zesendertig

14 4 2
                                    

Garka membukakan pintu mobil untuk Jean. Jean sendiri masih kagum dengan rumah Garka.

"Tutup mulut, Kaa. Jangan mangap kayak gitu, entar lalat bisa masuk."

"Auriga, rumah kamu bagus banget. Ini seriusan lantai satunya kafe?"

"Iya. Masuk, yuk. Ketemu sama Mama. Mama kangen juga sama kamu."

Jean mengangguk dan Garka langsung menggenggam tangannya untuk masuk ke dalam kafe yang sekaligus rumah Garka.

Garka mengajak Jean duduk di salah satu tempat di dekat jendela. Kafenya sangat ramai. Mungkin karena konsepnya yang bagus. Terlihat sangat tenang, nyaman dan berkelas. Ornamen kayu yang dipadukan dengan tema galaksi. Lampu-lampu yang menggantung sangat rapi dan terlihat aesthetic. Sempurna.

"Mbak, tamunya Mas Garka?"

Jean langsung kembali ke dunia nyata setelah beberapa menit yang lalu mengalami euforia. "Eh, iya. Auriga-nya mana?" Jean mulai menoleh ke sana ke mari untuk mencari Garka.

Perempuan yang tadinya duduk di depan Jean langsung berdiri. Dari pakaiannya bisa dipastikan jika dia pelayan di sini. "Saya Audrey. Pelayan sekaligus kerabatnya Garka. Mbak mau pesan apa?"

Jean tersenyum. "Saya Jean. Temennya Garka. Menu kesukaan Auriga apa?"

Audrey tersenyum. "Jamur crispy pedas ukuran jumbo sama milk shake stroberi. Mau?"

Jean tampak berpikir. "Hm... jangan terlalu pedas. Es batunya banyakin, Kak. Itu aja. Makasih, Kak."

Audrey langsung pergi untuk menyiapkan pesanan Jean. Sedangkan Jean hanya diam dan menatap langit-langit kafe yang bertabur bintang dan bunga matahari dengan ukuran kecil-kecil.

Jean langsung mengeluarkan ponselnya dan memotret sekeliling kafe dari tempatnya. Tidak perlu menunggu lama, pesanan Jean akhirnya datang dan tampilan jamur crispy dan milk shake stroberinya sangat menggoda.

CEKREK

"Jamurnya enak dimakan pas lagi hangat. Makan, jangan cuma di foto aja."

Jean langsung menoleh ke sumber suara dan Garka dengan hoodie hitam dan celana panjang berwarna hitam. "Maaf lama. Tadi aku mandi dulu," kata Garka sambil menyugarkan rambutnya.

"Nggak apa-apa. Enak. Makan bareng, yuk."
"Yuk. Selanjutnya kita kemana?" tanya Auriga.
"Kemana aja asal sama Auriga."
"Ke atas. Mau? Mama nunggu kamu."

Jean langsung mengangguk semangat meskipun menahan rasa pedas di mulutnya dengan cara memakan es batu.

"Pedas banget?"
"Iya. Nggak kuat."
"Pantes muka kamu merah. Suka makan es batu?"
"Banget. Yuk, kita ke Tante Raline."

Garka dan Jean langsung menuju ke lantai dua. Lantai satu dan lantai dua sangat jauh berbeda. Lantai satu di dominasi oleh warna putih. Dan yang membuat Jean salah fokus adalah dinding yang di penuhi foto. Dan ada fotonya bersama Cathrine.

"Kok, ada foto ini?"
"Mama pengikut kamu di Instagram jadi dia ambil terus cetak."
"Nanti kasih tau nama Instagram Tante Raline, ya."
"Iya. Kalung kamu bagus."
"Makasih. Yang huruf JJ ini dari Jef. Yang cincin ini dari oma," kata Jean sambil tersenyum.

"Eh, Jeje sayang. Apa kabar, Nak?" Raline baru saja datang dan langsung memeluk Jean. "Lama banget nggak ketemu," kata Raline sambil mengelus kepala Jean dan melepas pelukannya.

"Baik, Tante. Tante apa kabar?"
"Baik, Alhamdulillah. Makin cantik aja kamu. Mama kamu apa kabar? Jef juga apa kabar?" tanya Raline dengan antusias.

Met PlezierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang