Di follow dong author nya wkwk
🍬🍬🍬
"Tante sudah gak tahan lagi liat Ana, La. Mau sampai kapan dia hidup kaya gitu." Curhatan miris Tante Naya mulai terdengar. Lala yang baru saja selesai mencuci mulanya terpaksa untuk duduk di ruang tamu kala ibu Ana memanggilnya.
"Kayaknya masih 10 tahun lagi deh tan," gumam Salsha pelan sambil meremas pelan sabun cuci muka di tangannya.
"Apa?!" Jawab Naya histeris.
"10 tahun lagi katanya mah, gitu aja gak denger." Jawab Agan kalem, memilih meraih gelas dimeja lalu menyesap kopi hitamnya. "Adaw!" Teriak Agan kala cubitan maut Naya mendarat di pinggang nya. Agan hanya bisa tersenyum lebar melihat raut galak Naya.
"Assalamualaikum!" Terlihat di pintu, seorang wanita berdaster memasuki rumah.
"Waalaikumsalaaam."
"Lo gak punya baju yang lebih pantas untuk dipakai bertamu ya Sa?" Lala menatap Salsha tidak santai. Pasalnya wanita itu hanya menggunakan daster selutut yang naasnya terdapat sobekan memanjang di bagian kerungnya. Ujung jahitan sudah terlepas, warna kainnya juga sudah mulai memudar. Ditambah lagi rambutnya yang dicepol asal-asalan, muka berminyak, bibir pucat kaya orang sakit-sakitan. Ini sih lebih mirip pembantunya pembantu namanya.
"Hehe, maaf om, tante, abisnya tadi saya buru-buru, takut ketahuan anak-anak, tadi mereka saya tinggal sama bapaknya."
"Gak apa-apa sa, namanya ibu rumah tangga, ya wajar." Naya tersenyum maklum begitu pun Agan.
"Makasih, saya duduk ya, om, tante?"
"Silahkan, silahkan," ucap Agan ramah, "anggap rumah sendiri."
"Kalo gitu rumahnya boleh saya jual? Hehe becanda om." Salsha mendaratkan bokongnya di sofa dengan tatapan tidak mengenakkan dari Lala. Ini manusia, sudah penampilan nya gak sopan kelakuan nya juga gak sopan! Untung teman. Salsha memang cocok dengan Ana, sama-sama gak ada ahlak gak ada otak.
Kedua orang tua Ana hanya terkekeh, sebelum akhirnya ponsel Agan berbunyi, "sebentar, awas, jangan sekongkol sama tante buat jual rumah om ya? Mamah, awas khianati papah," canda Agan diselingi tawa kecil, pria paruh baya itu meninggalkan mereka bertiga yang mulai terbahak.
"Tante, Ana mana?" Ucap Salsha disela tawanya.
"Dikamar lagi ganti baju."
"kali ini giliran kamu ya bujukin Ana supaya dia mau nikah, Tante capek, setidaknya kalian bujuk dia buat cari pacar, atau pdkt sama cowok gitu. Ana itu udah kematengan, harusnya umur kaya gitu udah punya anak. Lah ini? Jangankan punya anak punya pacar aj-Ana?" Naya terpana kala matanya menatap sesosok gadis dengan gaun berwarna Mint di depannya. Gadis yang terlihat berbeda dari biasanya, lebih feminim, lebih manis, dan lebih terlihat mirip seperti seorang perempuan.
"Ya ampun Ana!" Naya terlihat terpana. Ana memutar tubuhnya sambil tersenyum percaya diri. Terpesona kan lu pada? Pekiknya dalam hati.
"Hahaha, Ana, lu abis minum darah babi ape gimane? Merah bener itu bibir!" Salsha tertawa lebar, disusul Naya dan Lala.
"Abis makan orok kali sa, bermetamorfosa jadi kuyang wkwk." Ana menampakkan deretan giginya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecantol Cinta PAKPOL!
RomantizmFollow sbg uang parkir Bertemu dengan mantan? Ups... Ralat, mantan doi maksudnya. Tidak pernah Naya bayangkan sebelumnya, ia bisa kembali bertemu dengan Afgan Alfiandi Fahreza. Pemuda yang dulu pernah ia tembak saat SMA. Jangan berharap pertemuan...