Halo!
Naya masih tertidur pulas meskipun jam dinding di kamarnya sudah menunjukan pukul 8 pas. Untung saja hari ini Naya kerja sip siang jadi dia masih bisa berleha-leha dengan bantal dan Kawan-kawan. Bekerja menjadi Auditor di salah satu perusahaan ternama sebenarnya tidak mudah untuk untuk di dapatkan. Ana harus melakukan pelatihan khusus dalam waktu beberapa bulan.
Jangan tanya gaji Naya. Asal kalian tau para pembaca, sekitar 30% gaji Naya untuk membayar cicilan motornya, 20% lagi untuk tabungan biaya nikah. Emang punya calon ya? 20% Naya berikan untuk ibunya, 10% untuk jajan raka. Dan sisanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari Naya termasuk membeli sepatu incaran yang kemarin gagal ia dapatkan.
Terlahir dari keluarga tidak terlalu kaya dan tidak miskin-miskin amat. Membuat Naya menjadi pribadi yang cukup mandiri. Ia akan berusaha semaksimal mungkin menghemat pengeluarannya dan membantu biaya sekolah adik songongnya itu. Walau hidup keluarganya sudah mulai damai sentosa, karena perusahaan ayah Naya mulai maju, Tetap saja Naya mereka hidup sederhana. Karena memang orang tua Naya mendidik anaknya agar menjadi orang yang tidak manja, sederhana, mandiri dan bertanggung jawab.
Naya memang harus mandiri alias mandi sendiri ia tidak mungkin manja alias mandi jarang ya kan?
Dan ya! Naya orangnya sangat bertanggung jawab termasuk bertanggung jawab mengganti kerugian sayur mang Ujang dan lecet mobil ayah nya dengan gaji pertamanya. Dan sekarang pun gaji untuk bersenang senang senilai 20% itu itu beresiko hilang untuk bayar Denda tilang?
Yah itu juga bagian dari tanggung jawab Naya.
"Naya! Bangun Naya! Teriak ibu Naya sambil mengguncang tubuh anak gadisnya itu dengan sedikit kasar. Naya hanya berdehem pelan sebagai jawaban. Sama sekali tidak bergerak untuk berniat bangkit dari tidurnya.
"Naya bangun, cepat mandi. Afgan udah nunggu kamu di depan." Mendengar kata Afgan, kuping Naya tiba-tiba menegang. Ia langsung berdiri dan berlari ke kamar mandi tanpa bertanya alasan mengapa pria itu datang ke rumahnya kepada ibunya.
Ibu Naya hanya bisa geleng kepala melihat tingkah laku putri sulungnya itu. Ternyata ada trik terbaru dan termudah untuk membangunkan Naya. Yaitu menyebutkan nama Afgan. Karena hanya dengan mendengar nama Afgan disebutkan, sudah bisa membuat gadis itu langsung bangun tanpa ia harus repot memanggilnya berkali-kali seperti biasanya. Luar biasa.
Apa ini kah yang di maksud cinta dapat merubah segalanya?
****
Naya mandi alakadar nya dan berusaha untuk sesingkat-singkatnya. Ia harus cepat, bagaimana mungkin ia melewatkan pertemuan dengan pria yang sudah membuatnya susah tidur semalam. Naya sudah siap dengan jeans hitam dan kaos navy andalannya. Rambutnya ia ikat dan tidak lupa kaca mata bulat ia pakai sebagai pelengkap. Seperti biasanya wajah gadis itu natural tanpa make up. Naya memang tidak suka make up karena bikin ribet katanya. Kek hubungan kita.
Tapi jangan ragukan kecantikan Naya. Walau hanya bermodal bedak bayi, wajah Naya tetap putih berseri. tak ada lah itu jerawat segala macam. Bibirnya merah alami tanpa lipstik ala cabe-cabean. Wes, cukup saja lah kalau bersanding dengan Agan. Doain ya teman-teman dan para pembaca yang budiman, semoga Naya dan agan segera menuju pelaminan. Dan tidak ada yang namanya qurban perasaan. Wk.
Naya turun dari pelaminan eh turun dari tangga kamarnya. Gadis itu melangkah sambil menatap Agan yang juga tengah asik mengobrol dan sesekali tertawa dengan ibunya. Mengapa mereka cepat sekali akrab? apa ini pertanda? Hihi. Ketika Naya sudah sampai disana Agan langsung berpamitan pada ibu Naya. Naya mengeriyit heran. Lah ini orang sebenarnya kenapa lagi?
"Bu, kami pamit dulu ya Bu. Assalamualaikum." Agan mengecup punggung tangan Bu Naya. Kemudian menggenggam tangan Naya dan membawanya keluar.
