5. Aku Menemukanmu

1.8K 195 15
                                    

Yoongi dan Hopie menyusul Jungkook dilembaga belajarnya. Terlihat adiknya itu sedang berbicara dengan pemuda yang duduk dikursi roda. Hopie menyenggol lengan Yoongi dengan sikunya, "Park Jihwan, adiknya Jimin". Kini Yoongi paham adiknya itu sedang tertawa dengan siapa.

Yoongi berjalan dengan pelan menujunya.
Jihwan yang menyadari ada seseorang mendekat segera memundurkan kursi rodanya dan menunduk singkat. Tapi yang Yoongi lakukan justru meletakan jari telunjuknya didepan bibir sambil menggelengkan kepala. Jihwan menarik bibirnya lalu mengangguk kecil beberapa kali.

"Jihwan, kau masih disana?"

Jihwan langsung menoleh pada Jungkook dan menjawab dengan deheman halus saja.

"Kau biasanya pulang dengan apa?" tanya Jungkook.

"Nanti ada sopir yang menjemputku. Kau sendiri akan menunggu Kak Yoongi didepan lembaga?"

"Hari ini aku akan kontrol dengan Dokter Kai. Dia psikiater, Jihwan. Temanmu ini punya gangguan kejiwaan"

Yoongi, Hopie dan Jihwan tak berkedip mendengar Jungkook yang menceritakan tentang terapinya. Gangguan kejiwaan. Kata itu kini mengisi benak ketiganya.

"Tapi Jihwan. Aku sudah akan menghentikan terapiku. Aku sembuh, aku bisa berinteraksi denganmu seperti ini. Awalnya aku takut pada orang lain. Aku terkesan menutup diriku dan menganggap aku adalah orang yang paling rendah. Tapi kau tau apa? Kakakku, Kak Yoongi. Dia mengubah semua mindsetku. Dia bilang suatu saat aku akan menemukan alasan untuk aku mencintai diriku sendiri. Aku sedang berusaha untuk itu Jihwan"

Jihwan mengangkat kepalanya pada Yoongi yang kini terdiam. Yoongi tak percaya selama ini sosoknya bernilai sekali dalam benak Jungkook.

"Kalau aku menunggu kak Yoongi di halte. Aku bukan hanya diam saja, Jihwan. Aku berfikir tentang bagaimana seseorang sepertiku bisa mandiri. Aku sudah sangat menyusahkan Kak Yoongi. Kasihan Kak Yoongi harus bekerja keras demi aku dan ibuku. Superheroku..memang luar biasa"

Lubuk hati ketiganya diliputi rasa haru. Jika Jungkook mengetahui ada Yoongi dan Hopie disamping mereka, pasti Jungkook tidak akan sejujur ini.

"Jihwan, jika kau mengetahui informasi tentang pekerjaan atau apapun yang bisa aku lakukan. Beri tahu aku ya. Aku akan mengambilnya"

Jihwan melirik Yoongi sejenak lalu memberikan jawaban, "Iya, Jungkook terimakasih banyak untuk pengalamanmu. Kau juga telah berjuang luar biasa agar bisa bertemu kakakmu. Aku harus pergi dulu. Kau masih disini sampai selesai membaca kan?"

Setelah Jungkook menjawab iya dan mereka memastikan Jungkook tidak pergi dari sana. Mereka bertiga menjauh, menjauh sampai Jungkook tak bisa mendengar apa yang mereka perbincangkan.

***

"Jihwan, aku minta maaf karena kau baru saja sembuh dan aku harus membicarakan tentang kecelakaan itu" Yoongi tak enak hati. Dia memulai percakapan dengan permintaan maaf dan juga permohonan agar Jihwan bisa mengerti.

"Aku baru saja diberitau Kak Jimin dan aku akan membantu. Kecelakaan itu sebagai bentuk peringatan untuk Kak Yoongi dari Hanbin. Ada surat yang ditinggalkan disana"

"Iya. Jimin dan Namjoon sudah menceritakan itu padaku. Jihwan kau yakin itu Hanbin?"

