PART TERBALIK! MOHON BACA PART SELANJUTNYA, BACA YANG INI SETELAHNYA!
Sebelumya maaf atas ketidaknyaman ini:)"Gan?" Naya mengguncang tubuh Agan yang masih terlelap. 5 menit berlalu, pemuda itu belum sadarkan diri juga. Mengabaikan dengkuran Agan yang semakin mengeras, Naya menampar pipi pemuda itu, sambil berteriak.
"Agaaaann!"
"Allahuakbar!" Agan terbangun dari tidurnya, masih dengan nyawa yang belum terkumpul sempurna, pemuda itu terlihat terkejut dan langsung memeluk Naya erat.
"Gak apa-apa sayang, gak apa-apa. Kamu aman sama aku. Golok mereka pasti gak akan mempan buat lukain kita, kita udah latihan debus sama Mentri Susi, dedenya juga sudah bisa kamehameha, tenang sayang aman."
Naya menatap Agan yang masih memeluknya erat, apa pemuda itu sedang mengigau? sungguh ngigo yang mendugongkan¿
"Gan?"
"Ya?" Mereka berdua saling tatap. Agan yang agaknya sudah mulai sadar dengan kelakuannya tadi nyengir kuda. Apa? Bicara apa dia tadi? Debus? Mentri Susi? Kamehameha? Ngawur!
"Kamu mimpiin siapa? Ngaku?! Perasaan kita gak pernah latihan debus? Kamu selingkuh sama cewek lain ya?" Naya menatap Agan tajam.
"Enggak mungkin lah!" Jawab pria itu spontan, "cinta ku kan cuma untuk Naya seolang, huhu." Agan semakin mengeratkan pelukannya, dikecupnya pucuk kepala Naya sekilas. Kemudian kembali memeluk istrinya tercintah. Naya tersenyum tipis, menyambut pelukan hangat itu dengan senang hati.
Setelah menikah, Agan jadi berubah. Tidak ada lagi pemuda gagah nan berwibawa. Orang-orang hanya bisa melihat seorang Agan yang menye-menye dibawah ketek Naya. Bucin yang nampak kentara, apalagi ketika Naya positif berbadan dua. Pria itu makin posesif saja, bahkan rasanya ia tidak rela walau sejengkal pun jauh dari Naya.
"Kamu kenapa bangunin aku sayang?" Akhirnya Agan melepas pelukan mereka, mencubit pelan hidung Naya.
"Bosaaan, aku gak bisa tidur." Naya menyenderkan bahunya di dada Agan manja, disambut kembali dengan pelukan hangat dari pemuda itu.
"Dede, nendang terus ya?" Agan menyentuh perut Naya, mengusap-usap nya lembut.
"Enggak kok, cuma gak bisa tidur aja."
"Oh gitu." Tangan Agan beralih pada pucuk kepala Naya, "tidur gih, aku elus-elus kepala kamu ya?"
"Gak mauu.." rengek Naya.
"Ya udah kamu maunya apa, hm?"
"Aku mauuu... Gan?"
"Hm? Kenapa sayang?"
"Kira-kira anak kita cewek apa cowok?" Naya mengelus lembut perut buncitnya.
"Ya cowok, lah! Aku udah siapin nama kece buat dia, Naga abdi negara, anjay."
"Gak bisa! Aku maunya cewek!" Naya mulai ngegas.
"Gak lah, pokoknya anak kita cowok!" Agan ikut ngegas. Dari awal mereka berdua memang tidak berniat mengetahui jenis kelamin anak mereka. Biarlah mereka berdua saling tebak saja. Tebakan yang berujung perkelahian padahal.
"Gak! Anak kita pokoknya cewek!!" Naya menjauh dari tubuh Agan.
"Cowok, Naya!"
"Cewek aku bilang!"
"Cowok!"
"Cewek!"
Naya menggeleng, "gak mauuu, aku maunya-kok perut aku tiba-tiba mules ya?"
"Kamu pengen pup? ya udah ayo aku temenin, hehe."
"Enggak, dedenya mau keluar ini kayanya ini, aduh sakit gan. Huaaaa!" Naya repleks menjambak rambut Agan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecantol Cinta PAKPOL!
RomanceFollow sbg uang parkir Bertemu dengan mantan? Ups... Ralat, mantan doi maksudnya. Tidak pernah Naya bayangkan sebelumnya, ia bisa kembali bertemu dengan Afgan Alfiandi Fahreza. Pemuda yang dulu pernah ia tembak saat SMA. Jangan berharap pertemuan...