"Walaikumsalam. Hati-hati nak Afgan!" Teriak ibu Naya dari ambang pintu. Wanita paruh baya itu terlihat sumringah sendiri, Naya sampai terheran-heran.
"Aman, Bu."
Lagi-lagi Naya hanya bisa menatap bingung Agan. Apalagi pria itu tiba-tiba menggenggam tangannya. Seperti biasa, Naya kembali merasakan debaran kencang di dadanya dan itu membuat kesadarannya perlahan tinggal setengah. Bahkan Naya juga tidak mengerti mengapa ia ikut saja ketika Agan menyeretnya. Tanpa bertanya pria itu hendak membawanya kemana.
Dan apa-apaan tadi ibunya, mengapa membiarkan saja ia ikut dengan Agan? Sebenarnya tadi apa yang mereka bicarakan? Dan Mengapa Agan tiba tiba ada di rumahnya? Dan ia akan dibawa kemana? mau apa lagi dia? Ah mengapa semua yang menyangkut dengan Agan membuat Naya menjadi pusing?
"Kita kemana?" ujar Naya bingung ketika Agan menyerahkan sebuah helm kepada Naya.
"KUA," Kekeh Agan pelan.
"Ha?"
"Saya bercanda Naya. Cepat pakai helmnya," Ucap Agan sambil mengacak rambut Naya gemas.
Naya hanya bisa menatap kesal Agan sebelum akhirnya ia menaiki di motor pria itu. Heh. Sepertinya pria itu benar-benar ingin mempermainkannya. Lihat saja! Naya akan pastikan ia tidak akan kalah dengan permainan Agan. Naya berjanji ia tidak akan baper jika tiba-tiba pria itu memperlakukannya dengan manis, romantis, atau semacamnya. Tidak akan!
Jangankan hanya rayuan gombal macam Dilan, dibawakan emas berlian saja Naya tidak akan mempan. Naya kan, tidak baperan. Dan udah biasa yang kaya gituan. Tapi Jika agan datang ke rumah Naya langsung lamaran bawa seperangkat alat shalat dan Al-Quran, Naya ragu jika Pertahannya tidak akan runtuh perlahan.
Walau pondasi sekuat semen cap tiga roda atau delapan roda jika sudah menyangkut seperangkat shalat pasti bisa tiba-tiba tinggal reruntuhan. Ah.. Yang seperti itu Naya mana tahan. Kalau bisa ijab qobul langsung saja diucapkan tidak perlu pakai hajatan. Tidak perlu pakai makanan prasmanan, makan duduk atau makan jalan. cukup saja dengan Roma sari gandum coklat dan teh hangat. Biar hemat. Dan agan bisa segera Naya embat.
Astagfirullah!
Naya memukul kepalanya berusaha memulihkan isi otaknya. Bagaimana bisa pikirannya jadi merambat kemana-mana? Sepertinya Naya benar-benar sudah gila! Sebenarnya banyak hal yang ingin Naya tanyakan pada Agan. Tapi sayang nya jika sudah berhadapan dengan pria itu lidah Naya seakan kelu dan sulit mengucapkan sesuatu.
"Kamu mau terus duduk disitu sampai besok naya?"
Tanpa Naya sadari motor yang ia tumpangi sudah berhenti di sebuah restoran. Argh, kenapa Naya selalu tidak sadar dan bertingkah bodoh di depan Agan?
"Kita ngapain disini?" Tanya Naya heran.
"Ya.. makan lah. Kamu pasti lapar karena belum sarapan kan?"
"Kok Lo tau?"
"Karena saya tau pasti saat ibu kamu bilang ada saya nungguin kamu. Kamu langsung bangun tidur, terus mandi dan nemuin saya tanpa sarapan dulu. Ya kan? Dan saya gak mau kamu jatuh sakit karna gak sarapan," Ucap agan panjang lebar.
"Eh?" Naya menatap Agan dengan jantung bergetar hebat. Entah kenapa ucapan sederhana Agan mampu menggelitik hati Naya. Dan membuat bunga-bunga bermekaran disana. Kenapa Agan tiba-tiba perhatian pada Naya? ah sepertinya pertahanan Naya sudah runtuh sebelum Agan membawanya seperangkat alat sholat dan Alquran. Ya Naya ngaku, kalau menyangkut Agan Naya sangat baperaaann.
Berikan like dan komentarmu, share jika perlu!

KAMU SEDANG MEMBACA
Kecantol Cinta PAKPOL!
RomanceFollow sbg uang parkir Bertemu dengan mantan? Ups... Ralat, mantan doi maksudnya. Tidak pernah Naya bayangkan sebelumnya, ia bisa kembali bertemu dengan Afgan Alfiandi Fahreza. Pemuda yang dulu pernah ia tembak saat SMA. Jangan berharap pertemuan...