Jihwan merogoh sakunya. Dia menyimpan barang itu. Dia memintanya dari polisi agar ditunjukan pada Yoongi.

"Kak Yoongi pasti mengenal benda ini"

Cincin nikah ayah dan ibu mereka.

Tubuh Yoongi melemas dan bersandar pada kursi. Melihat reaksi Yoongi yang seperti ini, Jihwan dan Hopie paham jawabam yang mereka terima adalah iya.

"Kecelakaan itu tak membuat aku langsung tak sadarkan diri. Aku..mendengar suara Hanbin yang meletakan surat disaku jaketku. Dia jujur bahwa dia adalah Hanbin lalu menyelipkan benda ini dalam saku jaketku juga. Setelahnya aku..aku dipukul lalu aku tak ingat apa-apa lagi"

Untuk seukuran orang yang mengalami kecelakaan, koma, sadar sebulan yang lalu, dan kembali menceritakan kejadian yang menyakitkan. Jihwan sepertinya adalah orang yang berhati besar dan begitu baik. Dia tak seperti adiknya yang butuh proses panjang untuk menerima kenyataan.

"Tidak ada seseorang disana selain Hanbin, Kak"

Hopie dan Yoongi menegakkan tubuh dan mengumpulkan fokus lebih lagi.

"Hanya Hanbin yang ada bersamaku. Dia hanya memintaku memberikan ini pada Kak Yoongi, katanya Kak Yoongi akan tau ini milik paman Min"

"Ayah sempat meminta maaf padaku, tapi aku sungguh sangat membencinya. Aku tak ingin dia kembali masuk dalam kehidupan kami" keputusan final Yoongi tak akan berubah. Ditambah dengan kejadian ini, Yoongi tentu semakin muak dengan keberadaan ayahnya.

***

Disaat mereka bertiga masih melakukan percakapan dijauh sana, sudah ada seseorang duduk didepan Jungkook yang masih fokus membaca dengan meraba buku dengan huruf braille. 

Seseorang itu memakai seragam keamanan. Tentu tak ada yang curiga. Satu lagi seseorang datang  bergabung dengan keduanya. Seseorang ini memakai seragam kebersihan. Untuk beberapa saat mereka membiarkan Jungkook tak menyadari kedatangan mereka. Saling melempar smirk sebentar. Seseorang dengan seragam kebersihan membungkukan badannya, sampai kedua bibirnya tepat didepan telinga kanan Jungkook.

"Jungkook!" dingin, penuh penekanan. Suara datar yang menakutkan dan menyeramkan. "Aku kakakmu, Hanbin"

Hanbin

Hanbin

Han-bin..

Jungkook langsung tak bergerak dengan kedua bola mata yang bergulir cepat. Suara dari kisah masa lalunya.

"Kau tak merindukan sentuhanku?"

Seseorang yang telah melecehkannya, memukul, membentak, menyiksa, membuatnya buta, menderita setengah mati. Jungkook tak tau apakah dia tengah berhalusinasi atau memang dia sedang berbicara dengan Hanbin.

"Aku dengar kau butuh pekerjaan untuk Yoongi. Kau mau bekerja? Memuaskanku?"

Jungkook mengepalkan kedua tangannya. Tanpa sadar dia merobek beberapa lembar bukunya.

"Aku tak akan menyakitimu. Aku hanya akan memberikan sentuhanku saja"

Jungkook makin menegang dengan kepalan tangan yang semakin kuat diatas meja. Kedua bola mata kosongnya ia pejamkan rapat, ingatannya mulai menayangkan kembali saat dirinya dilecehkan, rasa sakitnya, perlakuan Hanbin, sentuhan dan demi apapun Jungkook merasa jijik pada tubuhnya sendiri.

"A-aku a-ku m-m-mo-hon, j-ja-jangan.."

Hanbin makin kurang ajar, tangannya tergerak membelai setiap sisi wajah Jungkook.

"PERGI!!"

Memberontak dan membanting semua yang didekatnya adalah yang dilakukan Jungkook. *

Best Of Me [Mikrokosmos pt.2] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang