Halo!"Agan?" ucap Naya tanpa sadar. Pria yang dipanggil Naya dengan sebutan Agan itu hanya menatapnya sekilas sebelum akhirnya melangkah mendekati Naya dan polisi yang tadi menilangnya.
"Rian, Biar saya yang urus dia. Kamu urus yang lain aja."
"Baik mas," ucap Polisi yang menilang Naya itu. Ia tersenyum kecil pada Naya kemudian melangkah pergi meninggalkan dirinya dengan Agan. Catat itu pemirsa, berdua saja! Ya tuhan... Jantung Ana berdebar kencang.
Naya masih berdiri terpaku menatap pria didepannya dengan tatapan tak percaya. Ini tak salah nampak kah? Apa ini benar-benar Agan? Teman SMA-nya? Empat tahun lebih tidak bersua, Mengapa pria itu berubah menjadi semakin tampan? Naya mengerjap, ia teringat dengan motor kesayangan ibunya. Seakan telah sadar dan ditampar kenyataan Bahwa resiko dikeluarkan dari kartu keluarga masih berlaku. Gadis itu kembali terlihat gusar. Ia menatap Agan dengan penuh harap. Semoga pria itu bisa membantunya.
"Gan, tolongin gu-" ucapan Naya terhenti ketika suara pria di depannya tiba tiba memotongnya. Naya terpaksa kembali menutup mulutnya.
"Rian!" Panggil Agan. Pria yang tadi menilang Naya menoleh dan kembali melangkah mendekati Agan dan Naya. Pria itu kembali tersenyum ramah. Naya sampai heran, mengapa bisa ada seorang polisi tampan kelewat ramah seperti Rian? Jomblo pasti kan?
"Ada apa mas?"
"Saya cuma mau bilang jangan lupa tahan motor itu," ucap Agan sambil menunjuk motor Naya sebelum akhirnya pria itu melangkah meninggalkan Naya dan Rian. Rian mengangguk dan menuruti perintah Agan untuk segera mengangkut motor Naya. Sedangkan Naya? gadis itu masih terpaku di tempatnya.
Naya yang mulai panik pun memilih mengikuti langkah besar Agan. Mengapa pria itu tidak membantunya dan malah meninggalkannya? Bukannya tadi ia berkata ia berkata akan mengurus Naya. Mengurus yang seperti apa, hah?
Ana buru-buru menyamakan langkahnya, "Gan tolongin gue dong, Gan! Please lu kan teman gue. Ayolah gue takut entar nyokap gue marah." Pria yang diajak Naya bicara itu hanya menoleh sekilas. Ia sama sekali tidak menjawab atau menanggapi celotehan Naya. Naya mulai dongkol mengapa pria itu tidak merespon ucapannya? Apa 4 tahun tidak bertemu, banyak hal buruk yang menimpa pria itu? Termasuk terjadi kerusakan pada pita suara nya yang menyebabkan ia bisu?
"Gan, Tolongin gue!" Teriak Naya mulai kesal karena diabaikan. Ia berhenti melangkah. Namun sayangnya pria itu sama sekali tidak menghentikan langkahnya. Lihat! apa pria itu juga tuli sekarang?
"Afgan!" Naya semakin kesal, Agan benar-benar tidak menggubris panggilannya.
"Afgan Alfandy Fahreza!" Ternyata dengan Naya memanggil Agan dengan sebutan lengkap seperti itu mampu membuat pria itu berhenti melangkah. sayangnya Beberapa detik kemudian, pria itu kembali melanjutkan langkahnya dan masuk pada sebuah pos polisi.
"Arghh... kampret!" umpat Naya sambil berbalik dan melangkah kasar. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Bagaimana caranya pulang? Ia tidak mungkin menghubungi ibunya si macan garang. Bisa dicincang Naya jika ketahuan motor kesayangan ibunya kena tilang! Dan juga gaji nya pasti kembali terancam melayang.
Astaga! Apa kali ini ia kembali gagal menikmati gaji nya?
Naya semakin kesal setelah kembali mengingat perlakuan Agan barusan. Pria itu berkali-kali mengabaikan bahkan sama sekali tidak menghiraukan. Apa ia pikir ia bisa semena-mena pada Naya? Walau Naya pernah menyukainya saat SMA, Tetap saja Naya tidak suka saat Agan memperlakukannya seperti tidak ada, emangnya Naya setan apa?!
Dia pikir siapa dia?! Apa dia ingin melihat Naya mengemis dan berlutut dihadapannya seperti pada Rian? Ogah! Gengsi lah! Apa karena dulu pria itu tau Naya menyukainya ia berani congkak pada Naya sekarang? Hah?! Apa pria itu pikir Naya masih menyukainya? Sorry lah ya dulu Naya khilaf! Dan Naya juga sudah move on sekarang. Catat itu baik baik, Naya sudah MOVE ON!!
"Anjir! Kampret kampret kamprett!!" Umpat Naya lagi-lagi terdengar. Ia kesal sekaligus bingung, apa yang harus ia lakukan. Otak cerdas nya seakan buntu untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Naya menghentak-hentakkan kakinya karena kelewat kesal. Beberapa orang menatapnya heran karena ia tidak berhenti mengoceh tidak jelas seperti orang gila. Naya mengacak rambutnya frustasi bingung harus berbuat apa. Dengan langkah kesal ia melangkah di trotoar sambil sesekali mengumpat kasar.
Emosi Naya semakin meluap-luap ketika mengingat ia telah gagal melaksanakan misinya untuk membeli sepatu incarannya. Ini semua akibat ulah Agan. Andai saja pria itu tidak datang dan mengacaukan semuanya. Padahal Naya sudah hampir bisa bebas dari Rian. Tapi sebenarnya belum tentu juga Rian mau melepaskannya. Tapi itu hanya alasan Naya untuk menyalahkan Agan karna sudah terlanjur kesal pada pria itu. Naya tidak perduli. Pokoknya ini salah Agan! Ini salah Agan!
"Agan kamprett! nyesal gue pernah suka sama lo!" Naya menendang sebuah botol untuk meluapkan kekesalannya. Tapi naasnya, sendal gadis itu malah putus. Naya semakin emosi melihat keadaan sendal nya yang sudah tidak jauh dari dirinya. Menggenaskan! Karena kelewat kesal, Naya melempar kedua sendal nya ke sembarang arah. Mengabaikan tatapan prihatin dari beberapa pengendara yang mengira dirinya perawan setres yang ditinggal nikah.
Brukk.
Karena tidak melangkah dengan benar, Naya terjungkal dan jatuh dengan posisi yang bisa dibilang cukup tidak sedap untuk dipandang. Tubuh gadis itu menelungkup di atas trotoar sehingga baju yang ia pakai cukup kotor. Dan itu memperlengkap penampilan kacaunya.
"Huaaaa..." Akhirnya pertahanan gadis itu runtuh juga. Ia bangun dari duduknya lalu kembali melangkah dengan gontai dan air mata yang mengalir deras. Yup! Drama Naya sudah dimulai. Melebih-lebihkan sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan Naya. Termasuk melebih-lebihkan perasaannya terhadap Agan. Penampilan Naya bisa dibilang benar benar cukup menyedihkan. Jalan di trotoar dengan rambut acak-acakan, baju kotor, tanpa sandal, menangis meraung-raung sambil mengumpat membuat Naya benar benar persis seperti orang gila.
"Kamp... stagfirullah!" Naya hendak mengumpat lagi, namun Umpatan gadis itu tertunda. Ia mengelus dadanya terkejut ketika tiba tiba mendengar bunyi klakson motor cukup mengagetkan di sampingnya. Ia menatap orang yang tengah duduk gagah di atas motor itu dengan mata membulat. Ia tak salah nampak lagi kan?
"Agan? Sejak kapan lo disini?!" Ucap Naya dengan nada suara yang sudah naik beroktaf-oktaf. Bahkan gadis itu sudah tidak menyadari jika kemacetan telah berhenti karena terlalu asik dengan dunianya sendiri. Pria itu tersenyum tipis.
"Sejak kamu ngatain saya terus bilang nyesal udah pernah suka sama saya, nendang botol sampe sendal kamu putus, nyungsep terus nangis seperti orang gi-"
"STOP!"
Naya syok berat dan bengek ditempat, rasanya ia ingin menyelam saja di rawa rawa. Ia benar-benar malu Sekarang, bagaimana bisa pria itu melihat semuanya tanpa disadari oleh Naya? astaga! Dan pria itu baru mengatakannya sekarang? Lalu apa yang ia lakukan saat Naya jatuh dengan cara menggenaskan tadi. Apa pria itu hanya melihatnya tanpa niat membantunya? Atau ia malah sibuk menertawakan Naya? Naya semakin kesal. Tapi rasa kesalnya belum bisa melawan rasa malunya. Apalagi ia sempat menangis meraung-raung tadi. Sangat memalukan! Lebih baik Naya kabur saja.
Naya hendak melangkah pergi, namun niatnya itu seketika sirna ketika sebuah tangan mencekal lengannya. Naya menoleh mendapati Agan tengah menatapnya lurus.
"Pakai," ucap Agan sambil menyerahkan helm yang tadi Naya gunakan.
"Apa?"
"Saya bilang pakai Naya, kamu tuli ya?"
Masih terpaku di tempatnya, Naya menatap Agan dengan tatapan bingung, sebingung-bingungnya. Entah kenapa otak cerdas Naya tiba-tiba lemot mendadak. Tubuh Naya semakin membeku kala tangan Agan bergerak memakaikan helm yang ia pegang ke kepala Naya.
"Naik," ucap Agan sambil mengarahkan kepalanya sekilas ke arah jok belakangnya. Naya bergeming masih berdiri tidak bergerak menatap Agan dengan ekspresi bingungnya.
"Ck, Apa karena terjungkal di trotoar membuat kamu menjadi tuli juga oon mendadak Naya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kecantol Cinta PAKPOL!
RomanceFollow sbg uang parkir Bertemu dengan mantan? Ups... Ralat, mantan doi maksudnya. Tidak pernah Naya bayangkan sebelumnya, ia bisa kembali bertemu dengan Afgan Alfiandi Fahreza. Pemuda yang dulu pernah ia tembak saat SMA. Jangan berharap pertemuan...