Kea Pov
Sudah dua jam aku menunggu dokter keluar dari ruang pemeriksaan alex,aku takut terjadi sesuatu dengan alex dan aku ingin segera mengatahui bagaimana kondisi alex
Jam sudah menunjukkan pukul 23:50 dan aku sama sekali tidak merasa kan kantuk,pikiran ku saat ini hanya di penuhi oleh alex alex dan alex,aku benar benar merasa bersalah karena ini semua terjadi karena alex melindungi ku,aku sudah memberitahu daddy dan bunda tentang apa yang sedang aku alami,mereka memahami dan meminta agar aku menemani alex di rumah sakit,sebenar nya tanpa mereka minta sekalipun aku tetap akan berada di sini menemani alex
Setelah satu jam akhirnya seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan alex,dengan cepat aku langsung menghampiri dokter tersebut dan bertanya tentang bagaimana kondisi alex
"bagaimana kondisi teman saya dok ?"tanya ku kepada dokter tersebut
"keadaan nya cukup parah,dia sudah kehilangan banyak darah dan sekarang kita harus segera melakukan transfusi darah demi keselamatan nya"ujar dokter tersebut kepada ku
"saya mohon lakukan yang terbaik untuk teman saya dok,saya akan bayar berapapun demi keselamatan teman saya"
"iya nak,kamu tenang saya,saya sebagai dokter akan melakukan yang terbaik untuk dia,kamu tidak perlu khawatir kamu hanya perlu berdoa demi keselamatan nya,kalau begitu saya permisi"pamit dokter tersebut sebelum pergi meninggalkan ku
Sepeninggal dokter tersebut aku langsung melangkah memasuki ruang rawat alex,kulihat alex sedang terbaring lemah dengan jarum yang menancap di kedua tangan nya
"sorry,gara gara gue lo jado gini"ujar ku kepada alex yang sama sekali tidak merespon ucapan ku
Drt..drt..
Kurasakan ponsel di kantong celana ku bergetar,aku bingung siapa yang akan menelpon ku di tengah malam begini,karena saat ini jam sudah menunjukkan pukul 02:15 dini hariKu ambil ponsel ku dan kulihat ternyata seseorang yang sudah menelpon ku adalah dito,pikiran ku kacau,ada apa dengan dito yang membuat nya menelpon ku di jam segini,aku takut sesuatu yang buruk terjadi dengan nya
"kenapa ?"tanya ku to the point saat panggilan baru saja aku terima
"adek dimana ? adek nggak kenapa napa kan ? adek kenapa belum pulang ?"dito balik bertanya dan mengabaikan pertanyaan ku
Aku memutar bola mata ku jengah,bisa bisa nya dia mengabaikan pertanyaan ku,dia tidak tau bahwa disini aku sangat mengkhawatirkan nya,dan dia justru balik mengkhawatirkan ku
"di rumah sakit"jawab ku sedikit kesal
"rumah sakit mana ? adek nggak kenapa napa kan?"tanya dito terdengar khawatir
"rs medika, iya gue nggak kenapa napa, lo kenapa belum tidur?, lo lihat sekarang udah jam berapa? Jam 02 dini hari dan lo belum tidur, lo mau sakit lagi?,lo------"
Belum selesai aku berbicara, dito sudah lebih dulu memutuskan panggilan nya, aku tidak tau apa yang ada di dalam pikiran nya, yang aku takutkan adalah dia nekat menyusulku ke rumah sakit, dan aku menyesal telah memberitahu dia tentang keberadaan ku saat ini
Karena takut dito akan menyusulku akhirnya aku memilih untuk menghubungi nya, tapi ternyata semua di luar dugaan, ternyata dito tidak menerima panggilan ku
Aku melacak keberadaan ponsel dito melalui ponsel milik ku, dan ternyata semua dugaan ku benar, saat dito sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat ku berada, aku terus menghubungi dito, tapi yang aku dapatkan adalah dito sama sekali tidak menerima panggilan ku
Tiga puluh menit berikut nya ternyata dito sudah sampai dirumah sakit, dan aku langsung berlari kedepan dan mendapati nya dengan keadaan yang sudah basah, karena memang saat ini hujan deras sedang mengguyur kota jakarta
Tanpa berkata apapun aku langsung menarik nya menuju ruang rawat alex,disana sudah ada handuk dan selimut yang di sediakan oleh pihak rumah sakit untuk keluarga yang menginap menemani pasien
Sesampainya di dalam,aku menyuruhnya untuk membuka baju yang ia kenakan saat ini, itu semua karena baju yang ia kenakan sudah basah dan aku tidak ingin dia sakit karena itu, aku membuka hoodie di tubuhku untuk di berikan kepada dito, untung nya aku menggunakan baju kaos hingga aku bisa memberikan hoodie ku kepada dito
Tidak hanya sampai di situ, aku juga membantu dito mengeringkan rambut nya dengan handuk di tangan ku, aku mengusap kepalanya lembut agar kepalanya tidak terasa sakit, jujur aku benar benar sayang dengan kembaran ku ini
"siapa suruh kesini? "tanyaku dingin setelah selesai mengeringkan rambut dito
Dito tidak menyahuti, dia hanya diam menundukkan kepala
"gue tanya siapa yang nyuruh lo kesini? "tanya ku penuh penekanan
"punya mulutkan? Jawab! "bentak ku kepada dito, aku benar benar khawatir sampai aku tidak sadar bahwa aku sudah membentak nya
Aku menyesal telah membentak nya, aku lihat dia semakin menunduk dengan bahu bergetar dan juga tangan yang sudah mulai meremas dada bagian kirinya
"kenapa? sesak? "tanya ku bertambah khawatir melihat nya
Dia hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan ku,
Aku memeluk nya membawa dia kedalam dekapan ku, aku mengelus punggung dan rambut nya agar dia berhenti menangis, aku juga sudah menutupi diri kami berdua dengan selimut dalam posisi duduk
"kea minta maaf udah bentak abang, abang jangan nangis lagi ya"ujarku benar benar lembut seraya menghapus bercak air mata di pipinya
Dia tidak menjawab, ia malah semakin mengerat kan pelukan nya dan menenggelam kan kepalanya di ceruk leherku
Setelah di rasa tenang akhirnya aku memutuskan untuk kembali bertanya dengan nya
"kesini naik apa? "tanyaku lembut, tidak seperti tadi saat aku membentak nya
"naik mobil"jawab nya
"trus kenapa bisa kehujanan ?"
"itu karena abang lari dari ujung parkir sampai masuk rumah sakit"
"lari?"dito menjawab dengan anggukan"lain kali jangan di ulangin, kea nggak mau abang sakit lagi"ujar ku tulus masih dengan mengelus punggung dan rambut nya dengan lembut
"trus kesini sama siapa? "
"sendiri"cicit nya, aku yakin sekali saat ini ia benar benar takut aku akan memarahinya
"sendiri ?"aku mengulang ucapan nya dengan tatapan tajam
"iya abang sendiri, abang nggak tega harus bangunin supir, apa lagi bangunin daddy sama bunda, abang nggak tega"jawab nya kembali menundukkan kepala
"dan lo tega ngebiarin gue disini seperti orang gila karena khawatir mikirin lo, mikirin keadaan dan kondisi lo, lo tega ngebiarin gue terus terusan nangis ngelihat lo terbaring lemah di atas brankar, lo tega? Hah? Tega? "ujarku menohok perasaan dito
"maafin abang dek, abang ngelakuin karena abang sayang sama adek, abang juga khawatir sama adek"lirihnya menyuarakan isi hatinya kepada ku
Aku tau, aku tau betul bahwa ia sayang kepadaku, tapi aku tidak mau rasa sayang nya justru membuat nya sakit
"gue tau dit, gue tau lo sayang sama gue, tapi lo nggak harus bikin gue khawatirkan dit? Lo tau gue benar benar khawatir sama lo, ini udah jam berapa dit ? jam tiga dan lo belum tidur, lo mau sakit lagi? Lo mau bikin gue sedih lagi dit? Iya? Lo tau kan kalau gue benar benar sayang sama lo, maaf kalau selama ini lo ngerasa kalau gue nggak peduli dan nggak sayang sama lo, jauh di dalam lubuk hati gue benar benar sayang sama lo dit, gue nggak mau kehilangan lo"lirih ku di hadapan dito
"maaf dek, maafin abang"lirih dito langsung membawa aku ke dalam dekapan nya,aku tidak menolak aku justru membalas pelukan nya karena aku benar benar merasa nyaman berada di pelukan nya
-----------
Pendek dulu ya guys. Sorry ")
Obral typo
See you next part
-----------