Didalam sebuah rumah lama yang tidak berpenghuni Dito di tahan oleh Fana dan anak nya yang tidak lain adalah Fani. Dito di tahan, tapi ia tidak di ikat karena mereka tau bahwa Dito tidak akan bisa berbuat apa apa.
Dito di tahan di dalam sebuah ruangan yang ukuran nya hanya 2x2M, dimana di dalam nya juga terdapat banyak kardus kardus kosong yang semakin menyempitkan ruangan tersebut. Mereka sengaja menahan Dito di dalam sana karena mereka tau Dito tidak akan bisa tahan berada di dalam ruangan yang sempit seperti itu. Karena apa? Karena Dito memiliki masalah dengan jantungnya, dan oleh karena itu ia tidak akan bisa bertahan lama di dalam ruangan sempit itu.
"eugh"Dito sadar dari pingsan nya, dan ia terkejut melihat bahwa sekarang ia berada di tempat yang ia sendiri tidak tau dimana.
"Akhirnya sadar juga lo, gue kira lo nggak akan bangun lagi"ucap seseorang langsung menghampiri Dito dan mencekram pipi Dito dengan sangat keras.
"Fani"ucap Dito terkejut melihat perempuan di depan nya yang tidak lain adalah Fani-cinta pertamanya.
"Iya ini gue, kenapa? lo terkejut atau lo senang lagi bisa ngelihat gue"ucap Fani sinis langsung melepaskan cengkramannya dari pipi Dito.
"Ini dimana fan? "tanya Dito kepada Fani masih dengan nada lembutnya.
"Di jalan menuju kematian lo"ucap Fani kembali mencekram dan menekan kencam pipi Dito. Terlihat jelas di pipi Dito bekas kuku fani yang menggores pipinya.
"Sakit fan"ucap Dito menepis tangan Fani dari pipinya.
Plak
Tamparan keras dari Fana berhasil ia layangkan ke pipi mulus milik Dito.Plak
"BERANI KAMU SAMA ANAK SAYA! "bentak Fana kembali melayangkan tamparan keras ke pipi Dito."Tante siapa?"lirih Dito karena tiba tiba nafas nya terasa sesak. Ia baru menyadari bahwa sekarang ia berada di dalam ruangan yang sangat sempit, yang membuat dirinya kesulitan hanya untuk sekedar bernafas.
"Saya fana, teman sekelas Keyra dan Aan waktu SMA"ucap Fana memperkenal diri, tidak peduli dengan Dito yang kesulitan bernafas.
"Saya Fana, orang tua kandung Fani, Saya fana, orang yang sudah pernah membuat Bunda kamu terbaring lemah di rumah sakit, saya Fana, orang yang pernah menghancurkan hubungan kedua orang tua kamu, saya fana, orang yang pernah menghabiskan tujuh belas tahun waktu di penjara karena perbuatan kedua orang tua kamu, dan saya fana, orang yang akan menghabisi kamu, saya akan menghabisi kamu agar dendam saya terhadap kedua orang tua kamu terbalaskan"ucap Fana dengan seringai jahat yang tampak jelas di bibir nya. Tidak hanya Fana, Fani juga menampakkan seringai jahat nya.
Dito hanya tertunduk diam berusaha menormalkan nafas nya yang semakin tidak beraturan. Dada nya naik turun, keringat dingin juga sudah membasahi tubuhnya.
Plak
Sekali lagi Fana melayangkan tamparan kerasnya kepipi Dito.Plak
Kali ini Fani yang melayangkan tamparan keras nya ke pipi Dito.Fana dan Fani tersenyum puas melihat betapa tersiksa nya Dito saat ini. Mereka yakin sekali bahwa sebentar lagi Dito akan menghembuskan nafas terakhirnya.
"Sa--kit--tan-te"adu Dito kepada Fana, berharap Fana mau membantu dirinya.
Bruk
Bukan nya menolong, Fana justru mendorong kursi roda Dito hingga terbentur keras ke dinding, Dito yang tidak berdaya pun langsung terjatuh dari kursi roda tersebut. Tangan nya semakin kuat mencekram dadanya yang terasa sangat sakit."Am--pun-tan--te"lirih Dito tercekat menahan sesak di dadanya, rasanya sesak, benar benar sesak.
Fana dan Fani semakin tersenyum bahagia melihat Dito yang semakin menderita. Inilah yang mereka tunggu tunggu.