"Jean?"
Jean menoleh dan menemukan Lingga berdiri di belakangnya. "Eh, ada apa, Ga?"
"Kok kamu jahat, sih?"
Jean mengerutkan keningnya karena tidak mengerti. "Hah? Maksud kamu?"
"Kamu cemburu sama Stevani makanya kamu dorong dia," kesimpulan Lingga sendiri.
Bukannya menanyakan keadaan Jean. Justru, menuduhnya dengan hal yang tidak pernah Jean lakukan.
"Kok kamu nyimpulinnya kayak gitu, Ga?" Air mata Jean lolos begitu saja dan langsung menghapusnya.
Lingga diam. Jean masuk ke dalam rumah Remi dan mengambil tasnya. Menatap tajam ke arah Stevani. Kemudian pergi begitu saja tanpa penjelasan.
Jean melajukan mobilnya begitu saja. Dan di saat semuanya sedang bingung ingin melakukan apa, Putra justru lebih dulu pergi dan mengikuti mobil Jean tanpa berpikir panjang.
Gea yang sudah emosi sedang memaki-maki Stevani. Bahkan sempat ingin menamparnya tetapi ditahan oleh Karel dan Remi. Suasananya menjadi kacau ketika Lingga masuk.
"Sialan lo, nggak ada otak lo, sadar nggak, sih! Nggak punya hati lo. Lo lebih percaya sama ular ini daripada sama cewek lo?! Bodoh emang!"
Ibu Remi langsung membawa Gea ke dalam kamarnya dan menenangkannya. Stevani dan Lingga langsung pulang.
Setelah Lingga dan Stevani pergi. Putra pun datang dengan wajah yang semakin khawatir.
"Gue kehilangan jejaknya Jean."
Semua yang berada di sana mendadak khawatir. Jessy menelpon Putra dan menanyakan keberadaan Jean. Setelah mendengar penjelasan Putra, Jessy mendadak panik dan menghubungi Jackson.
Jean yang sedang berada di rumah eyangnya kini menghubungi mamanya supaya tidak khawatir padanya dan pastinya menyuruh orang tua dan saudaranya merahasiakan itu.
Jean hanya ingin sendiri. Bukan karena dia sedang galau tapi memang karena dia sedang butuh ketenangan.
"Jeje, masuk, yuk. Diluar dingin, nduk. Banyak nyamuk juga, sayang." Eyangnya menggandeng tangannya dan membawanya masuk.
"Ayo cerita sama Eyang."
***
Jean bangun dari tidurnya. Rupanya, eyangnya sudah bangun dan mengoleskan salep pada tangan cucu perempuannya.
"Eyang udah bangun ternyata." Jean bangun kemudian merenggangkan badannya. Mengucek matanya dan sesekali menguap.
Kesadarannya belum pulih. Dia masih terbawa mimpi menikah dengan Chanyeol EXO.
Ponselnya mati. Semalam Jean sudah bilang pada mamanya jika ia tidak akan sekolah minggu ini dengan alasan sakit. Dan memang dia sakit. Jadi minggu depan saja dia masuk sekolah.
"Ayo, sarapan dulu. Eyang buatin kamu nasi kuning." Jean langsung bersemangat dan menggandeng lengan eyangnya dengan manja.
Sekarang Jean dan Eyangnya sibuk menyantap nasi kuning di depannya. Jean sudah tambah tiga kali. Menangis sepertinya membuatnya kehilangan banyak tenaga.
***
Pagi ini Jean datang lebih cepat, suasana hatinya sudah lebih membaik dibandingkan empat hari yang lalu.
"Jean!" seru Della dan Reyna yang baru saja datang kemudian memeluk Jean.
Jean membalas pelukan itu. "Baru juga gue tinggal bentar, udah kangen aja lo," cibir Jean,
"eh, maaf. Gue ninggalin kalian waktu itu," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Met Plezier
Teen FictionTentang seorang perempuan yang suka mengabadikan suatu kejadian dengan lensa kamera serta coretan di atas lembaran. Dan tentunya abad di ingatannya. Perempuan yang terlihat baik-baik saja namun hatinya sering dirundung duka. Dugaanmu salah. Semesta...