya sendiri, jadi cukup membuatnya khawatir melihat Vallery yang kacau dengan matanya yang sedikit sembab oleh tangis.
"Tidak kok, Tante. Vallery tidak apa-apa. Oh ya, Tante, Alnord ada di kamarnya tidak?" tanyanya dengan sedikit melirik ke arah dalam.
"Sudah sejak tadi pagi, Alnord pergi dengan membawa baju-bajunya. Dia ingin pindah ke apartemennya sendiri." Vallery seketika membulatkan matanya setelah mendengar ucapan wanita itu tentang putranya, Alnord.
"Kenapa pindah, Tante? Apa Alnord ada masalah?" Vallery bertanya penasaran, merasa khawatir dengan sahabat yang selalu melindunginya itu.
"Mungkin saja. Alnord kan paling suka menyendiri untuk melupakan sesuatu hal, itu lah kenapa Alnord sering terlihat tenang di depan semua orang. Kalau Alnord ada masalah, dia pasti akan berusaha untuk melupakan semuanya dan bersikap sewajarnya." Wanita itu menjawab lesu, merasa lelah dengan sikap putra keduanya yang begitu tertutup saat ada masalah, tak pernah sekalipun Alnord berbica mengenai masalah pribadinya, berbeda dengan Albert yang lebih suka mengepresikan perasaannya.
"Oh iya, kamu kok jarang ke sini sih? Tante kan kangen dengan kamu. Apa kamu juga sedang ada masalah?" Vallery seketika tersenyum canggung, merasa tidak enak hati dengan wanita itu bila mengiyakan ucapannya, meskipun kenyataannya seperti itu.
"Tidak kok, Tante. Kalau begitu, Vallery ke apartemennya Alnord dulu ya? Ada sesuatu hal yang harus Vallery bicarakan dengan Alnord." Wanita itu mengangguk setuju mendengar pamitan Vallery sembari bibirnya tersenyum hangat.
"Ya sudah, hati-hati ya!" Vallery hanya mengangguk patuh sembari tersenyum ke arah mamanya Alnord, lalu berlari ke arah jalan untuk mencegat taksi. Setelah berhasil mendapatkannya, Vallery duduk di kursi penumpang dengan perasaan tak karuan. Hatinya masih belum bisa percaya dengan apa yang tadi dilihatnya di apartemen Vincent, di mana kekasihnya itu bercinta dengan sepupunya sendiri. Vallery bahkan tidak menyangka bila mereka itu saling mengenal. Vallery pikir saat mereka bertemu tidak sengaja di sebuah restauran, Vincent dan Renata tidak pernah kenal atau bertemu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping With My Friend 21+ (TAMAT)
RomanceVallery dan Alnord adalah sahabat sejak kecil, hubungan mereka sempat merenggang karena Vallery memiliki kekasih dan akan bertunangan. Namun semua itu tak lama, karena dengan mata kepalanya sendiri, Vallery melihat tunangannya itu bercinta dengan ad...