Yoongi menemani Jungkook yang tertidur dalam pelukannya. Tenang dan diam menjadi pilihan agar lelap sang adik tak terganggu. Pada malam yang sesungguhnya cukup damai itu justru membuat Yoongi merasa cemas dan takut. Pasalnya Jungkook kini terserang demam saking takutnya anak itu setelah bertemu dengan Hanbin.
Keberadaan Yoongi disampingnya dirasa tak memberikan efek apapun. Demam Jungkook masih juga tinggi meski Yoongi sudah mengganti beberapa kali kompresannya dan memberikan parasetamol. Jika sampai besok Jungkook masih begini, keputusannya makin bulat untuk membawa Jungkook ke rumah sakit.
Paman Kim membuka pintu kamar kedua keponakannya sambil membawakan makanan serta air kompresan untuk mengganti air komoresan Jungkook sebelumnya yang pastinya sudah tidak hangat lagi. Paman Kim meletakan semua barang itu ditempatnya dan mendekat pada Yoongi yang belum beranjak dari sisi Jungkook setelah anak itu pulang dari lembaga belajar.
"Makanlah dulu, Nak. Bibi sudah sangat prihatin pada kondisimu, Seokjin juga sudah menantikanmu dimeja makan sejak tadi" bijak Paman Kim.
"Sebentar paman" memang hati yang keras pun menyebabkan kepalanya keras pula. Yoongi tak akan bisa makan jika adiknya masih menggigil meski sudah dua selimut tebal yang menutupi tubuhnya.
"Jika butuh sesuatu, paman dan bibi bisa membantumu, Nak. Ingat paman adalah saudara ayahmu yang saat ini kau benci"
Paman Kim tau ini bukan situasi yang bagus untuk membicarakan tentang adiknya itu, tapi memang Yoongi harus mendengarkan ini. Dia sudah menimbang kalimatnya agar Yoongi mampu mendengarkan dengan tenang.
"Paman tau bagaimana tabiatnya. Memang banyak berubah sejak dia melakukan hal gila itu. Paman pun terkejut. Namjoon sudah memberitahu semuanya pada paman tentang perbuatannya. Memang lah sangat tidak bisa dimaafkan. Tapi, paman sempat mendengar Jungkook menggumamkan 'ayah' saat dia sedang tidur siang di ruang tamu. Sudah lama, tapi paman masih sangat mengingatnya"
Yoongi justru makin tidak ingin mendengar tentang ayahnya lagi. Yoongi tau pamannya adalah orang paling positif dan selalu memandang segalanya baik. Tapi Yoongi bukan seperti itu. Pemikirannya tidak bisa dipaksa.
"Paman, apakah aku harus menceritakan lagi apa saja yang dilakukan ayah sampai Jungkook seperti ini? Dia yang menyebabkan kami menderita. Lucunya, dia sempat minta maaf paman. Tapi sekarang dia justru bersama Hanbin untuk mencelakakan Jungkook!" Yoongi berbicara cepat dengan kesal dalam satu helaan nafas.
"Paman mengerti. Tapi paman tau, kalian tetap anak yang membutuhkan ayahnya"
"Tidak!" balas Yoongi cepat. "Aku tak butuh ayah. Jangan pernah mencoba untuk membuat ayah terlihat baik didepanku, paman" mohon Yoongi.
Yoongi lalu bangkit dari posisi bersimpuhnya disamping Jungkook. "Aku akan menghubungi Dokter, paman. Ku rasa Jungkook harus diperiksa dulu disini. Maafkan aku jika aku sangat lancang sekali pada paman" tanpa menunggu balasan Yoongi. Dia berlalu dan menutup pintu kamar Jungkook cepat-cepat.
Iya, pamannya benar memang anak akan membutuhkan sosok ayah dalam kehidupannya. Tapi bukan Yoongi. Dia sudah membuang sangat jauh semua tentang ayahnya. Kini hanya kebencian yang tersisa. Meski Jungkook menginginkan untuk bertemu dengan ayahnya, Yoongi tak akan mempertemukan mereka, sedetik pun tak akan!
***
Dokter Kai mengemasi barang-barangnya yang dia gunakan untuk memeriksa Jungkook. "Aku sarankan untuk menghubungi dokter penyakit dalam di rumah sakit. Memang ada masalah psikologis dari demamnya saat ini tapi tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan lanjut pada Jungkook" ujar Dokter Kai. Dokter itu tau bahwa dengan usulnya ini maka rahasia pasiennya akan terungkap. Tapi itu lebih baik, dia tak ingin ada hal serius selain meningitis yang kini Jungkook derita.
"Seserius itukah? Lalu bagaimana? Apa Jungkook bisa sembuh dari demamnya ini?" tanya Yoongi khawatir.
"Tentu bisa Yoongi, ini efek cemas yang berlebihan dan juga respon dari stress Jungkook yang meningkat. Tapi aku sarankan untuk memeriksa kondisi fisiknya juga"
"Jungkook merahasiakannya?"
"Ini dugaanku. Ada infeksi pada selaput otaknya"
Jawaban itu membuat Yoongi melemas. Butuh bantuan dari Seokjin untuk tetap membuatnya tegak. Menurut Dokter Kai, akan lebih baik jika Yoongi mengetahuinya sendiri dari pada dari orang lain. Dokter Kai mengerti benar bahwa Yoongi tak akan mempercayainya jika dia langsung bicara jujur tanpa bukti. Bertemu lebih dari beberapa kali dengan kakak adik itu membuatnya sangat mengerti tabiat masing-masing.
"Akan kubawa Jungkook ke rumah sakit sekarang" keputusan Yoongi langsung mengundang penolakan dari semua orang.
"Besok!" ungkap Seokjin sambil meraih kedua bahu Yoongi dengan kuat. "Biarkan Jungkook istirahat malam ini. Dia lelah Yoongi!" titah Seokjin tak diindahkan oleh Yoongi. Dia tegap kekeh membawa Jungkook menuju rumah sakit dengan mengatakan, "Hanya Jungkook yang aku punya, aku tak ingin kehilangannya, kak!"
"Yoongi, kau tidak melihat bahwa kami juga mengkhawatirkannya? Berapa kali aku harus bicara tentang mengendalikan kepanikanmu?"
Seokjin sadar bahwa sebagai orang yang tidak merasakan posisi Yoongi, dia terlalu banyak dan enteng sekali untuk berkata demikian.
"Ibu sebentar lagi bisa pulang, kak. Aku ingin Jungkook memeluknya. Bagaimana adikku bisa memeluk ibunya, JIKA DIA SAKIT SEPERTI INI!!" suara Yoongi semakin naik nadanya sampai pada akhir kalimat.
Inilah yang terjadi pada kakak beradik itu. Saat yang satunya lemah maka yang satunya dipaksa untuk kuat dan sialnya selalu Yoongi yang dipaksa untuk itu.
"Jungkook.." Yoongi kembali mendekat pada adiknya yang masih terlelap karena lemas akibat demamnya. "Apa kamu tidak pernah menganggap keberadaan kakak? Kenapa kamu jadi sakit begini? Bagaimana kakak bisa membahagiakanmu jika selalu seperti ini? Maafkan kakak dek.."
Untuk apa sebenarnya Yoongi minta maaf? Bukankah memiliki seorang kakak seperti Yoongi adalah kebahagiaan untuk adik yang seperti Jungkook. Sedari dulu, Yoongi adalah kakak yang baik untuk Jungkook.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Of Me [Mikrokosmos pt.2] || END
FanficKami berkumpul kembali setelah terpisah dengan berbagai hal buruk yang berhasil kami hadapi. -Yoongi Aku berusaha dengan keterbatasanku untuk membahagiakan kakak dan ibuku -Jungkook @2019 semua gambar dari printerest