Jam sudah menunjukkan pukul 21:00 malam. Beberapa menit yang lalu keluarga beserta teman teman dito dan kea baru saja pulang ke rumah mereka masing masing setelah menjenguk dito yang saat ini masih di rawat di rumah sakit
Setelah kejadian kemaring dito di haruskan untuk di rawat intensif selama beberapa hari ke depan di rumah sakit
Saat ini di dalam ruangan hanya tinggal kea dan dito, sedangkan ke dua orang tua nya saat ini sedang berada di rumah,karena baru saja kea dan dito meminta agar kedua orang tua nya istirahat di rumah. Dito tidak ingin irang tua nya ikut sakit hanya karena menjaga nya
Hari sudah semakin larut dan ini sudah waktunya bagi dito untuk tidur
"udah malam,abang tidur ya"ucap kea lembut kepada kea yang saat ini sedang memandang nya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan
"iya"jawab dito langsung menuruti perkataan adik nya
Melihat dito sudah mau tidur kea segera meletakkan kepalanya di sisi brankar dito dengan kedua tangan nya yang di jadikan bantalan
Tidak butuh waktu lama hingga masing masing dari mereka hanyut dalam mimpi mereka sendiri. Namun, tiba tiba dito merasakan sakit pada bagaian kepalanya. Ia terpaksa membuka mata, rasa sakit nya terasa sangat mengganggu nya, hanya saja ia mencoba menahan rasa sakit nya sendiri agar tidak membangunkan kea yang baru saja tertidur setelah seharian menemaninya di rumah sakit
Nafas dito mulai tersengal. Menahan rasa sakit di kepalanya. Peluh mulai menetes dari keningnya petanda bahwa saat ia benar benar merasakan sakit
Tidak kuat, dito mengerang tertahan mencoba mengontrol suara nya agar tidak mengusik adik nya. Dito mencoba mengatur nafasnya, berusaha untuk mengabaikan rasa sakit di kepalanya, namun sayang nya itu semua gagal
"argh"reflek dito mengerang kencang,membuat kea terbangun dan terlihat sangat panik melihat dito mengerang kesakitan sembari memegangi kepalanya
Dito menggelengkan kepalanya, seolah melarang kea untuk merasa khawatir
Melihat dito yang terus mengerang dan meringis kesakitan dengan segera kea langsung menekan tombol darurat yang ada di sisi brankar dito
Dokter dan suster jaga masuk ke dalam ruangan dito dengan nafas tersengal. Dengan segera dito langsung di tangani oleh dokter dan suster tersebut. Sedangkan kea, ia hanya bisa menatap nanar kepada kembaran nya yang saat ini sedang di tangani
Dito terus bergerak tidak karuan berusaha menyalurkan rasa sakit di kepalanya. Sampai akhirnya obat yang di suntikkan oleh dokter mulai bereaksi yang perlahan mulai menghilangkan rasa sakit yang di rasakan nya
"kamu tidak perlu khawatir, kondisinya sudah tidak mengkhawatirkan, kami juga sudah memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit nya"ucap dokter tersebut membuat kea sedikit bisa untuk bernafas lega
"terimakasih banyak dok"ucap kea sopan langsung meninggalkan dokter tersebut dan beralih kea arah dito yang saat ini sedang menatap nya dengan tatapan sayu
"adek"lirih dito memanggil kea
"kenapa ? ada yang sakit ?"tanya kea khawatir
"jangan tinggalin abang,abang mohon"lirih dito mengabaikan pertanyaan kea
"iya kea disini,kea janji nggak akan ninggalin abang"ucap kea meyakinkan dito seraya mengelus lembut tangan dito
"sekarang abang tidur ya"lanjut kea
"iya"ucap diton tidak ingin membantah
-
"jadi gimana ma ? sekarang apa yang harus kita lakukan ?"ucap seseorang bertanya dengan seseorang di samping nya yang tidak lain adalah mama nya sendiri