13. Kami Masih Bisa Bahagia

1.4K 180 3
                                    

Liburan menjadi hal yang mereka lakukan setelah Yoongi diwisuda. Tempat yang mereka pilih juga tidak terlalu spesial. Mereka hanya bertolak menuju Kota Jeju. Mereka ingin pergi ke tempat yang hanya berbau alam dan udaranya yang sejuk. Selain itu liburan terlalu jauh juga tak baik untuk Jungkook.

Yoongi dan Jungkook ditemani oleh Hopie, Jimin, Jihwan dan juga Namjoon yang mengambil libur sejenak untuk menikmati waktu bersama teman-temannya. Seokjin sudah menjadi seorang pebisnis belum bisa membagi waktu. Restorannya memiliki kemajuan yang pesat. Mungkin juga sebentar lagi Yoongi akan dipecat karena tidak mungkin Seokjin akan terus mempekerjakan sepupunya sendiri. Seokjin tidak bisa terlalu lama untuk tega.

Yoongi sudah terbangun lebih awal seperti biasa. Hari ini mereka berencana untuk berkeliling, sekedar mencari makan diluar dan juga menghabiskan waktu bersama. Yoongi membantu Jungkook memakai jaketnya lalu Yoongi memakaikan alat bantu dengar pada kedua telinga Jungkook. Hatinya masih terasa seperti dicubit saat memakaikannya ada rasa nyeri yang pasti muncul saat adiknya harus mengenakan alat itu.

"Jungkook bisa mendengar Kakak?"

Adiknya mengangguk lucu lalu tersenyum sambil menjawab, "Aku baik-baik saja, Kak". Yoongi percaya. "Ada yang kau butuhkan lagi?" tanya Yoongi dengan penuh perhatian.

"Tongkatku, Kak"

Ah iya. Yoongi lupa bahwa Jungkook harus membawanya juga. Dua alat yang membantu adiknya beraktivitas tidak boleh tertinggal. Lain kali, Yoongi tidak boleh melupakannya.

"Sudah?"

Jungkook hanya menggumam untuk menjawabnya. Lalu saat dirasa harus menanyakan sesuatu, maka Jungkook menyambung ucapannya, "Kemana kita hari ini, Kak?"

"Pantai"

Jungkook tersentak. Dia harap dia tidak salah dengar. Pantai. Iya kan?

"Pantai, Kak? Sungguh? Iya?"

Yoongi senang sekali melihat semangat dan senyuman dari wajah adiknya. Yoongi suka pantai tapi dia tidak tau kalau itu juga menurun pada Jungkook. Karena selama ini memang Yoongi tak mengijinkan Jungkook pergi terlalu jauh. Ini, adalah liburan pertama mereka setelah Jungkook keluar dari rumah sakit untuk menjalani pengobatan.

"Kakak tidak tau kamu bisa sesemangat ini. Tapi kita akan makan dulu sebelum ke pantai"

***

Ujin Haejangguk menjadi tempat pilihan mereka untuk sarapan. Sebenarnya Namjoon hanya asal memberikan rekomendasi karena dia tau teman-teman yang dia ajak liburan ini bisa makan apa saja.

"Jadi, kau akan menetap disini, Hopie?" pertanyaan Jimin menjadi pembuka untuk selingan mereka sambil menyantap makanan. Hopie hanya mengangguk saja karena mulutnya masih penuh dengan makanan. Untuk itu dia harus minum jusnya terlebih dahulu sebelum menjawab, "Aku mendapat pekerjaan disini dan keluargaku juga akan pindah kemari karena kakekku yang sudah sakit. Katanya mau kumpul keluarga sebelum dia pergi"

"Kak Hopie kejam sekali bicaranya" sanggah Jihwan yang ikut bergabung dalam perbincangan mereka.

"Jihwan memang seperti itu orang tua. Ya habis bagaimana lagi kakekku hanya seorang diri dan hanya ayahku putranya. Seperti itulah"

Aku dan Jungkook juga hanya memiliki ayah sebagai orang tua kami, jika dia sedang sakit...atau bertambah tua suatu hari nanti...

"Kak Yoongi, bolehkah aku minta tolong jus jeruk milikku. Aku lupa dimana tempatnya" pinta Jungkook dengan suara pelan yang sesungguhnya dia menoleh kesebelah kiri tempat Namjoon duduk disana. Namjoon yang menyadari Yoongi sedang memikirkan sesuatu kini harus menerima bantuan Namjoon. Dengan senang hati temannya itu mau memberikan jus pada adiknya dan menerima ucapan terima kasih yang tulus dari dirinya dan Jungkook.

Namjoon tau Yoongi sedang memikirkan ayahnya. Sekeras apapun wataknya, Yoongi tetap membutuhkan orang tua. Sejak dia kecil Yoongi dan Jungkook tak pernah mendapatkannya. Namjoon yang mengetahui kisah pahit mereka juga sudah melihat berbagai macam kesedihan yang Yoongi tunjukan.

"Jungkook kau berencana untuk kembali belajar?" pertanyaan Jihwan tak dijawab oleh Jungkook. Anak itu masih asik dengan sedotan dan jus jeruk yang sedari tadi masih ia minum. Agaknya dia sangat kehausan dan tenggorokannya butuh dialiri oleh minuman. Karena Jungkook yang tak kunjung berespon Yoongi harus turun tangan. Dia menyibakkan poni rambut Jungkook ketelinga kirinya lalu mengulang pertanyaan Jihwan, "Jungkook, Jihwan baru saja bertanya padamu. Apa kau punya rencana untuk belajar lagi bersamanya di lembaga?"

Sekarang Jungkook paham asal dari dengungan tidak jelas yang baru saja masuk ketelinganya. Ternyata itu dari suara Jihwan. "Aku tidak tau Jihwan.." jawab Jungkook singkat lalu dia kembali pada jus jeruk yang masih lebih dari setengah gelas.

"Maaf Jihwan" kata Yoongi dengan rasa bersalah. Dia tidak enak karena Jungkook harus merespon pertanyaan Jihwan cukup lama dan harus mengulang pertanyaan darinya. Tanpa keraguan Jihwan menjawab, "Tidak apa-apa Kak Yoongi"

***

Pantai.

Akhirnya Jungkook merasakan angin yang sangat segar menyapu tubuhnya. Meski dia hanya duduk diam tapi kedua kakinya yang merasakan air pantai akibat ombak itu sangat menyenangkan baginya. Pasir yang dia duduki bagai kasur yang amat lembut. Netra kosongnya tetap dia arahkan kedepan. Meski dia tidak bisa melihat keindahan pantai Jungkook tak menyesal untuk datang kemari.

"Suka?" tanya Yoongi singkat sambil mengusak kepala adiknya dengan lembut. Meski dengan usapan pelan rambut adiknya masih tetap rontok. Segera Yoongi gigit bibir bawahnya lalu memalingkan wajah pada teman-temannya yang asik bermain air dan Jihwan yang terduduk dengan menikmati beberapa makanan ringan.

"Kak, apa rambutku rontok? Sepertinya semakin tipis saja saat aku menyisirnya pagi ini"

Tutur kata yang terlampau tenang itu sama sekali tak memperbaiki suasana hati Yoongi.

"Kalau Kak Yoongi diam berarti benar. Aku tau Kak Yoongi masih duduk disebelahku dan aku masih bisa mendengar dari jarak sedekat itu"

"Iya" jawab Yoongi dengan suara yang pelan dan nada rendah. "Apa kepalamu sakit? Kita bisa pulang sekarang"

"Kita kesini untuk liburan, Kak. Bukan untuk mengobati aku yang sakit" Yoongi tau itu. Yoongi juga tak menginginkan adiknya sakit. "Kak Yoongi, apa boleh aku bertanya kabar ayah pada Kak Namjoon?"

Pandangan Yoongi yang semula menatap lurus pada ombak pantai kini dia arahkan pada adiknya. Cukup lama dia harus berfikir untuk membolak-balik berbagai alasan dan juga keputusan untuk mengijinkan adiknya atau tidak.

"Aku ingin menemui Ayah, Kak"

Yoongi harus ekstra memutar otaknya lagi. Dia harus menyampingkan rasa egois dan juga kebenciannya pada sang ayah. Darah dalam tubuhnya tetaplah darah seorang Min yang diturunkan olehnya.

"Kita Jungkook. Kita akan menemui ayah bersama-sama"

Best Of Me [Mikrokosmos pt.2] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang