Mata elangnya yang begitu dingin kala menatap gadis cantik yang tengah tersenyum sendiri dengan sesekali memperhatikan barang yang berada di tangannya, membuat lelaki itu merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang sahabatnya itu pikirkan.
Vellery Athena, gadis berperawakan tinggi dengan postur tubuh yang hampir sempurna. Ditambah wajah dan senyumannya yang menawan, membuatnya terlihat bak putri bangsawan. Sedangkan yang melihatnya dari jarak dua meter itu adalah sahabatnya, namanya Alnord Lucas, lelaki tampan dengan seribu pesonanya namun memiliki sifat angkuh dan dingin. Mata hitamnya segelap malam, kulitnya putih pucat, lebih putih dari kulit Vallery yang sedikit coklat.
Hampir setengah hari, Vallery terlihat tidak fokus dengan pekerjaannya. Tidak biasanya yang selalu tenang saat bekerja, selalu cepat tepat waktu dan rapi, tapi tidak untuk saat ini yang sedikit lain dari biasanya. Membuat Alnord tidak bisa tinggal diam begitu saja, sifatnya yang selalu menyempurnakan segala sesuatu hal di dalam hidupnya, tidak bisa membiarkan Vallery terus bersikap seenaknya, terlebih lagi posisi wanita itu adalah asistennya, yang harus cekatan dalam segala hal.
"Vallery," panggil Alnord dingin setelah merapikan kertas yang sempat berantakan di atas mejanya.
"Iya, Pak. Ada apa?" Vallery menyahut santai seolah tidak memiliki ketakutan ataupun rasa bersalah. Dengan tersenyum hangat, Vallery menatap ke arah Alnord dengan sorot mata bertanya.
"Kamu tahu, kesalahan kamu apa?" Alnord bertanya dengan nada biasanya, seperti saat wanita itu melakukan kesalahan sekecil apapun. Membuat Vallery berdecap malas kala mendengarnya, merasa kesal juga dengan sifat sahabatnya yang selalu bertanya sesuatu hal yang ia sendiri tidak tahu.
"Tidak, Pak. Memangnya kesalahan saya apa?" Vallery menunduk sopan, meski dibalik itu ekspresinya sedang cemberut, merasa lelah dengan sifat Alnord yang begitu tegas bila sudah mengenai kesalahan bawahannya, termasuk Vallery, meskipun mereka memiliki hubungan baik sedari kecil.
Ya, itu lah Alnord Lucas. Seorang CEO yang begitu rapi dalam segala hal. Di dalam kamusnya tidak ada kata toleransi untuk kesalahan seluruh para karyawannya, karena menurutnya itu akan menghambat kinerja semua orang dan mereka tidak akan memiliki takut ataupun tunduk kepadanya dan akan menyepelekan segala pekerjaan yang diberikannya.
Padahal umurnya baru dua puluh tuju tahun, tapi lelaki itu sudah mampu menjalankan perusahaan orang tuanya dengan sangat baik, bahkan lebih baik dari papanya. Karena hal itu juga lah, nama Alnord menjadi terkenal di dunia bisnis, membuatnya memiliki banyak lawan dari segala arah.
"Sekarang kamu ingat-ingat, apa yang kamu lakukan sejak tadi?" ujarnya dingin namun terdengar tegas untuk Vallery rasakan, yang saat ini mulai berusaha mengingat-ingat apa kesalahannya.
"Saya pikir ... emh ...." Vallery menjawab ragu dengan sesekali melirik ke arah jam dinding yang tempatnya tidak jauh dari meja kerjanya. Sedangkan Alnord masih menunggu, menatap dingin ke arah Vallery yang masih belum bisa menemukan kesalahannya.
"Cepat katakan!" perintahnya tegas yang sempat membuat Vallery terkejut meski pada akhirnya bibirnya justru tersenyum, menunjukkan rentetan gigi putihnya.
"Saya pikir, ini sudah waktunya makan siang," soraknya sembari berjalan ke arah Alnord yang masih duduk di tempatnya.
"Jadi, kamu jangan memasang wajah seperti itu, oke! Itu terlalu menakutkan," lanjutnya dengan duduk di atas meja kerja Alnord. Sedangkan sahabatnya itu hanya terdiam lalu menatap ke arah jam dinding, di mana jamnya itu memang sudah menunjukkan waktu makan siang.
"Sialan," gumamnya kesal, namun kekesalannya itu justru diperparah oleh tingkah laku Vallery yang seenaknya duduk di meja kerjanya.
"Tidak bisa kah kamu lebih sopan padaku, Vallery? Aku ini atasanmu." Alnord berujar tak percaya terlebih lagi saat melihat tingkah laku Vallery yang kekanak-kanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping With My Friend 21+ (TAMAT)
RomansaVallery dan Alnord adalah sahabat sejak kecil, hubungan mereka sempat merenggang karena Vallery memiliki kekasih dan akan bertunangan. Namun semua itu tak lama, karena dengan mata kepalanya sendiri, Vallery melihat tunangannya itu bercinta dengan ad...