10 | Tembak!

6.3K 680 11
                                    


Naya hanya bisa duduk diam ditempatnya. Nyawanya terasa terbang ke awan-awan. Ia menatap Agan dengan ragu, ternyata pria itu juga tengah menatapnya. Naya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Takut jika saja wajahnya tiba-tiba memerah.

"Kamu mau makan apa, Naya?" Tanya Agan sambil menatap gadis itu. Kini mereka tengah duduk santai di sebuah restoran. Setelah kejadian seret menyeret tadi, pria itu langsung pergi mengajak Naya makan.

"Gue es jeruk aja," ucap Naya canggung. Naya menatap Agan sekilas, sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain.pria itu hanya mengangguk tipis merespon jawaban Naya. Tidak ingin berlarut-larut dengan situasi camggung yang terjadi, Naya memilih mengeluarkan ponselnya, sebagai peralihan dari atmosfer aneh yang mendadak menyelimuti restoran itu.

Pesanan sudah datang, namun keheningan masih mendominasi suasana. Tidak ada yang berbicara, Naya hanya menyeruput es jeruknya kemudian kembali memainkan ponselnya. Mata Naya membelalakkan matanya ketika melihat sebuah pesan masuk di handphonenya.

Bukan pesan berhadiah sedan yang berbonus mantan. Tapi ini pesan dari Agan. Naya menyerengit heran membaca pesan itu. Tawa gadis itu hampir meledak, Hahaha dasar ras lemah. Mau ngomong aja mesti chatingan. Naya tidak menyangka nyali pria itu ternyata lebih kecil dari upil kecoa. Bahkan ia tidak berani mengajak Naya bicara? Huh dasar Agan Gak gentle!

Polisi kaku:
Saya gak suka kamu dekat-dekat dengan Rian.

Naya membaca pesan itu berulang-ulang. Tak salah baca kah? Kenapa larang-larang? Naya menatap Agan heran, tapi sayangnya pria itu sama sekali tidak membalas tatapannya. Ia malah tetap pokus pada handphonenya.

Naya kembali menatap handphonenya. Mulai berpikir jawaban tepat apa yang harus ia katakan. Jemarinya mulai menari di atas keyboard handphonenya.

Naya:
Lah kenapa emang?

Naya mulai sewot, punya hak apa pemuda itu melarangnya. Naya tuh gak suka dikekang-kekang, di larang-larang tau! Toh Agan bukan siapa-siapa. Sahabat bukan! Pacar bukan! Calon suami bukan! Kalo Calon imam sih iya! Eh?

Polisi kaku:
Kamu itu pacar saya Naya.

Semburat merah sudah mulai terlihat di kedua pipi Naya. Gadis itu tidak berani menatap Agan yang kini malah menatapnya dengan lengkungan tipis di bibirnya. Naya menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha sadar. Ia tiba-tiba teringat janjinya untuk tidak jatuh lagi dalam permainan yang Agan buat. Pasti pria itu sedang mengisenginya, kali ini Naya tidak akan terbawa perasaan lagi!

Naya mulai memutar otak. Jika memang Agan berniat main-main dengannya. Maka Naya juga harus membalas permainan itu. Gadis itu tersenyum miring. Huh, Agan pikir Naya akan masuk perangkap lagi heh?

Naya:
Gue gak ngerasa kita pacaran.

Polisi kaku:
Tapi kan saya udah ngakuin kamu sebagai pacar saya di depan orang tua kamu, Naya.

Naya:
Tapi gue gak pernah ngerasa ditembak sama Lo.

Naya kembali tersenyum miring. Dia merasa telah memenangkan pertarungan. Gadis itu menatap Agan yang sudah seperti orang mati gaya. Naya membekap mulutnya dengan tangan kanannya berusa menahan tawanya. Rasakan! Wahahaha, Naya tertawa jahat. Kembali melirik Agan, pria itu ternyata sedang menatapnya dengan tatapan tidak terbaca. Tapi setelah itu bukan Naya yang mengalihkan pandangan melainkan Agan. Naya terkekeh kecill kemudian kembali menatap handphonenya, ciut pula nyali Agan rupanya.

Kecantol Cinta PAKPOL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang