Saat ini kea dan dito sudah sampai di dalam kamar milik dito. Suasana yang terjadi sedikit mencekam karena dito terus terusan bertanya dengan kea tentang apa yang sudah terjadi di sekolah. Dan kea, ia terus saja mengabaikan pertanyaan yang di ajukan oleh dito, karena ia tau betul jika dito tidak akan suka dengan apa yang sudah ia lakukan. Karena itu ia lebih memilih diam dan tidak memberitahukan semua yang telah terjadi kepada dito
"adek kenapa diam aja ? abang tanya apa yang terjadi disekolah ?"tanya dito sekali lagi membuat kea menghela nafas jengah dan akhirnya mengalah. Ia memutuskan untuk memberitahu dito tentang semua yang sudah terjadi disekolah
"pak amir di pecat dan fani di do"ucap kea santai tanpa beban,seolah apa yang baru saja ia katakan adalah hal yang biasa
"adek nggak bohong kan ?"ucap dito masih tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh kea
"gue nggak bohong,amir di pecat karena sudah terbukti melakukan korupsi dalam tiga tahun terakhir"ucap kea menjelaskan agar dito mengerti alasan kenapa amir bisa di pecat dari sekolah
"dan fani,fani di do karena gue,gue nggak mau dia ada di sekolah dan terus terusan jadi pengganggu buat lo"ucap kea lagi
"tapi kenapa ?"tanya dito tidak habis pikir dengan apa yang kea lakukan
"kenapa ?"kea balik bertanya
"kenapa adek ngelakuin itu ? kenapa adek tega sama fani ? kasian fani harus di DO dari sekolah"ucap dito tanpa sadar kembali memancing emosi kea
Kea emosi ? Tentu saja. Bagaimana bisa dito lebih memperhatikan fani yang di bandingkan kea yang rela melakukan apapun demi dirinya. Kea benar benar tidak habis pikir. Ia benci saat dito lebih mementingkan fani yang jelas jelas sering sekali menyakiti nya
"kasian ?"tanya kea dengan senyum miris nya
"kasian fani,adek harus nya jangan gitu,gara gara adek fani harus di DO dari sekolah"ucap dito benar benar sudah memancing emosi kea
"gue ? salah ?"tunjuk kea kepada dirinya sendiri
Dito sadar. Ia sadar bahwa ucapan nya sudah memancing emosi kea. Sebenar nya bukan ini tujuan nya. Ia bukan menyalahkan kea. Ia menyalahkan dirinya sendiri. Karena karena dirinya kea memutuskan untuk men DO fani dari sekolah
"bukan gitu dek,harus nya adek nggak usah ngelakuin ini"ucap dito sedikit gugup melihat emosi yang jelas jelas terpancar dari tatapan dan raut wajah kea
"IYA GUE SALAH ! DAN LO MAU APA ?!"emosi kea tanpa sadar sudah membentak dito
"LO SADAR NGGAK SIH ?! SEMUA INI GUE LAKUIN DEMI SIAPA ?! DEMI LO DIT"tunjuk kea tepat di wajah dito
"GUE NGELAKUIN INI KARENA GUE SAYANG SAMA LO, GUE NGGAK MAU FANI TERUS TERUSAN NYAKITIN LO, GUE NGGAK MAU DIT, KARENA GUE SAYANG SAMA LO"bentak kea benar benar lepas kontrol
Deg
Dito tertunduk. Dada nya naik turun. Nafas nya mulai sesak. Tapi ia berusaha untuk terlihat baik baik saja. Ia tidak ingin membuat kea khawatir. Yang ingin ia lakukan saat ini adalah meminta maaf kepada kea karena sudah membuat nya sangat marah
"adek---"
"DIAM !"bentak kea
"gue ngelakuin ini semua demi lo,dan lo"kea sengaja menggantung ucapan nya dan menunjuk tepat di wajah dito
"lo malah lebih mementingkan fani,lo lebih peduli dengan nasib fani,dan lo,lo malah nyalahin gue"lanjut kea dengan sinis
"gue nggak nyangka dit,sumpah gue benar benar nggak nyangka kalau ternyata lo lebih mementing kan fani di banding gue yang jelas jelas peduli dan sayang sama lo,bahkan gue bisa ngerelain hidup gue demi lo dit,karena apa ? karena gue sayang sama lo,lo itu saudara gue,lo itu kembaran gue"lirih kea merasa sedih karena dito lebih peduli dengan fani