---
Rasanya gw mau nangis aja. Saat ini gw dan Ten lagi disidang papa di ruang tengah. Gw gak tega sama Ten yang mukanya polos banget seperti tidak tahu apa-apa.
"Sebenernya kamu siapa?" tanya papa, Ten menjawab dengan gelengan kepala. Gemes banget..
Gw memperhatikan muka papa, tterlihat lelah banget, gw merasa gak enak sama papa. Tapi gw malah bikin masalah.
"Jadi gini pahh..." Gw menjelaskan semuanya dari awal beli album sampai Ten tiba-tiba bisa berada di rumah.
Papa nunjukkin ekspresi gak percaya, karena itu gw mmenunjukkan wajah Ten WayV dan papa kaget.
"Yaudahh, sementara tin tinggal di sini dulu, tidur di kamar Mark," ucap papa pasrah.
"Ten Pahhhh.... " koreksi gw.
"Oh ya Ten, kalau butuh apa-apa kamu bisa minta tolong Feby atau mama ya. Anggap aja rumah sendiri," ucap papa, setelah itu dia pergi dari hadapan gw dan Ten.
Gw tatap-tatapan sama Ten sebentar. Gw bingung harus ngapain sekarang. "Yaudah, Ten ayo aku anter ke kamar bang Mark," ajak gw, dan dia ngangguk.
Sekarang kita di dalem kamar bang Mark. Gw ngejelasin barang-barang yang bisa dia pake atau yang gak boleh disentuh. Setelah itu gw pergi keluar kamar.
Kira gw masalah udah selesai. Pas gw keluar kamar, gw liat bang Mark bawa-bawa koper di tangga.
Arghhh...
"DEKK BANTUIN GUA BAWA KOPER DONG!" seru dia.
Gw cuma bisa menghela napas panjang. Gw membantu dia bawa koper ke kamarnya. Saat gw buka pintu kamar, Ten lagi ganti baju. Gw reflek nutup mata dan koper bang Mark terjatuh. Ten segera memakai kai pakaiannya dan bantuin bang Mark membawa koper.
"Siapa sih ini!?" tanya bang Mark dengan nada tinggi.
"A-aku bisa jelasin..." jawab gw.
Dan terulang lagi hal sepeti tadi. Mau gak mau gw harus menjelaskan panjang lebar ke bang Mark.
~oOo~
Bang Mark baru bisa paham setelah gw jelasin 3 kali. Dia berkali-kali gak mau percaya dengan omongan gw, tapi setelah gw kasih tunjuk posternya yang gak ada gambarnya dia baru percaya.
Saat ini, gw dan keluarga gw lagi makan malam di ruang makan. Ten? Pastinya dia ikut makan, gak mungkin mama sejahat itu buat gak ngajak dia makan.
Dia makannya lahap banget, terlihat seperti tidak makan berhari-hari. Ten ini kalau diajak ngobrol gak pernah menjawab, dia cuma balas dengan anggukan atau gelengan. Sampai sekarang gw gak tau suara dia kayak gimana.
"Ten umurnya berapa?" tanya papa.
Ten kayak bingung gitu, terus dia ngegelengin kepala. gw ngehela napas ngeliat tingkah Ten kayak gitu. kepribadiannya beda banget sama Ten bias gw di WAYV.
Kita semua udah selesai makan, hari ini jadwal gw nyuci piring. Karena selama ini bang Mark kuliah di Canada, jadinya jadwal cuci piring dibagi dua sama mama. Mama gak mau pakai asisten rumah tangga yang menginap. Mama ngajarin gw buat mandiri. Asisten rumah tangga tetep ada walaupun pulang-pergi. Biasanya 2 orang yang dateng ke rumah saat pagi, dan saat siang mereka pulang.
Gw sedang mencuci piring, tiba-tiba Ten datang menghampiri. Dia memperhatikan gw, gerak geriknya seperti ingin membicarakan sesuatu.
"Kenapa? Mau bantuin?" Ten ngangguk. "Udah gak usah, ini bagian aku, kamu ke kamar bang Mark aja." Dia ngangguk lalu pergi.
Selesainya gw cuci piring, gw pergi ke kamar untuk istirahat. Dan saat gw membuka pintu, gw terkejut dengan keberadaan Ten di kamar gw yang duduk di bangku meja belajar gw.
"Ko-kok kamu di sini?" tanya gw.
"Saya mau menjelaskan sesuatu," kata Ten tiba-tiba.
Hah? Kenapa? Tadi dia ngomong kan?
-TBC-
Jangan lupa vote ya, Temen-temen;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Painting || Ten NCT/WAYV
FanfictionFebyola Callista atau bisa dipanggil Feby adalah gadis sma biasa yang sangat interaktif dan mempunyai banyak teman. Memiliki orang tua yang sangat super sibuk dan kakak laki-laki yang berkuliah di negeri orang membuat Feby sangat kesepian di rumah...